Rupiah Jeblok 2 Persen hingga Menyentuh Rp14.340 

Anjloknya nilai tukar rupiah disebabkan wabah virus corona

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah jeblok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (28/2). Rupiah dibuka melemah 0,14 persen di level Rp 14.050 per dolar AS dan terus anjlok sepanjang perdagangan hari ini.

Pada penutupan perdagangan, nilai tukar menyentuh angka Rp14.340 per dolar AS. Nilai tukar tersebut melemah 2,21 persen dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya. Ini merupakan level terlemah sejak Mei tahun lalu. 

1. Pelemahan rupiah dampak dari corona

Rupiah Jeblok 2 Persen hingga Menyentuh Rp14.340 IDN Times/Sukma Shakti

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah itu tak lepas dari dampak wabah virus corona baru. Menurutnya, wabah itu menyebabkan banyak dana asing yang angkat kaki dari negara berkembang.

"Corona virus itu memang berdampak ke perilaku investor global terhadap kepemilikan investasi di berbagai negara. Mereka cenderung jual dulu karena itu ada outflow. Kalau kondisi baik, mereka akan masuk lagi," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/2). 

Baca Juga: Jabodetabek Dikepung Banjir, Rupiah Ikut Loyo

2. Pelemahan pun terjadi pada sejumlah uang mata uang lain di Asia

Rupiah Jeblok 2 Persen hingga Menyentuh Rp14.340 Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah tidak separah nilai tukar mata uang negara-negara lain di Asia.

"Hingga 27 Februari melemah 1,08 persen dan hari ini di kisaran Rp14.000. Pelemahan rupiah relatif rendah dibanding mata uang negara lain," kata Perry. 

Dia membandingkan nilai tukar sejumlah mata uang negara di Asia yang lebih lemah, seperti Won Korea yang mengalami pelemahan terparah yakni 5,07 persen, disusul Baht Thailand yang melemah hingga 6,42 persen, Dolar Singapura 3,76 persen, dan Ringgit Malaysia 2,91 persen. 

3. Bank Indonesia lakukan 3 intervensi untuk atasi pelemahan rupiah

Rupiah Jeblok 2 Persen hingga Menyentuh Rp14.340 IDN Times/Hana Adi Perdana

Dengan kondisi rupiah yang kian anjlok, Perrry mengatakan akan melakukan intervensi yang akan dilakukan BI selain memberi stimulus dengan menurunkan suku bunga acuan. 

Pertama, menjual valas untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Kedua, melalui jual beli valas dalam negeri atau domestic non deliverable forward (DNDF). Intervensi terakhir, pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor asing.

Sejak awal tahun, sebenarnya, BI telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp100 triliun untuk menjaga kestabilan rupiah dari sentimen pasar yang negatif.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Jokowi: Ada yang Tidak Senang Kalau Rupiah Melesat Cepat

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya