5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintas

kamu termasuk salah satunya gak?

Bicara soal jalanan yang terlintas adalah macet, lelah dan sumpek. Apalagi kalau macetnya sampai berjam-jam pasti bikin tambah kesal dan emosi. Yah, semua itu lumrah banget terjadi dan satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah sabar.

Ada satu hal lagi yang memicu emosi saat di jalan, yaitu sikap pengendaranya sendiri. Kamu pasti sering melihat pengendara atau malah kamu bagian dari salah satunya yang melanggar lalu lintas.

Padahal, sudah sering ditegur atau kena tilang tapi tetap gak jera. Kira-kira kenapa sih pengendara kita suka banget melanggar lalu lintas? Biasanya sih, lima di antara ini yang jadi alasannya.

1. Kurangnya kesadaran untuk selalu tertib lalu lintas

5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintasunsplash.com/Jon Flobrant

Faktanya, banyak pengendara yang kurang menyadari pentingnya taat lalu lintas. Contohnya, menerobos lampu merah, naik ke trotoar, putar balik gak pada tempatnya atau mobil yang parkir sembarangan di bahu jalan.

Rambu-rambu dan marka jalan memang sudah terpasang jelas, tapi masih banyak yang mengabaikannya. Perlunya kesadaran tertib lalu lintas dimulai dari sendiri. Jangan cuma patuh saat ada polisi aja ya.

2. Selalu mengulangi kesalahan yang sama karena gak punya rasa tanggung jawab

5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintasunsplash.com/chuttersnap

Jalan raya tak hanya dipakai satu-dua orang saja. Semua orang berhak menikmatinya. Makanya, semua pengguna jalan harus punya rasa tanggung jawab. Kalau kamu ugal-ugalan di jalan, yang rugi bukan cuma kamu tapi juga orang lain.

Pentingnya berkendara sesuai aturan agar tidak terjadi kecelakaan. Jangan lagi berdalih gak pakai helm karena gak ada polisi, atau mager pakai seatbelt karena jaraknya dekat. Biasakan dirimu berkendara secara aman mulai dari sekarang. 

Baca Juga: 7 Perilaku Berlalu Lintas di Singapura Ini Patut Dicontoh, Tertib!

3. Masih banyak yang menggangap remeh soal keselamatan

5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintasunsplash.com/Tim Foster

Mirisnya, masih banyak pengendara yang anggap remeh soal keselamatan. Merasa masa bodoh padahal tahu kalau itu salah. Misalnya, pengendara motor yang suka bonceng tiga, lampu kendaraan yang mati atau mobil yang membawa muatan berlebih.

Jika nanti terjadi kecelakaan akan menimbulkan kerugian yang lebih banyak apalagi kalau ada korban jiwa. Sebelum semua terlambat, pikirkan lagi kalau mau jadi sok 'jagoan' di jalan, ya.

4. Gak ada yang mau mengalah karena mementingkan ego sendiri

5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintasunsplash.com/Alex Jumper

Kalau sudah di jalan, rata-rata pengendara ingin menang sendiri. Saat lagi asyik-asyiknya menunggu lampu merah, ada saja yang heboh klakson untuk minta jalan, padahal dia bukan ambulans, pemadam kebakaran apalagi pejabat negara. 

Karena terbawa emosi, banyak pengendara yang bertengkar sampai baku hatam. Seharusnya hal kayak gini gak perlu terjadi andai setiap pribadi mau patuh lalu lintas. Kan, nanti jadi malu sendiri kalau viral di masyarakat.

5. Suka banget ikut-ikutan yang lain

5 Alasan 'Klasik' Kenapa Masih Banyak yang Suka Melanggar Lalu Lintasunsplash.com/Tran Phu

Kamu pasti sering lihat motor yang ramai-ramai melawan arah atau mobil pribadi yang masuk jalur busway karena ikutan pengendara lainnya. Prinsip ikut-ikutan ini akhirnya jadi kebiasaan untuk melanggar lalu lintas secara massal. Banyak yang seolah 'membenarkan' kesalahan ini asalkan dilakukan beramai-ramai. Sudah tahu salah, tapi masih dilakukan juga. Hayo jujur, siapa yang sering kayak gini?

Saling menjaga keselamatan adalah tugas semua pengguna jalan. Jangan karena satu yang melanggar jadi merugikan yang lainnya juga. Yuk, tertib lalu lintas mulai dari sekarang.

Baca Juga: 5 Tips Simpel Berkendara Saat Macet, Antisipasi Risiko Merugikan

Cappucinotea * Photo Verified Writer Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya