Mengenal Fungsi Busi: Komponen, Cara Kerja, dan Jenisnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Busi merupakan komponen penting pada kendaraan, baik mobil ataupun motor. Meski ukurannya kecil, tapi busi berperan pada proses pembakaran.
Apabila busi bermasalah, mustahil kendaraan dapat menyala. Ini karena pembakaran gak berjalan optimal. Di luar daripada itu, sebenarnya busi masih memiliki beberapa fungsi penting lainnya, baik pada mobil dan motor. Maka dari itu, yuk, ketahui sejumlah fungsi busi lengkap di bawah ini!
Fungsi busi
Meski berukuran kecil, tapi fungsi busi terbilang penting pada sistem pengapian kendaraan, lho. Busi berperan mengubah tegangan listrik dari koil menjadi percikan api pada ruang mesin yang sudah dikompresi.
Baca Juga: Busi Lama Gak Diganti, Ini Deretan Risikonya
2. Komponen busi
Setelah mengetahui fungsi busi, kamu juga harus tahu komponennya. Ini agar kamu dapat mengatasinya jika terjadi masalah. Yuk, simak komponen busi berikut!
1. Terminal
Komponen ini terletak pada salah satu pucuk busi dengan sistem ignition. Material ini terbuat dari besi.
2. Insulator
Insulator terbuat dari porselen atau keramik. Ini berfungsi memberi topangan mekanik bagi inti elektroda di bagian tengah. Selain itu, juga berfungsi sebagai isolator elektrik pada tengangan tinggi yang akan mengalir ke elektroda.
3. Ribs
Umumnya, busi memiliki bentuk sama. Terdapat lekukan pada bagian insulatornya. Adanya ribs atau corrugation, membuat jarak inti elektroda dengan ground akan jauh. Ini dapat menimbulkan tegangan tak langsung yang mengalir dari inti besi ke ground sekitar busi.
4. Insulator tip
Ujung insulator atau insulator tip dapat mengalami kondisi pembakaran di ruang bakar. Hal ini membuat material yang digunakan harus tahan panas. Umumnya, ujung insulator mampu menahan suhu 650 derajat Celsius dengan tegangan hingga 60 ribu volt.
5. Seal
Seal atau gasket berfungsi supaya kompresi pada ruang bakar gak ada yang keluar melalui celah drat busi.
6. Metal Case
Metal case disebut juga jaket. Ini berfungsi mengunci busi silender ke head. Selain itu, jaket juga berfungsi sebagai material konduksi yang mempunyai daya hantar baik, sehingga kalor dari busi dapat dialirkan ke tempat lain.
7. Center Electrode
Editor’s picks
Center electrode atau inti elektroda terbuat dari kombinasi besi, tembaga, dan nikel, atau logam lainnya. Fungsi utama komponen ini adalah menyalurkan energi listrik.
8. Side Electrode (Ground)
Side electrode terbuat merupakan bagian ujung busi yang bersentuhan langsung dengan ground atau bodi kendaraan. Sehingga ini adalah perjalanan terakhir api koil.
3. Cara kerja busi
Kinerja busi tampak ketika busi kendaraan terhubung pada tegangan sebesar ribuan volt yang dihasilkan oleh ignition coil. Tegangan inilah yang dapat menghasilkan aliran listrik yang berbeda tegangan dengan elektroda pada bagian tengah dan samping busi.
Perlu diketahui, terkadang busi tak berfungsi maksimal atau bahkan gak menyala. Biasanya, busi yang gak menyala disebabkan karena 'banjir' pada celah isolator busi. Saat terjadi perbedaan yang melampaui kekuatan elektrik gas, maka gas akan berionisasi, sehingga sifat isolatornya akan berubah menjadi konduktor.
Nah, ketika arus elektron mengalir dan suhu meningkat, akan terdapat celah percikan busi. Suhu inilah yang mampu mencapai lebih dari 60K.
4. Jenis-jenis busi
Setelah mengenal fungsi busi, komponen, dan cara kerjanya, terakhir kamu harus tahu jenis-jenis busi. FYI, busi memiliki beberapa jenis yang memiliki usia pakai berbeda-beda. Berikut informasinya.
1. Busi standar
Busi ini adalah busi bawaan dari pabrik dan mudah ditemukan di bengkel-bengkel. Usia pakainya cukup bervariasi, mulai 10-29 ribu kilometer pada pemakaian normal. Jika lebih dari itu kinerjanya akan kurang maksimal, sehingga motor akan sulit dinyalakan.
2. Busi iridium
Selanjutnya ada busi iridium yang biasa digunakan pada motor ber-cc di atas 150. Untuk usia pakainya mencapai 40-50 ribu kilometer. Selebihnya, akan membuat performa mesin menurun dan wajib diganti.
3. Busi racing
Seperti namanya, busi racing direkomendasikan untuk motor balap sehingga butuh akselerasi maksimal bagi kendaraannya. Jenis busi ini dirancang untuk tahan temperatur tinggi. Meski demikian, masa pakainya antara 20-30 ribu kilometer.
4. Busi platinum
Selanjutnya, ada busi platinum atau biasa disebut busi semi racing. Kelebihannya terletak pada api yang dihasilkan cenderung lebih besar, lebih responsif, dan memiliki durabilitas tinggi. Busi platinum dapat digunakan hingga 30 ribu kilometer.
5. Busi resistor
Umumnya, busi resistor disematkan logo huruf R pada bagian businya. Busi ini berfungsi sebagai pelindung perangkat elektronik digital pada kendaraan dan ECU motor injeksi modern, berupa speedometer dan perangkat lainnya.
Nah, itulah ulasan lengkap seputar fungsi busi, komponen, cara kerja, dan jenisnya. Busi menjadi penentu keaktifan mesin kendaraan, sehingga harus dijaga dengan baik. Selain itu, kamu dapat menemukan informasi seputar otomotif lainnya di IDN Times.
Baca Juga: 4 Gejala Busi Motor Sudah Wajib Diganti