Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus Putih

Sempat dapat penolakan dari warga 

Malang, IDN Times - Suwaji (54) tampak tengah membersihkan kandang yang di dalamnya ada beberapa tikus putih berlarian, Senin (9/8/20210 pagi. Dia juga berkeliling melihat tempat makanan di beberapa kandang tikus yang ia pelihara. Rutinitas warga Jl Sudimoro Gang VI, Mojolangu, Lowokwaru, Kota Malang ini sudah ditekuni sejak 13 tahun lalu. Dia mengaku, bisnis tikus putih cukup menguntungkan.

1. Sempat menjadi atlet tinju junior

Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus PutihPemberian pakan ke tikus disesuaikan masing-masing ukuran. IDN Times/Alfi Ramadana

Saat muda, Suwaji ternyata sempat menjadi atlet tinju junior. Bahkan, karirnya di ring tinju sempat ia tekuni hingga level provinsi. Karir tinju ia jalani sampai usia 22 tahun. Setelah ia berkeluarga, Suwaji lalu bekerja serabutan hingga akhirnya dia melihat peluang memulai ternak tikus putih pada tahun 2008. Saat itu dirinya melihat banyak mahasiswa kedokteran yang kesulitan mencari objek untuk riset. Hal itulah yang kemudian membuatnya mengembangbiakkan tikus putih.

"Awalnya hanya tiga ekor saja. Satu pejantan dan dua betina. Kemudian saya breeding sendiri sampai akhirnya berkembang cukup banyak," urainya Senin (9/8/2021). 

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Pengelola Mal di Malang Kian Terdesak 

2. Sempat mendapat penolakan warga

Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus PutihSuwaji menunjukkan beberapa ekor tikus putih yang berhasil ia kembangbiakkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Dalam tempo 13 tahun, usaha ternak tikus putih berkembang pesat. Jumlah tikus putih yang yang dikembangbiakkan bahkan mencapai 7000 ekor. Dalam perjalanan usaha ternak tikus ini, Suwaji mengaku sempat mendapat penolakan dari masyarakat. Tapi, setelah memiliki kandang tetap, Suwaji mulai bisa mengikis anggapan negatif mengenai ternak tikus. 

"Harus diakui memang tikus itu tidak semua orang suka. Terlebih memang tikus juga termasuk hewan yang berbau dan mendapat penolakan. Tapi setelah ada kandang, sekarang semua berjalan lancar," tambahnya. 

3. Kembangkan tiga jenis tikus

Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus PutihSuwaji saat memberi pakan ke sejumlah tikus di kandang peternakannya. IDN Times/Alfi Ramadana

Sejauh ini, sudah ada tiga jenis tikus yang dikembangbiakkan oleh Suwaji. Masing-masing adalah Mencit, Wistar dan tikus rumahan. Secara perawatan, Suwaji mengaku tidak terlalu sulit. Dari anakan hingga siap berkembang biak, tikus putih hanya perlu waktu selama empat bulan saja. Setelah itu, masa produktif indukan tikus kurang lebih selama satu tahun. Dalam tempo empat bulan, tikus bisa mengalami enam kali breeding. Pakan yang digunakan juga cukup sederhana yakni jagung lembut dicampur BR pakan ayam.

"Yang agak sulit itu untuk tikus rumahan. Sejauh ini saya belum berhasil melakukan breeding. Kalau untuk harga yang paling mahal justru tikus rumahan yang bisa sampe Rp100 ribu. Kalau jenis mencit dan wistar bisa sampai Rp60 ribu yang untuk riset," sambungnya. 

4. Menjadi penyuplai pakan di Eco Green Park

Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus PutihTikus putih yang berhasil dikembangbiakkan oleh Suwaji. IDN Times/Alfi Ramadana

Ketekunan Suwaji berbuah manis. Kini, dia dipercaya sebagai salah satu penyuplai pakan di Jatim Park Group yakni Eco Green Park. Setiap pekannya, Suwaji harus menyiapkan hingga 700 ekor tikus putih. Selain itu, setiap harinya juga menyiapkan 300-400 ekor untuk kebutuhan penjualan komunitas reptil dan mahasiswa riset kedokteran hewan maupun lainnya. 

"Harganya juga beda yang hanya untuk pakan atau untuk riset. Kalau untuk riset biasane lebih mahal karena ada syarat-syarat khusus misal dari ukuran, berat dan panjangnya," katanya. 

5. Sempat mengalami penurunan

Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Ternak Tikus PutihSuwaji saat memberikan pakan ke sejumlah kandang tikus miliknya. IDN Times/Alfi Ramadana

Suwaji menyebut selama pandemik COVID-19, ternak tikus putih miliknya tak banyak terpengaruh. Tetapi memang sekitar 6 bulan yang lalu ternak tikus miliknya sempat mengalami penurunan. Hal itu lantaran dirinya sempat sakit. Sehingga banyak tikus ternak yang ia kembangkan dijual. Dari 7000 ekor hanya tersisa sekitar 25 persen saja.

"Sekarang saya mencoba mengembangkan lagi. Saat ini banyak kandang yang masih kosong dan masih terus saya breeding lagi," tandasnya. 

Baca Juga: Sekelompok Anak Muda Kota Malang Sukses Budidaya Ikan Nila    

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya