3 Kebiasaan Keliru Saat Bersepeda Downhill, Bisa Berakibat Fatal!

Sedikit kesalahan bisa panjang urusannya

Jakarta, IDN Times - Salah satu aliran MTB paling ekstrem adalah downhill. Sebab trek downhill berupa turun curam. Butuh konsentrasi ekstra, skill tinggi, serta sepeda gunung yang mumpuni untuk melakukannya.

Meski sangat treknya sangat menantang, namun penggemar sepeda downhill sangat banyak. Sebab turunan yang curam berliku-liku di punggung bukit memang memacu adrenalin banget.

Tidak boleh ada kesalahan, sebab kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal. Karena itu, kalau kamu ingin bersepeda downhill, pelajari dulu beberapa kesalahan yang biasanya dilakukan para pesepeda downhill pemula.

Nah, berikut beberapa kesalahan pesepeda downhill menurut Ditra Pranata. Ditra merupakan salah satu atlet downhill yang cukup top, loh. 

1. Duduk ketika berbelok

3 Kebiasaan Keliru Saat Bersepeda Downhill, Bisa Berakibat Fatal!Unsplash/Cyril Charpin

Ditra mengatakan kesalahan yang biasa ia temukan pada pemain downhill pemula adalah duduk di sadel ketika berbelok. Hal ini sebenarnya tak aman untuk dilakukan.

"Karena kan pada waktu kita duduk, shock-nya kita turun ke bawah, jadi tertekan. Nah, itu kadang pedalnya bisa kena tanah, atau pas ada jumping karena kita duduk, ban belakangnya terpental, jadi terus jatuh," kata Ditra Pranata kepada IDN Times, Rabu (18/11).

Baca Juga: Raih Medali Emas, Dua Atlet Downhill Ini Kantongi Bonus Rp 2,5 Miliar

2. Ganti gigi sekaligus

3 Kebiasaan Keliru Saat Bersepeda Downhill, Bisa Berakibat Fatal!Unsplash/Thomas Schweighofer

Ditra mengatakan kesalahan lain yang banyak dijumpai downhill pemula adalah shifting yang salah. Pesepeda pemula cenderung memasukkan gigi paling ringan sejak awal turun bukit. Padahal kebiasaan ini biasanya menjadi penyebab putus rantai.

"Jadi kebanyakan anak-anak yang hobi itu, waktu start girnya pada pakai yang paling besar. Itu kan ringan, kan. Langsung diturunin tek-tek-tek sambil pada digowes. Nah, jadi pas turun itu gak pas. Jadi banyak yang putus kayak gitu," ujar Ditra.

Ia mengatakan sebaiknya pesepeda sudah menentukan posisi gir yang pas sehingga selama perjalanan tak perlu banyak-banyak turunkan gigi.

"Jadi sebelum start itu posisinya girnya udah dipasin dulu. Jadi nanti pas turun kita tinggal nurunin satu atau dua gigi. Kalau dari start udah pakai yang paling tinggi kan nuruninnya jauh itu kalau langsung diturunin," katanya.

3. Mengerem ketika menikung

3 Kebiasaan Keliru Saat Bersepeda Downhill, Bisa Berakibat Fatal!Unsplash/Joakim Honkasalo

Mengerem dalam downhill pun juga ada tekniknya. Salah satu yang Ditra lihat salah mengerem adalah ketika berbelok di tikungan. Ditra mengatakan pesepeda downhill harus mengerem untuk kurangi kecepatan sebelum menikung.

"Jadi kalau pengereman itu yang betul itu pada waktu sebelum belok itu udah direm dulu. Kan banyak yang hobi-hobi itu pas di posisi beloknya itu baru direm. Yang benar itu sebelum belok kita sudah ngurangin speed-nya," ucap Ditra.

Dirinya melanjutkan, salah mengerem ini bisa berdampak pada keamanan dan kecepatan waktu ketika turuni bukit.

"Dampaknya satu bisa jatuh. Yang kedua mengurangi speed kita kan. Kalau pas waktu habis belok kan speed kita berkurang, sepedanya jadi berhenti," katanya.

4. Menghapal trek

3 Kebiasaan Keliru Saat Bersepeda Downhill, Bisa Berakibat Fatal!UnsplashThomas Schweighoferd

Ketika sudah terbiasa dengan trek downhill, Ditra membagikan satu hal lagi yang idealnya dihindari ketika lakukan downhill, yaitu menghapal trek. Menurutnya, ini bisa mencegah pesepeda agar tak mudah panik ketika meluncur nantinya.

"Karena kan kalau rider-rider baru itu melihat trek udah panik duluan. Jadi banyak yang jatuh sebenernya gara-gara itu. Melihat treknya udah panik, sebenernya tinggal di-rolling, dilewatin biasa bisa. Karena panik, ngerem kadang ngerem depan, posisi badannya udah gak benar, jadi kan terus jatuh," tutur Ditra.

Baca Juga: List MTB Bekas di Bawah Rp3 Juta, Salah Satunya Polygon Premier!

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya