Biar Mobil Matik Tetap Awet, Hindari 4 Kebiasaan Ini 

Banyak yang keliru saat menghadapi turunan

Jakarta, IDN Times - Mengemudi mobil bertransmisi otomatis memang lebih gampang dibandingkan manual. Sebab kamu gak perlu repot-repot mengganti gigi dan menginjak pedal kopling.

Namun tetap ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan biar transmisi otomatis mobilmu berumur panjang dan performanya selalu terjaga. Nah, berikut empat hal yang harus kamu hindari agar mobil matikmu awet. 

1. Jangan gunakan mode netral ketika turunan

Biar Mobil Matik Tetap Awet, Hindari 4 Kebiasaan Ini euronews.com

Banyak pengemudi yang menggunakan mode netral pada mobil matic saat turunan. Alasannya biar hemat bahan bakar. Padahal kebiasaan ini berbahaya, loh. Sebab dalam keadaan netral, roda mobil terpisahkan dari mesinnya, sehingga sistem engine brake pun tak berfungsi.

Beban mengerem pun dilimpahkan seluruhnya pada sistem rem utama. Akibatnya, rem utama akan lebih cepat aus. So, jangan pernah masuk ke mode netral saat turunan, ya.

Oya, mesin bertransmisi otomatis kini semakin canggih dan cerdas sehingga sistem akan secara otomatis memotong pasokan bahan bakar ke mesin saat turunan.

2. Jangan ganti persneling saat mobil melaju

Biar Mobil Matik Tetap Awet, Hindari 4 Kebiasaan Ini cars.com

Salah satu perbedaan mendasar antara menyetir mobil manual dan mobil matik adalah waktu mengganti persneling. Pada mobil manual, mengganti persneling biasa dilakukan saat mobil bergerak. Sementara mengganti persneling di mobil matik dilakukan ketika mobil dalam keadaan diam. 

Teknik pindah persneling mobil matik dibiasakan demikian bukan tanpa alasan. Jika persneling mobil matikmu dipindahkan sambil menyusuri jalanan, komponen transmisi yang dimilikinya dipaksa untuk berubah arah dengan cepat. Kalau kebiasaan ini terlalu sering dilakukan, risikonya adalah performa girboks mobil yang turun.

3. Jangan aktifkan mode parkir sebelum mobil benar-benar berhenti

Biar Mobil Matik Tetap Awet, Hindari 4 Kebiasaan Ini ilustrasi parkir mobil (Unsplash/Matt Alaniz)

Yang terjadi saat mobil dalam mode park adalah poros transmisi yang tersambung dengan ban mobil akan terkunci dengan sebuah pin. Dengan demikian, ban mobil tidak dapat bergerak. 

Jadi, bisa ditebak kan apa yang terjadi kalau mobil masih bergerak padahal ban sudah terkunci? Pin pengunci poros yang sudah terpasang bisa patah karena paksaan agar ban tetap bekerja. Jika pin patah, senang tidak senang kamu pun harus mengeluarkan biaya untuk memperbaikinya. 

Kalau kamu sudah mengaktifkan mode park tapi harus merapikan posisi parkirmu lagi, jangan lupa untuk terlebih dahulu memindahkannya ke mode berkendara, ya!

4. Jangan tunda mengganti automatic transmission fluid (ATF)

Biar Mobil Matik Tetap Awet, Hindari 4 Kebiasaan Ini Carused.jp

Cairan transmisi berfungsi melumasi bagian-bagian dalam transmisi. Selain itu ia juga berguna mengurangi aus yang dapat ditimbulkan dari gesekan dan panas. 

Mobil matik menghasilkan panas yang lebih tinggi. Panas yang diproduksi mengakibatkan lebih banyak juga karbon yang dirilis. Penting untuk diketahui bahwa karbon yang produksi dapat mencemari cairan transmisi.

Karbon yang mengendap tersebut lama-lama akan mengental dan mengurangi kualitas pelumasan cairan transmisi. Hal ini bisa menyebabkan proses perpindahan persneling transmisi tidak berlangsun dengan baik. 

Kebanyakan produsen mesin merekomendasikan untuk mengganti cairan transmisi setiap 30.000 hingga 60.000 mil. So, jangan sampai telat, ya!

Baca Juga: Transmisi Otomatis Ternyata Banyak Ragamnya, Mana Paling Nyaman? 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya