Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital Marketing

Alami penurunan penjualan selama masa pandemik COVID-19 

Malang, IDN Times - Pandemik corona yang berkepanjangan memang berdampak signifikan pada segala lini kehidupan, tak terkecuali pada dunia usaha. Cukup banyak perusahaan yang harus mengurangi jumlah karyawannya hanya untuk bisa tetap bertahan.

Tak hanya perusahan besar saja, level Usaha Kecil Menengah (UKM) juga turut merasakan dampak dari pandemik corona yang berkepanjangan. Salah satunya seperti dialami produsen sepatu hommade Shoekashoes. Bahkan selama masa pandemi corona ini, produsen sepatu lokal berbahan dasar kulit tersebut harus mengalami penurunan penjualan. 

1. Alami penurunan penjualan hingga 40 persen

Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital MarketingSelama masa pandemi corona, penjualan sepatu mengalami penurunan hingga 30 sampai 40 persen. IDN Times/ Alfi Ramadana

Tak bisa dimungkiri bahwa pandemi corona memang memaksa para pengusaha memutar otak lebih keras untuk tetap bisa bertahan. Menurut owner Shoekashoes, David Wantino selama beberapa bulan terakhir masa pandemi corona di Indonesia, usaha miliknya tersebut memang mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan.

Normalnya, sebelum pandemik melanda, usaha miliknya tersebut mampu melayani 1000 pasang sepatu berbagai jenis mulai flatshoes, sneakers, heels shoes, boots dan beberapa model lain. Namun selama masa pandemik ini, penjualan sepatu menurun hingga hanya berada ada kisaran 600 pasang sepatu. 


"Kalau dihitung-hitung ada penurunan penjualan 30 hingga 40 persen. Terutama bulan Juni karena banyak masyarakat yang terdampak juga," katanya Selasa saat ditemui di rumah produksi Shoekashoes Jl Danau Maninjau Barat B3/A34, Sawojajar, Kota Malang (30/6). 

2. Tak bisa ekspor ke luar negeri

Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital MarketingSeorang pengunjung tengah melihat produk sepatu di gerai Shoekashoes. IDN Times/ Alfi Ramadana

Penurunan pesanan itu juga tak lepas dari sulitnya ekspor barang ke luar negeri. Normalnya selama sebelum pandemik, usaha miliknya tersebut bosa melakukan ekspor ke Malaysia maupun Singapura meskipun dalam jumlah terbatas. Tetapi untuk sementara waktu akibat COVID-19, ekspor ke luar negeri belum bisa dilanjutkan. Karena negara tujuan seperti Malaysia saat ini juga masih menutup akses lantaran COVID-19. 

"Barang yang sudah terkirim juga masih tertahan di Kantor Pos. Karena memang negara tetangga masih lockdown. Jadi sementara waktu belum bisa melakukan pengiriman," tambah David. 

3. Sempat kesulitan dapatkan bahan baku

Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital MarketingSeorang pekerja tengah memeriksa sepatu yang baru selesai produksi. IDN Times/ Alfi Ramadana

Tak hanya alami penurunan penjualan, David juga menyebutkan bahwa dirinya juga sempat kesulitan mendapatkan bahan baku. Utamanya untuk bahan baku untuk lidah sepatu yang harus impor dari China. Lantaran beberapa waktu lalu China mengambil kebijakan lockdown sebagai imbas dari penyebaran virus corona. Namun demikian, David tetap berupaya untuk bertahan meskipun bahan baku menjadi lebih mahal. 

"Sempat sulit dapat bahannya. Imbasnya tentu bahan biaya produksi menjadi lebih mahal karena bahan baku juga sulit didapat. Tetapi kami tetap mengutamakan untuk kualitas. Selama masih ada keuntungan meskipun kecil kami tetap tidak menaikkan harga," imbuhnya. 

4. Lebih kreatif untuk tarik pelanggan

Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital MarketingSeorang pengunjung tengah mencoba produk sepatu Shoekashoes. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selain tetap berupaya menjaga kualitas, Shoekashoes juga berupaya untuk lebih kreatif berinovasi. Berbagai produk baru terus dimunculkan untuk tetap bisa menarik pelanggan. Selain sepatu, kini Shoekashoes mulai merambah produksi sandal kulit, dompet kulit dan tas kulit. Berbagai inovasi produk baru tersebut dilakukan demi menjaga pasar agar tetap bergairah selama masa pandemi ini. Sekaligus juga menjaga agar cash flow keuangan berputar selama masa pandemi. Bahkan David selaku owner mengakui sudah menyiapkan planning hingga akhir tahun untuk bisa bertahan di masa pandemi ini. 

"Selain produk baru, kami juga berikan berbagai macam promo. Biasanya dalam satu tahun kami hanya berikan promo sebanyak dua hingga tiga kali saja. Tetapi dalam beberapa bulan pandemi corona ini kami sudah lakukan dua kali promo untuk menarik pelanggan. Apalagi sistem kami juga preorder terlebih dahulu dalam pemesanan produk," jelasnya. 

5. Maksimalkan digital marketing untuk pasarkan produk

Pandemik, Produsen Sepatu Lokal Malang Digital MarketingPengunjung tengah melihat-lihat sepatu produksi Shoekashoes. Selama pandemi penjulan dimaksimalkan melalui pasar online. IDN Times/ Alfi Ramadana

Cara lain yang ditempuh Shoekashoes untuk bisa bertahan adalah dengan memaksimalkan pemasaran melalui digital. Selama ini David banyak mengandalkan platform media sosial untuk memasarkan produknya. Namun, kini dirinya mulai melirik toko online sebagai tempat untuk memasarkan produknya. Meskipun sejak awal platform online memang menjadi media utama pemasaran produk unggulan miliknya. Kali ini lebih diperkuat lagi lantaran situasi pandemi yang memaksa masyarakat untuk mengurangi aktifitasnya di luar rumah. 

"Sejak awal kami memang sudah menggunakan platform media sosial untuk menjual produk. Kini kami juga menambah dengan membuka toko di beberapa marketplace. Meskipun terkadang masih ada kesulitan dalam meyakinkan pembeli," pungkasnya. 

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya