Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    

Sepeda lipat dan fixie paling laris

Jakarta, IDN Times - Tren gowes membuat para pedagang sepeda tersenyum lebar. Sebab hampir semua jenis sepeda, mulai dari sepeda lipat hingga sepeda gunung, laris manis. Bahkan banyak pembeli yang harus pre-order dulu untuk membeli sepeda.

"Gak nyangka kalau penjualan dan penyewaan sepeda bisa untung hampir dua kali lipat dari sebelumnya," kata Co-Owner Garasi Bike, Andi Putra Lubis, kepada IDN Times, Kamis (23/7/2020). Garasi Bike adalah toko sekaligus penyewaaan sepeda yang berlokasi di Pontianak.

1. Penjualan sepeda meningkat hingga 85 persen

Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    Instagram.com/penyewaan_garasibike2

Andi mengatakan penjualan berbagai jenis sepeda setelah pandemik justru meningkat hingga 85 persen, terutama saat new normal mulai diterapkan pemerintah.

Andi menyebut, sebelum pandemik muncul penjualan sepeda hanya 5 sampai 8 unit dalam satu hari. Setelah penerapan new normal, penjualannya meningkat hingga 25 unit per hari.

"Dulu sebelum pandemik gak banyak yang beli sepeda, sewa sepeda juga sepi, paling di hari-hari libur. Sekarang setelah New Normal, bisa sampai 25 sepeda sehari," kata Andi.

2. Sepeda lipat dan fixie paling laris

Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    Instagram.com/penyewaan_garasibike2

Sepeda paling laris, terutama di kota Pontianak, adalah sepeda lipat (seli) dan sepeda Fixie. Andi mengatakan kedua jenis sepeda tersebut laris manis karena sifatnya yang praktis dan desainnya instagramable banget.

"Kalau didata sih penjualan paling banyak di Pontianak itu sepeda fixie dan Seli, mungkin karena mudah dicostum dan praktis makanya banyak anak muda yang mengincar sepeda ini," kata Andi.

3. Harga normal namun distribusi dari dealer ke toko terhambat

Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    Lemonbin

Andi mengatakan distribusi sepeda dari dealer ke toko cukup lancar. Hanya saja ada hambatan dari pihak dealer saat mendata stok yang tersedia, karena banyak pemain baru yang bermunculan dan ini di luar dugaan.

"Sebenarnya distribusi normal saja, harga juga normal, cuman terkadang ada hambatan karena banyak konsumen di luar pertokoan yang juga ikut memesan di produsen, makanya kami dari pihak toko terkadang kehabisan stok dan kami cuma bisa tunggu dari pihak dealer," kata Andi.

4. Distribusi sepeda ke toko terkenda PSBB

Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    Twitter

Alasan lain kenapa distribusi sepeda dari dealer ke toko agak tersendat antara lain karena terkendala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Andi mengatakan dirinya menerima kabar kalau ada beberapa produsen sepeda lokal maupun impor yang meminimalisir produksi sepedanya karena efek pandemik COVID-19.  

"Efek PSBB masih terasa, biar pun sudah new normal tapi masih banyak dibatasi, seperti saat itu sempat dapat kabar dari distributor luar negeri kalau harus delay pengiriman sepeda nya karena regulasi dari negaranya" kata Andi.

5. Antrean pembeli sepeda mengular

Demam Sepeda Meningkat, Penjual: Bisa Untung Dua Kali Lipat!    Instagram.com/hariy0988

Tren sepeda membuat harga-harga sepeda kini naik berkali-kali lipat. Sebab banyak yang mencari tapi stoknya terbatas. Ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dengan tingginya permintaan membuat harga melambung tinggi.

"Kalaupun di toko stoknya masih banyak, tapi harga dari produsen naik karena banyak yang beli sepeda, takutnya bisa inflasi, ujung-ujungnya harga toko juga ikut naik," kata Andi.

Baca Juga: Aman Gowes di Jalan, Ini 6 Isyarat yang Wajib Dihafal Pengguna Sepeda

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya