Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara Miskin

Target pengumpulan sumbangan Bank Dunia Rp1,4 kuadriliun

Jakarta, IDN Times - Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dia berharap China akan meningkatkan sumbangannya ke dana Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA) untuk negara-negara termiskin.

Malpass mengatakan ia melibatkan China, Rusia, Turki, Inggris, dan negara-negara donor lainnya dalam upaya mengumpulkan sekitar 100 miliar dolar (Rp1,4 kuadriliun) untuk dana tersebut pada akhir tahun. Hal itu disampaikannya kepada Komite Bretton Woods, sebuah kelompok pendukung yang berbasis di AS, dilansir kantor berita ANTARA dari Reuters, Jumat (15/10/2021). 

Baca Juga: Angka Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Terpangkas

1. Bank Dunia nilai ekonomi China cukup baik untuk berdonasi

Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara MiskinPresiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Malpass mengatakan ekonomi China telah tumbuh dan dia menilai bahwa Beijing dapat meningkatkan donasi yang sebelumnya sudah lumayan besar kepada IDA. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal pertama 2021 yang mencapai 18,3 persen telah memukau banyak negara.

Pertumbuhan ekonomi ini merupakan yang terbesar sejak 1978 di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut. Padahal, pertumbuhan ini terjadi di tengah pandemik COVID-19, yang telah membuat pertumbuhan ekonomi sulit dicapai di kebanyakan negara.

Namun, Bank of America (BofA) memangkas perkiraan pertumbuhan China pada Selasa (21/9/2021). Penyesuaian itu dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya masalah di perusahaan properti Evergrande, wabah COVID-19 baru, dan tekanan peraturan yang meluas.

BofA memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil untuk China untuk tahun ini menjadi 8,0 persen dari 8,3 persen. Sementara untuk 2022, BofA memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi 5,3 persen dari 6,2 persen. BofA juga memangkas prospek 2023 menjadi 5,8 persen dari 6,0 persen.

Sejumlah bank lain selain BoFa juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China. Standard Chartered dan ING, serta Goldman Sachs juga memperingatkan hal serupa.

Baca Juga: G7 Didesak Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 untuk Negara Miskin

2. Sumbangan dana besar dinantikan negara miskin

Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara Miskinvideoblocks.com

Malpass pada Senin menerima target pengumpulan dana Rp1,4 kuadriliun yang sebelumnya ditetapkan oleh para pemimpin Afrika. Dia mengatakan bahwa dana tersebut diperlukan untuk mengatasi "kemunduran tragis" dalam pembangunan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Selain China, Jepang juga disebut Malpass, telah berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang besar.

Pejabat keuangan Kelompok 20 negara-negara dengan perekonomian maju (G20), pada Rabu (13/10/2021), mengatakan mereka menantikan masuknya sumbangan dana besar-besaran.

Baca Juga: Bank Dunia: Pengertian, Sejarah dan Perannya

3. Kesenjangan negara maju dan berkembang kian lebar

Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara MiskinIlustrasi Sudan (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Bank pembangunan multilateral itu memperkirakan pertumbuhan global sebesar 5,7 persen pada tahun 2021 dan 4,4 persen pada 2022. Namun, Malpass mengatakan kesenjangan antara ekonomi maju dan negara berkembang semakin memburuk.

"Ini telah menghambat upaya untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dari tahun ke tahun, dan dalam beberapa kasus untuk kemiskinan ekstrem yang terjadi dalam beberapa dekade." 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya