Usai Polemik Impor Beras, Kementan Sebut Indonesia Berpotensi Ekspor

Kementan pede beras produksi Indonesia diminati mancanegara

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian menyebut produksi beras dalam negeri yang dalam masa panen raya berpotensi untuk diekspor ke luar negeri, mengingat permintaan dari mancanegara yang cukup tinggi.

Hal ini disampaikan di tengah polemik wacana impor beras sebanyak 1 ton yang yang diungkapkan Dirut Bulog Budi Waseso. Di hadapan anggota dewan, Buwas bahkan menyebut rencana impor tersebut diperintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan M Lutfi. Mendag belakangan menyanggah keterangan tersebut.

Menanggapi polemik tersebut, Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta agar perdebatan impor beras dihentikan karena hal itu akan berpengaruh pada harga jual gabah petani. Jokowi juga menegaskan tidak akan ada impor beras hingga Juni 2021.

Baca Juga: Sejarah Impor Beras dari Era Soeharto hingga Jokowi

1. Beras Indonesia, khususnya organik, diminati pangsa pasar luar

Usai Polemik Impor Beras, Kementan Sebut Indonesia Berpotensi Ekspor

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri, mengatakan beras lokal Indonesia khususnya beras organik diminati pangsa pasar negara lain pada setiap tahunnya dengan jaminan harga yang cukup baik di pasar internasional.

“Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian yang dihimpun di pelabuhan ekspor kita, permintaan beras kita di luar negeri cukup besar,” kata Kuntoro dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (28/3/2021).

Kuntoro menyebut permintaan untuk beras dalam kategori premium atau kebutuhan khusus seperti beras organik ini masih terbuka lebar, mengingat selera pasar dari kebutuhan beras organik dan Horeka di luar negeri akan beras lokal Asia cukup bagus.

2. Ekspor beras pada 2020 mencapai 230,2 ton

Usai Polemik Impor Beras, Kementan Sebut Indonesia Berpotensi EksporIlustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data Kementerian Pertanian volume ekspor beras pada 2020 mencapai 230,2 ton, dan pada 2019 sebesar 341,1 ton.

“Volumenya memang agak menurun apalagi 2020 ada hambatan pandemi COVID-19, namun jumlah negara tujuan ekspor bertambah hingga 20 negara di dunia. Ini peluang yang harus ditangkap,” tegas Kuntoro.

Dia menyebut setidaknya sejak 2017, Indonesia telah melakukan ekspor sebesar 2.100 ton ke lima negara tujuan, yakni Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Belgia dan Bangladesh. Bahkan ekspor beras Indonesia sempat mencapai total 1.400 ton pada 2018 ke 14 negara, termasuk ke Jepang, Vietnam dan Tiongkok.

Baca Juga: Jokowi: Saya Pastikan Tidak Ada Impor Beras Sampai Juni 2021 

3. Peluang ekspor terbuka lebar saat negara di dunia mulai buka lagi pelabuhan

Usai Polemik Impor Beras, Kementan Sebut Indonesia Berpotensi EksporIlustrasi pelabuhan rakyat. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

Kementan meyakini peluang untuk ekspor beras akan terbuka kian lebar bila negara-negara di dunia mulai membuka akses pelabuhannya seperti sebelum pandemik COVID-19. Sementara untuk potensi produksi beras lokal, menurut Kuntoro, Indonesia masih memiliki potensi besar lantaran Indonesia masih punya cukup lahan wilayah pertanian dan memiliki kemampuan untuk produksi beras, hanya tinggal pengelolaan yang dilakukan secara baik.

“Kami yakin peluang ekspor beras ke pasar internasional ini akan terus terbuka dan kita mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional. Mentan Syahrul sudah memberi arahan khusus terkait peningkatan nilai tambah dan ekspor produk pertanian kita. Tinggal kita maksimalnya potensinya,” kata Kuntoro.

Baca Juga: 5 Negara dengan Jumlah Impor Beras Terbesar di Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya