Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat Energi

Indonesia mengirimkan 26 tim dalam kompetisi ini. Keren!

Sepang, IDN Times - Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2019 kembali digelar di Sirkuit Sepang Malaysia. Acara ini digelar mulai 29 April hingga 2 Mei 2019. Dengan bertemakan Shell Make the Future Live Malaysia 2019, Shell berupaya untuk menyadarkan dan mengajak generasi millennials untuk mencari solusi menghadapi energi di masa depan.

Anak muda ditantang untuk menciptakan mobil yang sehemat mungkin dengan berbagai sumber energi alternatif.

1. SEM 2019 diikuti lebih banyak peserta dengan inovasi terbaru

Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat EnergiIDN Times/Kevin Handoko

Meskipun SEM pernah diadakan pada 2018 lalu, SEM 2019 memiliki perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari peserta yang lebih banyak hingga adanya inovasi yang terbaru.

“Tahun ini kita melihat banyak sekali inovasi-inovasi yang baru dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini peserta sangat kompetitif dan lebih disiplin. Dan tahun ini ada tiga tim yang semua personelnya perempuan,” ujar General Manager SEM, Norman Koch di Sepang, Selangor, Malaysia, Rabu (1/5).

Baca Juga: Dibandrol Rp24 Jutaan, Ini Tiga Hal Tentang Motor Listrik Gesits

2. Juara SEM 2018 dari ITS Surabaya kembali mengikuti kompetisi

Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat EnergiIDN Times/Kevin Handoko

Suksesnya SEM 2018 memicu antusias para mahasiswa dan universitas dari berbagai negara untuk mengikuti perlombaan tersebut. Tahun ini, lebih dari 100 tim beranggotakan mahasiswa dari 18 negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, Indonesia mengirimkan 26 tim dari 20 universitas berbeda untuk ikut dalam kompetisi ini. Tentunya sang juara SEM 2018, Tim SapuAngin ITS Surabaya kembali mengikuti kompetisi ini untuk mempertahankan gelarnya.

3. Ada 2 jenis mobil yang dilombakan

Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat EnergiIDN Times/Kevin Handoko

Ada dua tipe mobil yang dilombakan dalam ajang SEM Asia 2019. Tipe pertama adalah urban concept, atau konsep mobil pada umumnya yang memiliki empat roda, dan lebih mainstream untuk dijalankan.

Sedangkan tipe kedua adalah prototype, atau mobil konsep yang lebih rendah dan runcing. Tipe prototype dibuat untuk memaksimalkan efisiensi energi.

Baca Juga: Ini Deretan Mobil Pencuri Perhatian di IIMS 2019

4. Menggunakan 3 sumber energi variatif

Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat EnergiIDN Times/Kevin Handoko

Dalam SEM Asia 2019, mobil yang ikut serta dalam perlombaan hanya boleh menggunakan tiga jenis sumber energi. Di antaranya Internal Combustion atau di Indonesia kita lebih mengenalnya dengan istilah ‘bahan bakar’ seperti bensin, solar, dan ethanol.

Kedua, sumber energi dari baterai listrik, seperti mobil listrik pada umumnya. Dan yang ketiga, sumber energi dari hydrogen yang berupa gas hydrogen.

5. Bukan siapa yang tercepat, tapi yang paling hemat energi

Shell Eco-marathon Asia Tantang Millennial Ciptakan Mobil Hemat EnergiIDN Times/Kevin Handoko

Jika mendengar kata balapan, pasti yang langsung terbayang adalah saling susul ataupun adu kecepatan. Namun, SEM Asia 2019 tidak melihat dari segi kecepatan, melainkan siapa yang terhemat.

Dari beberapa kategori sumber energi, kecepatan mobil dilihat dari satuan pemakaian energi. Untuk tipe internal combustion dilihat dari berapa kilometer per liter. Sama seperti menghitung konsumsi bahan bakar mobil pada umumnya.

Sementara, pada energi baterai dilihat berapa km/Kwh. Begitu juga dengan energi hydrogen, dilihat berapa m3/liter.

Baca Juga: 7 Kendaraan Elektrik Hemat Energi & Anti Polusi, Bikin Ingin Punya!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya