Sejarah Singkat Motor Triumph, Berawal dari Importir Mesin Jahit!  

Sempat jatuh kini bangkit kembali

Jakarta, IDN Times - Triumph Motorcycles adalah pabrikan sepeda motor asal Inggris yang telah memproduksi berbagai macam sepeda motor, mulai dari sport, cruiser, dan touring yang semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara yang luar biasa.

Triumph pertama kali didirikan pada 1902 dan sekarang bermarkas di Hinckley, Leicestershire, Inggris. Saat ini Triumph telah memproduksi banyak sepeda motor yang bersejarah. Mulai dari Bonneville hingga Speed Triple. Triumph menawarkan perpaduan desain, karakter, dan kinerja yang menghasilkan sepeda motor yang benar-benar khas.

Nah, berikut sejarah singkat Triumph dari masa ke masa.

1. Berawal dari perusahaan pengimpor mesin jahit dan sepeda

Sejarah Singkat Motor Triumph, Berawal dari Importir Mesin Jahit!  Rev Basil H. Davies Sedang Menaiki Motor Triumph Awal (lowbrowcustoms.com)

Sepeda motor Triumph pertama diproduksi di Coventry, Inggris oleh Triumph Cycle Co. Ltd pada 1902. Sebelum memproduksi sepeda motor, perusahaan ini biasa mengimpor mesin jahit dan menjual sepeda.

Sepeda motor Triumph pertama memiliki spesifikasi berupa mesin Minerva Belgia silinder tunggal 2,2 tenaga kuda yang dipasang pada downtube pada rangka sepeda. Triumphs ditenagai oleh mesin Minerva Belgia, diikuti oleh mesin JAP hingga tahun 1905, ketika model all-Triumph pertama kali diperkenalkan.

Kemudian Triumph menghubungi Rev Basil H. Davies alias Ixion, seorang penulis terkenal, untuk menguji motor pertama mereka yang dibuat pada 1905.

Pada tahun 1907, Triumph memantapkan dirinya sebagai perusahaan utama dalam dunia balap sepeda motor yang mulai kompetitif. Pabrikan ini mulai memproduksi model 450cc, dengan produksi hingga 1.000 unit per tahunnya.

Baca Juga: Di Balik Logo Mobil Mewah Rolls-Royce Ternyata Ada Kisah Tragis

2. Masyarakat mulai menggemari Triumph model Speed Twin

Sejarah Singkat Motor Triumph, Berawal dari Importir Mesin Jahit!  Triumph Tiger 90 NZ (Manxnorton.com)

Selama tiga dekade berikutnya, Triumph memperkenalkan beberapa jenis mesin baru, dan terus melakukan peningkatan dan pembaruan pada model yang sudah ada. Mulai tahun 1915 hingga 1918, upaya produksi Triumph diarahkan untuk memasok sepeda motor ke pasukan Sekutu yang sedang bertugas di Perang Dunia I. Pada tahun 1937, Triumph kembali memulai debutnya dengan memproduksi model Speed ​​Twin 500cc terbaru. Model dengan desain menarik dan mesin yang kuat ini menghasilkan 27 tenaga kuda dan dapat mencapai kecepatan 90 mph.

Banyak para pecinta sepeda motor sejak awal sudah mulai menyukai Speed ​​Twin dengan bodi yang ramping dan menarik. Dengan mesin kembar vertikal, rangka yang ringan, tempat duduk yang nyaman, dan transmisi empat kecepatan, motor ini memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari semua sepeda motor lainnya pada saat iut.

Mesin kembar paralel, karburator Amal, dan tangki bahan bakar Triumph yang ikonik dengan aksen bantalan lutut karet dan logo Triumph akan bertahan pada banyak model Triumph selama beberapa dekade mendatang. Bahkan pada model Speed ​​Twin awal, garis ramping dari sepeda motor Triumph memberi mereka penampilan yang menarik bagi pengendara mana pun.

3. Tahun 60-an semakin populer lantaran budaya populer seperti film

Sejarah Singkat Motor Triumph, Berawal dari Importir Mesin Jahit!  Iklan lawas Triumph Bonneville (lowrowcustoms.com)

Dengan meningkatnya daya tarik sepeda motor dalam budaya populer, Triumph, mengalami lonjakan popularitas yang besar selama tahun 1960-an. Banyak orang menganggap motor yang mirip dengan Triumph, seperti Harley-Davidson, sebagai jenis sepeda motor yang "keren".

Pada film aksi di tahun 1963 berjudul "The Great Escape", aktor Steve McQueen mengendarai TR6 650 Trophy, yang ternyata meningkatkan minat publik pada motor Triumph ini. 1963 adalah tahun di mana konstruksi unit mesin atau gear box pada semua model 650cc dimulai, dan juga ketika motor skuter Triumph Tina 100cc diperkenalkan.

Ukuran dan suara mesin Triumph, serta kemampuannya dalam menghasilkan performa tinggi dan citra 'rebel' yang dimilikinya membuat mereka menjadi kendaraan yang ideal bagi para anak muda. Builder sepeda motor chopper dan gaya bobber kustom di seluruh dunia berpendapat bahwa Triumph dan Harley-Davidson merupakan merek sepeda motor yang paling diinginkan untuk dikustomisasi.

4. Sempat hampir gulung tikar, namun berusaha untuk bangkit kembali

Sejarah Singkat Motor Triumph, Berawal dari Importir Mesin Jahit!  Di dalam pabrik Triumph di Meriden (lowbrowcustoms.com)

Triumph Trident T150 tiga silinder memulai debutnya pada tahun 1968. Menjadi produk kerjasama antara Triumph dan BSA, Trident menawarkan tenaga 58 Hp dan kecepatan tertinggi hingga 125 mph. Juga pada tahun 1968, pengendara akrobat sepeda motor terkenal Evel Knievel mencoba melompati air mancur outdoor di kasino Las Vegas saat mengendarai Triumph Bonneville.

Pada tahun 1970, Triumph mulai mendominasi dalam balap motor, dengan model Trident yang merebut posisi kualifikasi tiga teratas di ajang balap Daytona. Kecepatan tertinggi yang dihasilkan mencapai 165 mph.

Pada tahun 1975, para pekerja di pabrik Meriden Triumph membentuk koperasi pekerja sebagai upaya agar perusahaan ini tetap berjalan. Produksi model Bonneville dan Tiger berlanjut di sana hingga tahun 1983. Pada tahun 1983, pabrik Triumph di Meriden tutup, sehingga masa depan sepeda motor Triumph mulai dipertanyakan.

Ketika fasilitas Meriden ditutup, seorang pengembang yang tertarik untuk membeli situs tersebut memutuskan untuk menyelamatkan merek Triumph dari kepunahan dengan membeli nama Triumph beserta semua hak produksinya. Dari tahun 1983 hingga 1988, pemilik baru ini melisensikan produsen suku cadang Triumph untuk memproduksi sejumlah Bonneville dalam jumlah terbatas.

Pada tahun 1990, perusahaan Triumph melanjutkan jumlah produksi yang lebih tinggi dan enam model baru mulai diperkenalkan ke dunia. Model triple Speed ​​yang bertenaga diluncurkan pada tahun 1994, dan pabrik baru di Hinckley telah selesai dibangun.

Baca Juga: Tiga Pabrikan Paling Setia Sama Motor Klasik

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya