Kisah Miris Mobil Cabriolet, Sempat Jadi Tren Kini Nyaris Terlupakan 

Cabriolet pernah jadi tren jauh sebelum SUV

Jakarta, IDN Times - Seperti fashion, tren mobil pun terus berubah. Saat ini mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) sedang naik daun. Tapi pernah ada masa ketika mobil-mobil tanpa atap menjadi idaman setiap orang.

Menyetir mobil tanpa atap, biasa disebut mobil cabriolet, memang bisa mendongkrak level kekeceanmu. Bayangkan duduk di balik kemudi dengan beratap langit. Berkacamata hitam dengan sebuah gitar bersandar di jok belakang. Semua orang pasti bakal melirik, deh.

Tapi itu dulu. Dulu sekali sebelum jalanan menjadi macet dan udara disesaki polusi. Sekarang tak banyak lagi mobil cabriolet yang berkeliaran di jalanan. Selain macet dan polusi, cuaca juga sepertinya sudah tidak lagi mendukung.

"Makin sedikit convertible baru yang dijual di pasaran, gak hanya di Indonesia bahkan dunia sekalipun," kata blogger otomotif, Oscar Soeryanto May, dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, Selasa (28/7/2020).

Penasaran dengan mobil cabriolet? Berikut kisah naik-turunnya si mobil tanpa atap di dunia otomotif. 

1. Pasar cabriolet sempat dibangkitkan oleh Mazda MX-5

Kisah Miris Mobil Cabriolet, Sempat Jadi Tren Kini Nyaris Terlupakan ar.pinterest.com/ Vítor Proença

Menurut Oscar pasar cabriolet mengalami kebangkitan pada tahun 1989. Saat itu Mazda merilis MX-5, mobil tanpa atap yang dibanderol relatif murah. Kehadiran MX-5 cukup menarik perhatian karena biasanya mobil-mobil cabriolet dibanderol mahal. 

"Saat itu Mazda membuktikan kalau sebenernya masih ada pasar mobil convertible murah, dan orang ramai-ramai buat convertible,” jelas Oscar.

Oscar mengatakan puncak produksi cabriolet bisa dilihat hingga memasuki tahun 2000-an. Banyak produsen-produsen mobil yang menjual cabriolet murah di kelasnya. Indonesia pun merasakan imbasnya di masa ini. 

“Bahkan banyak juga mobil convertible yang 'murah' dan masuk Indonesia. Seperti MX5, Fiat 500C, VW Beetle Cabriolet, Mercedes SLK, BMW Z4, Mini Convertible, dan banyak lagi,” sambungnya.

2. Cabriolet 'murah' tergerus mobil dari kelas high-end

Kisah Miris Mobil Cabriolet, Sempat Jadi Tren Kini Nyaris Terlupakan mercedes-benz.com

Oscar mengatakan pasar cabriolet murah di Indonesia mulau lesu seiring hadirnya mobil-mobil dari kelas yang lebih tingg, seperti Range Rover Evoque. 

"Kalau dipikir-pikir, kehadiran Range Rover Evoque di Indonesia membuat orang kaya baru mulai ganti mobil buat mejeng. Dari VW Beetle Cabrio atau Mercedes SLK atau Fiat 500 ke Evoque,” kata Oscar.

Sementara dari pasar sesama cabriolet, Mercedes mengeluarkan E-Class Cabriolet di Indonesia. Harga cabriolet E-Class ini diketahui melampaui Rp1 miliar saat itu.

"Dan suddenly semua orang beli E-Class Cabriolet karena yah, muat banyak. Tadinya sempit-sempitan di mini atau VW, sekarang bisa mejeng bareng di E-Class," lanjutnya.

3. Faktor tren juga meminggirkan cabriolet

Kisah Miris Mobil Cabriolet, Sempat Jadi Tren Kini Nyaris Terlupakan ferrari.com

Selain karena masuknya mobil dari kelas yang lebih tinggi, pasar cabriolet murah juga semakin tergerus oleh kilaunya karena tren otomotif yang dinamis dan orang-orang cenderung mengikuti tren tersebut. 

"Pas ada tren wagon ikut wagon. Sekarang tren Jimny ikut Jimny. My point is, Convertible murah jadi out of fashion aja sih. Pasarnya entah dia pindah, atau naik kelas ke Porsche Boxster atau Ferrari Portofino," kata Oscar. 

Baca Juga: Mazda Indonesia Luncurkan All-New Mazda CX-30 Pekan Depan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya