Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali Bersepeda

Yogyakarta pernah menjadi kota sepeda

Jakarta, IDN Times - Yogyakarta pernah menjadi kota sepeda. Hampir setiap hari sepeda-sepeda berseliweran di jalanan kota ini. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, hingga orang tua sama-sama menggowes. Tapi kini situasinya sudah berbeda. Keberadaan sepeda di Kota Gudeg mulai tersisih oleh sepeda motor.

"Kalau dibilang Yogyakarta sebagai kota sepeda, iya itu benar. Tapi itu dulu tahun 1960 sampai 1990. Sepeda kala itu jadi alat transportasi yang sangat familiar," kata Ketua Paguyuban Onthel Djogjakarta (Podjok), Muntowil, kepada IDN Times, Selasa (4/8/2020).

Muntowil mengatakan sepeda yang ketika itu paling banyak digunakan orang Jogja adalah sepeda ontel. Bahkan sampai saat ini sepeda ontel masih banyak ditemui di Yogyakarta, loh.

Bahkan komunitas sepeda klasik ini menjamur di sana. Salah satunya adalah Paguyuban Onthel Djogjakarta (Podjok).

1. Diawali keprihatinan

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Muntowil atau yang akrab disapa Towil mengatakan dirinya prihatin melihat peran sepeda yang mulai tergusur sepeda motor dan mobil. Sehingga pelan tapi pasti peran sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari di Yogyakarta mulai terlupakan.

"Itu semua menjadi kegelisahan saya pribadi," kata Towil.

2. Gelisah dengan pergeseran orang dalam menggunakan transportasi

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Towil, 47 tahun, yang juga seorang pengusaha Furniture dan Mebel dan juga penggiat sepeda onthel gelisah melihat Yogyakarta yang punya sebutan kota sepeda harus bergeser dengan perkembangan zaman.

Sebab, kemajuan zaman membuat masyarakat ingin transportasi lebih efisien dan lebih instan. Towil juga mengatakan gejolak tersebut sudah terasa dari tahun 2000. Hal ini membuat Towil berkeinginan untuk mengembalikan julukan Yogyakarta kota sepeda.

"Sepeda-sepeda itupun yang punya dulu orang yang pakai sepeda, yang sudah bergeser dengan motor dan mobil, kala itu setelah gempa bantul 2006," kata Towil.

3. Banyak sepeda ontel nganggur di kolektor

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Kala itu, kata Towil, banyak sepeda nganggur di kolektor-kolektor. Jumlahnya gak sedikit, ada sekitar 50 bahkan 100 sepeda yang gak digunakan lagi.

"Artinya bahwa sepeda itu gak digunakan lagi sebagaimana fungsinya, karena tergeser dengan alat transportasi lainnya," kata Towil.

Towil kemudian mendatangi satu demi satu bengkel sepeda, lalu para kolektor sepeda dan juga komunitas sepeda yang telah berdiri sebelum Podjok.

Baca Juga: 3 Sepeda Klasik Ini Mendadak Hits, Ada yang Harganya Cuma Rp4 Jutaan!

4. Bertemu kolektor besar sepeda ontel di Kediri

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Towil mengatakan asal muasal Podjok berdiri datang dari sebuah pertemuan dan pemberian buku sepeda berjudul pit onthel bersama seorang kolektor besar sepeda ontel asal Kediri bernama Amer Fattah.

Waktu itu, Towil memantapkan niatnya untuk pergi ke kota Kediri, Jawa Timur atas ajakan dari Amer melihat koleksi sepeda-sepeda onthel miliknya.

"Ketika bapak itu buka buku pit onthel-nya ternyata dia punya sepeda jenis ini 10, sepeda jenis itu 20, sepeda jenis ini 30, sambil nunjuk ke buku," kata Towil.

Saat tiba di Kediri, Jawa Timur, Towil kaget melihat isi gudang berisi koleksi ratusan bahkan ribuan sepeda ontel.

"Banyak sepeda nganggur dan original lagi segala merek itu ada," kata Towil.

Hal itu, ungkap Towil, menguatkan niatnya ketika pulang ke Yogyakarta untuk mendirikan sebuah komunitas sepeda yang ada di Yogyakarta yang orisinil dan bertema vintage dengan tujuan untuk pembelajaran agar mencintai sepeda.

5. Ingin memanfaatkan sepeda-sepeda

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Selain itu, Ide tersebut muncul dari pemikiran bagaimana memanfaat sepeda-sepeda agar bermanfaat untuk banyak orang.

"Setelah pulang ke Jogja, saya belajar banyak tentang sepeda, kemudian ada teman saya Bagus Satrio, kemudian ada teman saya Ananta mikir bagaimana kita mendirikan sebuah komunitas, saya membantu untuk bagaimana caranya masuk euforia bersepeda dengan orisinil waktu itu seperti itu," kata Towil.

Akhirnya, tiga anak muda tersebut mendirikan sebuah komunitas bernama Paguyuban Onthel Djogjakarta atau Podjok pada tanggal 19 November 2006.

6. Sebuah komunitas sepeda yang terkonsep

Komunitas Sepeda Ontel Ingin Yogyakarta Kembali BersepedaPaguyuban Onthel Djogjakarta

Gak hanya sekedar bersepeda, Podjok juga memiliki konsep menarik yaitu konsep budaya. Artinya adalah supaya pariwisata, pendidikan, perjuangan, bahkan kuliner bisa disinergikan, Namun tetap disandingkan dengan pesona sepeda.

Selain itu, Towil mengatakan, Podjok juga tidak pernah akan memesrakan satu sepeda saja, tapi sepeda apapun yang ke arah orisinil.

"Kita juga punya cara masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kesenangan dan ciri khas masing-masing ya ada dengan perjuangan, pokoknya yang fashionable lah yang jadul-jadul seperti itu, Podjok kekuatannya di situ," kata Towil.

Baca Juga: Eksis Sejak Zaman Kolonial, Sepeda Ontel Ternyata Banyak Jenisnya

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya