Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya 

Tips Rasulullah dalam berdagang patut diteladani

Jakarta, IDN Times - Dalam menjalankan bisnis, seseorang tentunya mempunyai guru atau teladan yang menjadi role-model untuk dijadikan inspirasi dan sumber pembelajaran. Salah satu teladan dalam Islam adalah Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir.

Rasulullah SAW menjalankan bisnisnya tanpa modal materi seperti uang. Rasulullah hanya bermodalkan sifat jujur dan amanah. Berkat sifat tersebut, ia dapat menjalankan bisnisnya sampai ke luar negeri. Saat menjalankan bisnisnya ini pula, Rasulullah dipertemukan dengan Khadijah yang saat itu merupakan seorang pedagang yang biasa berdagang sampai ke negara lain. 

Ketiadaan kedua orang tua membuat Rasulullah SAW dididik oleh pamannya, Abu Thalib. Hal ini lah yang membuat Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang berdikari dan pantang menyerah. Sebelum menjadi pedagang, beliau telah menggembala kambing milik orang-orang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk meneladani kisah sukses berdagangnya, intip kisah dan gaya bisnis Rasulullah berikut ini.

Baca Juga: 4 Strategi Berdagang ala Rasulullah agar Laris dan Berkah 

1. Proses Rasulullah menjalankan bisnisnya

Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya Ilustrasi berdagang (qazwa.id)

Dalam beberapa literatur sejarah dijelaskan bahwa di masa muda Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada umur 12 tahun, sering mengikuti pamannya berdagang ke negeri Syam (Suriah). Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shohibul mal) berdasarkan bagi hasil.

Ketika usianya menginjak dewasa, Rasul telah berwirausaha/berdagang secara mandiri sampai berhasil memperluas bisnisnya hingga ke 17 negara. Hal ini membuat Rasulullah SAW disebut sebagai pemimpin (khalifah) dagang. 

Di saat-saat inilah, Rasulullah Saw bertemu dengan Khadijah, seorang perempuan dengan sifat dewasa dan berbudi luhur, serta memiliki kekayaan yang berlimpah karena menjadi seorang pedagang yang biasa berdagang ke negara lain. Khadijah lalu tertarik untuk menitipkan dagangannya untuk dijual oleh beliau.

Di pertengahan usia 30-an, Rasul banyak terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan pedagang-pedagang lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi Muhammad SAW setelah menikah, telah dicatat dalam banyak literatur sejarah.

2. Bersikap jujur dan amanah

Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya Ilustratsi Jujur

Kepiawaiannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya.Tidak satupun jenis bisnis yang beliau tangani mendapat kerugian. Ia juga empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Suriah, Jorash, dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab. 

Hal tersebut bisa beliau capai karena sifat jujur dan amanah yang telah ditanamkan sejak kecil. Beberapa contoh sikapnya adalah Rasulullah SAW tidak pernah mengurangi takaran timbangan, selalu mengatakan dengan jujur tentang kondisi barang, baik kelebihan maupun kekurangannya. Tidak jarang beliau juga melebihkan takaran timbangan agar pembeli senang.

Baca Juga: Kisah Abdullah Bin Mas’ud, Sahabat Rasulullah dengan 7 Sifat Teladan

3. Menjalankan usaha dengan ramah dan ikhlas

Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya Ramah (Pexels.com)

Tidak seperti kebanyakan wirausaha pada saat ini yang mementingkan kepentingan duniawi, Rasulullah SAW menjalankan bisnisnya dengan prinsip menjemput surganya Allah SWT.

Konsep berdagang Rasulullah Saw sesuai dengan yang diajarkan pada kaidah-kaidah islam. Dengan demikian, Rasulullah menjalankan bisnisnya dengan orientasi untuk mendapatkan berkah di dunia dan akhirat.

Selain itu, bersikap ramah, santun dan selalu tersenyum kepada pembeli juga merupakan cara Rasulullah berdagang dengan ikhlas. Apabila sikap yang ditunjukan tidak baik, pembeli juga pasti tidak senang.

4. Melakukan penjualan dengan prinsip yang baik

Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya Berjualan (Pixabay.com/Pexels)

Rasulullah Saw menjalankan usahanya dengan banyak prinsip, selain jujur dan ramah, beliau juga memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berdagang. Seperti menjual barang dengan kualitas buruk karena dapat menyebabkan kerugian yang bisa menjadi dosa baginya.

Tidak menjual barang yang tidak jelas kehalalannya, seperti khamr, patung berhala, dan sebagainya yang dilarang dalam Islam. Selain itu, beliau juga tidak melakukan penimbunan barang, dimana nantinya menyebabkan terganggunya mekanisme jual-beli di pasar dan juga stok barang di pasar akan habis dan itu merugikan pedagang lain. Hal ini termasuk perbuatan yang dzalim.

Prinsip lainnya yaitu beliau tidak mengambil keuntungan secara tidak wajar, yang artinya harga barang yang dijual masih dalam batas wajar dan sesuai perhitungan pasar, tidak lebih murah atau lebih mahal. Sehingga, pembeli tidak merasa terbohongi dan menguntungkan kedua belah pihak.

Beliau juga membayarkan Upah para pekerja dengan tepat waktu dan tidak menunda-nundanya, sebab para pekerja juga telah mengeluarkan energinya demi menjalankan usaha agar lancar. Jadi, berikan hak-nya sebagaimana yang telah disepakati.

5. Tidak melupakan ibadah

Ini 5 Kunci Sukses Rasulullah dalam Menjalankan Bisnisnya Ilustrasi Ibadah (kisah-inspiratif.blogspot.com)

Dalam menjalankan usaha, pastinya dibutuhkan kerja keras. Namun, hal itu tidak akan tercapai apabila tidak ada doa dan ibadah yang mendukungnya. 

Kunci utama keberhasilan Rasulullah Saw dalam menjalankan bisnisnya adalah tidak melupakan ibadah. Sepadat dan sesibuk apapun bisnis yang dijalankan, ibadah tetap menjadi nomor satu yang harus dilaksanakan agar bisnis yang dijalankan mendapat berkah. 

Baca Juga: 5 Doa untuk Anak yang Sedang Sakit, Sering Dibaca Rasulullah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya