Keunggulan Aspal Mandalika Dibandingkan Sirkuit Lain    

Sirkuit Mandalika memakai aspal khusus

Jakarta, IDN Times - Sirkuit Mandalika akhirnya selesai diaspal. Pada Agustus 2021 silam, proses pengaspalan sirkuit sepanjang 4,31 km itu tuntas dilaksanakan. Jalan panjang pun harus ditempuh beberapa pihak untuk menyelesaikan proses ini.

Direktur Konstruksi dan Pengembangan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Dwianto Eko Winaryo, mengungkapkan proses pengaspalan Mandalika dimulai pada Februari 2021. Setelah melalui berbagai kendala, akhirnya pengaspalan rampung terlaksana.

"Insyaallah target 30 September untuk menyelesaikan semuanya setelah trek diaspal, termasuk pagar inner dan outer sirkuit. Mohon doanya supaya kita bisa menyelesaikan ini dan makin siap menyelenggarakan WSBK 2021," ujar Dwianto dalam jumpa pers virtual, Rabu (1/9/2021).

1. Apa yang membedakan aspal Mandalika dengan aspal sirkuit lain?

Keunggulan Aspal Mandalika Dibandingkan Sirkuit Lain    Foto udara pembangunan lintasan sirkuit pada proyek Mandalika International Street Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/4/2021). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Dwianto mengatakan aspal yang digunakan di Mandalika sedikit berbeda dengan sirkuit lain. Mandalika memiliki tiga lapisan aspal. Untuk lapisan aspal terluar, mereka menggunakan aspal tipe Stone Matic Asphalt (SMA). Aspal tipe ini dipilih setelah melalui proses pemilihan yang rumit.

"Kita dapat input bahwa dengan tipe aspal SMA, itu memberikan makro tekstur yang lebih baik untuk pembalap. Jadi dia memberikan grid yang baik, tetapi juga pada saat mengerem, memberikan resisten yang baik. Ini membantu pembalap mengendalikan motornya," ujar Dwianto.

Sedangkan untuk campuran aspal, yang digunakan di aspal lapisan tengah dan dalam, Dwi menyebut bahwa pihaknya menggunakan aspal dengan tipe perfomance grade 82. Campuran aspal ini dipakai di beberapa sirkuit di dunia, dan merupakan upgrade dari aspal tipe performance grade 76.

"Sekarang kami ada opsi seperti itu (menggunakan tipe performance 82) dan kita coba manfaatkan semaksimal mungkin. Ada produk yang saat ini terbaik di pasaran, kita coba pakai. Memang tidak mudah, karena ada flashing point dan material aspal tersebut tidak mudah dihandle," tutur Dwianto.

Baca Juga: Tak Hanya MotoGP, Sirkuit Mandalika Bakal Dipakai untuk Formula 1

2. Cerita dan rintangan selama proses pengaspalan

Keunggulan Aspal Mandalika Dibandingkan Sirkuit Lain    Progres pembangunan Sirkuit Mandalika. (instagram.com/themandalikagp)

Sejak Februari hingga proses pengaspalan rampung pada Agustus 2021, Dwianto mengungkapkan ada banyak rintangan yang dihadapi timnya. Pertama, soal batu yang digunakan untuk lapisan terluar aspal. Batu itu diproduksi di Palu selama empat bulan sekali.

Lalu, karena ketiadaan alat tes untuk batu yang memadai, batu-batu ini kemudian harus dikirim ke London dan Irlandia untuk dites di sana selama dua minggu sekali. Dari berbagai proses ini, terciptalah Stone Matic Asphalt (SMA) yang apik untuk Mandalika.

Lalu, proses pengaspalan pun harus melalui rintangan tersendiri. Karena pengaspalan dimulai pada Februari, banyak proses yang tertunda sampai Maret, karena Indonesia tengah diguyur hujan ketika itu. Apalagi, proses pengaspalan SMA benar-benar mempertimbangkan suhu.

Tidak cuma itu, cara mengaspal Mandalika juga sedikit berbeda. Mereka menggunakan mesin aspal dua finisher dengan ekstensi, pengaspalan di Mandalika berbeda dengan cara mengaspal sirkuit di Eropa. Selain itu, suhu di mesin aspal itu juga minimal harus 200 derajat.

Barulah dalam beberapa bulan terakhir, ketika cuaca mulai membaik, ditopang dengan usaha luar biasa dari para pengaspal di lapangan, proses pengaspalan SMA bisa dikebut. Dengan suhu cuaca Lombok yang mendukung, pengaspalan rampung pada Agustus 2021.

"Jadi memang untuk lapis terakhir ini yang paling risiko adalah suhu, jadi Alhamdulillah ketika kita mengaspal kemarin suhu di Lombok mendukung, sehingga bisa selesai. Mudah-mudahan trek ini disenangi para pembalap, karena bisa mendukung performa mereka," kata Dwianto.

3. Kesulitan soal bahan yang dialami oleh MGPA saat pengaspalan

Keunggulan Aspal Mandalika Dibandingkan Sirkuit Lain    Sejumlah pekerja melakukan tes kedalaman tekstur aspal lintasan Mandalika International Street Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (15/8/2021). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Selain bahan-bahan untuk SMA, MGPA juga mengalami kendala tersendiri untuk penyediaan bahan campuran aspal. Bahan-bahan ini tersebar di beberapa negara dan daerah, sehingga pihak MGPA harus meramu ini dan memastikan campuran aspal berada dalam kondisi yang baik.

Untuk aspal, stoknya dari Singapura, ditambah dengan stimulus untuk campuran aspal dari Jerman. Mereka juga menggunakan kapur untuk sirkuit yang didatangkan dari Ponorogo, Probolinggo, dan Tuban. Bahan-bahan ini mesti mereka jaga kualitasnya.

"Jadi, kesulitannya itu menggabungkan semua bahan ini, sehingga nanti di lapangan tepat waktu untuk dipakai. Kalau tidak tepat waktu, aspal datang telat, kami tidak bisa mengaspal, belum lagi bahan juga harus dikirim dengan kapal laut," ujar Dwianto.

4. MGPA tinggal mempersiapkan infrastruktur pendukung

Keunggulan Aspal Mandalika Dibandingkan Sirkuit Lain    Progres pembangunan Sirkuit Mandalika. (instagram.com/themandalikagp)

Dengan rampungnya proses pengaspalan, MGPA sekarang tinggal merampungkan pembangunan infrastuktur pendukung, seperti pusat medis, ruang race control, marshal, pagar pembatas, dan tunnel. Ada dua tunnel di Mandalika ini, yaitu tunnel utara dan selatan.

Tunnel utara ini akan jadi akses utama bagian dalam sirkuit, sedangkan tunnel selatan ini mengarah langsung ke pantai. Tunnel ini dibekali pemandangan alam luar biasa,dengan ketebalan mencapai 1,2 meter. Untuk sirkuit, lebarnya mencapai 14,5 sampai 15 meter.

Dwianto menjabarkan, penguatan juga dilakukan MGPA pada saat proses groundbreaking sirkuit karena adanya potensi likuifaksi. Dia ingin Mandalika ini aman dari potensi bencana, apalagi ini adalah aset bangsa. Total, sudah Rp1,1 triliun yang dihabiskan untuk membangun Mandalika ini.

"Jadi untuk groundbreaking sekitar Rp100-200 miliar, sedangkan untuk sirkuitnya Rp900 miliar, jadi total 1 sampai 1,1 triliun, ini juga belum dihitung dengan bangunan lain. Mudah-mudahan, kami bisa menekan lagi cost pembangunan Mandalika ini," ujar Dwianto.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Masuk dalam Jadwal Tes Pramusim MotoGP 2022

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya