Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Rawon dan Semur Daging yang Sama-sama Hitam

ilustrasi rawon dan nasi (commons.wikimedia.org/Fiskal Purbawan)
ilustrasi rawon dan nasi (commons.wikimedia.org/Fiskal Purbawan)

Pernah bingung membedakan rawon dan semur daging? Keduanya sama-sama berwarna hitam pekat, tapi ternyata mempunyai cita rasa dan sejarah yang berbeda.

Dengan mengenal perbedaan keduanya, kamu bisa lebih menghargai keunikan kuliner Nusantara. Setiap hidangan mempunyai ciri khas yang membuatnya istimewa. Jadi, jangan cuma menilai dari warnanya saja, ya. Yuk, simak artikel ini sampai habis supaya kamu tidak salah sebut lagi.

1. Asal-usul yang berbeda

Ilustrasi semur daging (vecteezy.com/premsira.k752309)
Ilustrasi semur daging (vecteezy.com/premsira.k752309)

Rawon berasal dari Jawa Timur dan dikenal sebagai salah satu kuliner khas Surabaya dan sekitarnya. Sedangkan semur daging lebih banyak ditemui di wilayah Betawi dan Jawa Barat dengan pengaruh kuat dari kuliner Belanda. Dari sini saja sudah terlihat bahwa keduanya mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.

Sejarah ini turut membentuk rasa dan cara memasaknya. Rawon lahir dari tradisi rempah khas Jawa Timur, sementara semur daging lahir dari perpaduan bumbu lokal dengan kecap manis warisan kolonial. Keduanya pun berkembang menjadi hidangan istimewa yang dicintai banyak orang.

2. Bumbu utama penentu rasa

ilustrasi rawon (commons.wikimedia.org/Indonesiagood)
ilustrasi rawon (commons.wikimedia.org/Indonesiagood)

Rawon menggunakan kluwek sebagai bumbu utama yang memberikan warna hitam dan rasa khas yang sedikit pahit dan gurih. Sedangkan semur daging mengandalkan kecap manis yang membuat kuahnya lebih manis, kental, dan beraroma rempah yang lembut. Perbedaan bumbu ini membuat rasa keduanya sangat berbeda meski sama-sama hitam.

Selain itu, rawon biasanya juga memakai campuran rempah seperti lengkuas, jahe, dan ketumbar untuk menciptakan cita rasa gurih yang khas. Sementara semur daging cenderung memakai pala dan kayu manis untuk memperkaya aroma manisnya. Dari sinilah lahir dua sensasi rasa yang unik di lidah.

3. Tekstur dan kekentalan kuah

ilustrasi semur daging Betawi (vecteezy.com/ikarahma)
ilustrasi semur daging Betawi (vecteezy.com/ikarahma)

Rawon memiliki kuah yang relatif encer dengan warna hitam pekat dari kluwek. Kuah rawon biasanya terasa segar dan gurih sehingga cocok disantap dengan nasi hangat dan sambal. Berbeda dengan semur daging yang kuahnya lebih kental karena banyaknya penggunaan kecap manis.

Kuah semur juga cenderung berminyak dan beraroma rempah manis. Kekentalan kuah ini bikin semur lebih cocok dijadikan lauk pendamping nasi atau lontong. Walaupun sama-sama hitam, tekstur kuahnya langsung terasa beda saat disendok.

4. Rasa dominan yang kontras

ilustrasi rawon (pixabay.com/delicate_alamode)
ilustrasi rawon (pixabay.com/delicate_alamode)

Rasa rawon didominasi gurih dan sedikit pahit dari kluwek yang membuatnya terasa khas dan tajam. Semur daging justru lebih manis dan lembut di lidah dengan sedikit rasa gurih dari daging yang dimasak lama. Inilah yang membuat penggemar kuliner sering mempunyai favorit sendiri.

Rawon juga biasanya mempunyai aroma lebih tajam yang memikat hidung sejak suapan pertama. Sebaliknya, semur menawarkan kelezatan manis yang lebih cocok untuk semua umur, termasuk anak-anak. Jadi, soal rasa, keduanya mempunyai pesona berbeda yang sama-sama menggoda selera.

5. Pelengkap dan cara penyajian

ilustrasi semur daging (vecteezy.com/Khoidir .)
ilustrasi semur daging (vecteezy.com/Khoidir .)

Rawon biasanya disajikan dengan tauge pendek, sambal, dan kerupuk udang. Beberapa daerah juga menambahkan telur asin sebagai pelengkap. Semur daging lebih sering disajikan dengan kentang, tahu, atau telur rebus, serta ditaburi bawang goreng.

Pelengkap ini bukan hanya hiasan, tapi juga memperkaya rasa dan tekstur hidangan. Jadi, meski sama-sama berkuah hitam, rawon dan semur mempunyai cara penyajian yang membuat tampilannya semakin berbeda. Inilah yang bikin keduanya tetap mempunyai tempat spesial di hati pencinta kuliner.

Nikmati ragam kuliner Nusantara tanpa takut salah sebut lagi. Siap jelajahi rasa selanjutnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us