Sampah Baterai Kendaraan Listrik Bisa Mengancam Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hampir semua pabrikan otomotif kini mengalihkan perhatian mereka ke kendaraan listrik. Sebab motor atau mobil listrik adalah masa depan transportasi. Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga lebih efisien dan powerful dibandingkan mesin konvensional.
Tapi kendaraan listrik menyisakan persoalan serius yang belum terjawab, yakni baterai kendaraan listrik yang sangat sulit didaur ulang. Padahal usia pakai baterai tersebut rata-rata hanya 10 tahun.
"Bagaimana mendaur ulang baterai kendaraan listrik pada beberapa dekade ke depan? Karena baterai yang beredar sekarang tidak didesain untuk bisa didaur ulang dengan mudah," kata Dana Thompson, peneliti dari University of Leicester, seperti dikutip dari science.org.
1. Saat ini sampah baterai belum jadi masalah
Thomson mengatakan masalah baterai saat ini belum menjadi konsen banyak pihak karena populasi kendaraan listrik masih sangat sedikit. Tapi, beberapa dekade kemudian, ketika kendaraan listrik sudah mendominasi, sampah baterai listrik akan menjadi problem utama.
Sebab sampah mobil listrik itu sangat beracun, sehingga tidak akan mudah mendaur ulangnya. Kebanyakan baterai kendaraan listrik saat ini juga menggunakan perekat permanen yang sulit sekali dilepas, beberapa bagian baterai juga mengandung bahan kimia berbahaya.
Baca Juga: Mobil Listrik Xiaomi Semakin Dekat
2. Jutaan unit mobil listrik akan menyerbu dunia
Editor’s picks
Sejumlah pengamat industri memprediksi setidaknya 145 juta unit kendaraan listrik akan beredar di dunia pada 2030. Itu artinya akan ada 145 juta baterai mobil listrik yang kelak akan menjadi sampah.
"Lalu kita baru akan menyadari baterai kendaraan listrik ini akan menjadi isu global,," kata Thompson.
Thompson mengingatkan, ketika baterai telah habis masa pakainya, maka keuntungan nol emisi gas buang yang kita dapatkan juga berakhir. Sebaliknya, timbunan sampah baterai tersebut justru akan menjadi masalah baru dunia.
3. Daur ulang baterai menjadi solusi
Saat ini dunia mulai fokus mencari solusi agar baterai bekas kendaraan listrik bisa segera diatasi. Departemen Energi Amerika Serikat bahkan telah menggelontorkan dana hingga 15 juta dolar AS untuk proyek ReCell Center untuk mendaur ulang baterai.
Sementara Inggris juga telah meluncurkan proyek ReLiB yang melibatkan banyak institusi. Pabrikan otomotif juga diharapkan bisa memberikan solusi yang jelas mengenai daur ulang baterai yang mereka produksi.
"Semakin cepat, semakin baik," kata Linda Gaines, pelaku industri daur ulang baterai dari DOE's Argonne National Laboratory.
Baca Juga: Mobil Listrik Baojun KiWi Dijual Mulai Rp154 Juta