[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain 

President of Global Creative for Fast Retailing, John C Jay

Jakarta, IDN Times - Membangun sebuah brand bukanlah perkara mudah. Apalagi jika tidak ingin menjadi sekadar brand yang berorientasi pada penjualan produk. Uniqlo sebagai brand di bawah perusahaan holding retail multinasional, Fast Retailing Inc, punya filosofi kuat dalam membangun dan mengembangkan diri.

Perusahaan clothing apparel asal Yamaguchi Jepang ini, dikenal luas karena memiliki banyak inovasi ramah lingkungan dalam produk-produknya. Uniqlo juga terkenal dengan berbagai kolaborasi dengan para seniman dalam koleksi desain pakaiannya.

Meski punya segudang desain dan teknologi canggih, brand yang didirikan oleh Tadashi Yanai pada 1949 ini menolak disebut sebagai perusahaan fashion. Mereka lebih suka disebut sebagai perusahaan retail yang menyediakan kebutuhan pakaian bagi orang sehari-hari.

Bagaimana proses mengembangkan brand Uniqlo dengan campaign LifeWear yang menjadi filosofi mereka? President of Global Creative for Fast Retailing Inc, John C Jay, adalah salah satu orang yang paling tahu jawabannya.

Jay sudah mengenal Yanai sejak 1998. Dia bahkan orang yang membuat brand campaign pertama untuk Uniqlo. "Saat itu LifeWear bahkan belum menjadi sebuah kata," ujarnya. Namun, Jay baru resmi bergabung dengan perusahaan tersebut tujuh tahun lalu.

Seperti apa konsep brand Uniqlo hingga bisa tumbuh kuat seperti saat ini? Berikut wawancara IDN Times dengan John C Jay.

Baca Juga: Uniqlo Rilis Koleksi Fall Winter 2022, Bisa Jadi Ide Layering Outfit!

Apa yang menginspirasi Anda dalam mengembangkan brand?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Jawabannya adalah orang. Orang biasa yang kita temui sehari-hari (everyday people). Dalam bahasa Inggris, kehidupan sehari-hari terdengar sangat normal, terdengar gak terlalu seru, bukan? Tetapi kehidupan sehari-hari itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang sehari-hari, sangat menginspirasi kami.

Banyak brand yang ingin dihormati, ingin mendapatkan respect dari para influencer, golongan elite, dan sebagainya. Dan berharap ide dan selera mereka akan sampai ke orang awam. Bagi kami yang mendapatkan respect dari orang-orang ini sejak "hari pertama", kita tidak perlu melakukan ini. Kami ingin respect di sini dan kemudian itu akan bekerja sendiri ke lapisan atas.

So..orang biasa, kehidupan sehari-hari, kebutuhan Anda adalah apa yang menginspirasi kami. Dan itulah mengapa kami mengatakan bahwa kami bukan perusahaan fashion. Yang kami maksud adalah kami bukan perusahaan mode tradisional. Inspirasi kami berasal dari orang-orang biasa (real people).

LifeWear, tentu saja, adalah apa yang kami kerjakan. Jadi jika Anda mengatakan Uniqlo adalah mereknya, LifeWear adalah filosofinya. Jadi semua yang kita buat harus sesuai dengan LifeWear, artinya dipengaruhi oleh real people dibuat untuk semua orang, tentunya menghormati semua orang, sederhana, dibuat lebih baik.

Kita tidak berhenti pada kesederhanaan, kita mulai dengan kesederhanaan. Tapi kami tidak takut untuk terus membuatnya lebih baik. Saya tidak akan bahas terlalu dalam. Tapi sekali lagi, di majalah, Anda akan melihat, tentu saja, DNA Jepang kami adalah bagian yang kuat dalam membuat hidup lebih baik. Tentu saja.

2. Konsep Lifewear bermula dari budaya Jepang. Bagaimana itu bisa relevan dengan orang-orang di seluruh dunia?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Pertama-tama, saya menyebut LifeWear adalah konsep paling radikal dan inovatif dalam industri pakaian jadi (apparel industry). Kebanyakan orang mungkin akan melihatnya dan bilang "Apa sih, kamu hanya membuat pakaian klasik". Tidak, filosofinya sangat dalam. Begitu dalam dan lebih radikal dari apa pun. Mengapa begitu?

Jadi selama ini, tidak ada yang membuat kreasi, tidak ada yang menciptakan evolusi pakaian. Sementara kami sesungguhnya menyerang evolusi pakaian. Jadi kami tidak membuat pakaian bisnis, pakaian santai olahraga, pakaian rumahan. Kami mematahkan semua itu dan evolusi akan berubah, dalam hal bagaimana kita berpikir tentang pakaian.

Mengapa? Karena kami berpikir tentang bagaimana Anda ingin menjalani hidup Anda. Kami radikal karena pakaian kami dibuat untuk semua (made for all). Kami menantang konotasi konsumen zaman dahulu tentang istilah massa. Jadi kata massal, biasanya dalam bahasa Inggris, artinya negatif, kan? Kami membuatnya sangat positif. Jadi rahasia kesuksesan kita.

Kami berasal dari Jepang dan ini secara alami memengaruhi cara kami memproduksi pakaian yang kami buat. Dan DNA kami, DNA Jepang kami memupuk konsep kesederhanaan dan apresiasi yang unik terhadap detail, serta pencarian inovasi yang konstan. Jadi Anda akan melihatnya, bagaimana upaya kami untuk kecermatan yang mendalam. Di perusahaan, saat membahas sebuah kemeja sederhana saja, diskusinya bisa sangat mencengangkan. Pemikiran yang begitu dalam. Berpikir lebih dalam bukan hanya di jajaran eksekutif. "Silakan berpikir lebih dalam".

Keindahan yang praktis. Tidak hanya praktis. Tidak hanya keindahan. Keindahan yang praktis. Optimisme yang terus-menerus. Sekarang, Anda mungkin bilang Jepang, Anda optimis. "Anda bicara apa? Itu Uniqlo. Itu unik. Restless. Itu adalah Uniqlo issue. Fokus ke kepribadian, inovasi yang konstan. Tentu saja. Itu orang Jepang banget.

Jadi itulah inti dari merek kami. Keindahan praktis itu, bukan praktis, bukan hanya indah, ini sangat sangatlah penting. Jadi semua hal itu memulai pembahasan tentang LifeWear, yang memungkinkan kita berbicara tentang LifeWear. Tapi sekarang kita ada di seluruh dunia, datang ke Madrid, datang ke Vietnam, datang ke India. Ada semua budaya indah ini yang akan mengisi pemikiran kamu. Mengisi pemikiran kita. Itulah yang penting bagi kami.

Bagaimana porsi antara art dan science dalam proses kreasi brand ini?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain President of Global Creative for Fast Retailing Inc, John C Jay (IDN Times/Anata)

Penting. Mereka sangat penting. Anda berasal dari kota dengan seni yang hebat, bukan? Seni yang luar biasa, tapi itu seni klasik. Sementara kami memiliki minat pada banyak hal di jalanan, yang baik dan kontemporer. Jadi, seni, apa yang dilakukan seorang seniman? Tugas seorang seniman adalah menunjukkan kepada Anda sesuatu yang tidak dapat Anda lihat. Itu adalah visi seorang seniman. Itulah keajaiban seorang seniman, untuk membantu Anda melihat. Mereka melihat kehidupan, melihat dunia dengan cara yang tidak dapat Anda lihat.

Jadi, tentu saja, seni itu menginspirasi kita. Namun banyak jenis seni yang diilhami bukan hanya satu jenis seni. Jadi bukan hanya grafiti seni jalanan Anda, tetapi kami memiliki banyak koleksi UT kami yang terinspirasi oleh lukisan klasik Jepang, seni klasik Jepang. Jadi seni itu sangat penting.

Bagian sains adalah teknologi yang mengembangkan pakaian kami, yang terus membuatnya menjadi lebih baik. Ingat, sederhana membuat jadi lebih baik. Sebagian besar brand akan bilang, ini sederhana, sempurna. Setop. Setop. Kami terus berusaha membuatnya lebih baik tanpa merusak kesederhanaannya. Jadi itulah yang membuat kami sangat-sangat tidak biasa. Itu juga berasal dari DNA Jepang kami, sebuah inovasi konstan.

Baca Juga: LifeWear Day Uniqlo di London: Meniti Keseimbangan Keindahan & Fungsi

Bagaimana mengawinkan art dan science agar kedua konsep utama itu bisa sejalan dan sama-sama kuat?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Oke. Jadi katakanlah saya memiliki teknologi yang hebat dan itu berfungsi secara fungsional. Menakjubkan. Tapi keindahan juga fungsi. Inilah yang diajarkan seni dan budaya kepada kita. Estetika sangat, sangat penting. Jadi keindahan adalah fungsi. Jangan menganggap keindahan sebagai sesuatu yang terpisah.

Jadi pakaian kita harus menjadi aspirasi bagi banyak orang. Bukan hanya orang keren, bukan hanya orang fashion, tapi bagaimana kita membuat pakaian, Ini adalah trik sulap yang kami coba lakukan.

Bagaimana kita membuat pakaian yang menginspirasi atau relevan bagi banyak orang? Atau kalau kita mau sebut, untuk massa. Karena seringkali saya katakan kita sedang mendefinisikan kembali konsep massa di dunia konsumen. Bagaimana caranya kita membuat pakaian dari massa, tapi orang-orang yang super canggih juga menginginkannya. Itulah triknya. Itulah trik sulap yang kami coba buat di sini.

Jadi kami membutuhkan segalanya. Kami butuh seni, kami butuh sains. Tapi pengerjaannya kembali ke DNA Jepang kami. Ratusan dan ratusan tahun sejarah, pengerjaan tekstil. Namun di sisi lain, Jepang memiliki dekade demi dekade kepemimpinan dan teknologi tekstil untuk keduanya. Seni dan teknologi menyatu.

Uniqlo terus mengembangkan desain yang eco-friendly, apa saja inovasinya?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Tentu saja, model botol PET, botol plastik (pakaian daur ulang), dan tentu saja, remaking ULD (Ultra Light Down). Semuanya merupakan langkah besar bagi kami. Jika Anda melihat presentasi awal Toray, mereka begitu terlibat dalam ilmu lingkungan dan banyak hal. Jadi hubungan kami dengan Toray sangat, sangat penting. Jadi jelas itu sudah sangat penting karena mereka membantu kita untuk berkreasi. 

HEATTECH, AIRism, BLOCKTECH dan banyak hal lainnya. Jadi ada teknologi baru yang disebut Hybrid Down. Jadi ada BLOCKTECH dan Hybrid Down adalah dua teknologi terbaru yang sudah dimulai. Tapi sekarang kami sepenuhnya berinvestasi dalam keberlanjutan, mereka adalah juara yang hebat, inovator yang hebat. Jadi seni dan ilmu konsep lightweight, kami sangat bergantung pada kemitraan ini dengan mereka.

Apa yang baru? Saya tidak bisa mengatakannya, dan mungkin saya bahkan belum tahu jawabannya, tetapi setiap hari kami bekerja menuju sesuatu dan sekali lagi inovasi akan datang dari apa yang dibutuhkan orang. 

Siapa yang paling berjasa atas kesuksesan Lifewear?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Orang orang. Pelanggan kami. Karena merekalah yang memberi kami informasi. Tapi triknya di sini adalah, deskripsi marketer yang malas. Seorang marketer yang malas mengambil sebuah cermin dan memberikannya kepada pelanggan. Dan Anda hanya membuatnya dari situ. Anda hanya, "oh, mereka menyukai biru, mari kita buat biru." Itu pemasaran yang malas, produk yang malas.

Penjual yang baik, mengambil informasi itu dan kemudian membuat sesuatu yang mengejutkan mereka, sesuatu yang meningkatkan kehidupan mereka, menjadikan informasi itu sebagai titik awal dan mampu melampaui harapan mereka.

Jadi kesuksesan kami harus menjadi milik orang-orang, tentu saja. Tapi juga, menurut saya, jujur, saya datang ke perusahaan ini karena Tuan Yanai. Visinya, dia sangat mengambil risiko, dia berpikir begitu besar dan saya harus menjawab dengan sangat jujur. Saya harus melihat dia karena dia menciptakan perusahaan ini. 

Baca Juga: Promosikan Perdamaian, Uniqlo Rilis Kaus Amal 'Peace For All’

7. Apakah Anda mempertimbangkan kerja sama dengan selebritas untuk menguatkan brand?

Tentu saja, selebritas bisa menjadi penting, terutama di pasar tertentu di mana Anda sangat bergantung pada selebritas. Tapi kita cenderung tidak berpikir seperti itu. Oke, sekarang, kita punya ambassador. Kami memiliki Roger Federer dan sebagainya. Tapi tujuan menggunakan mereka, cara kami mulai menemukan duta adalah melalui nilai-nilai mereka, bukan karena mereka terkenal.

Yang pertama adalah juara dunia atlet tenis dengan kursi roda. Sekarang, secara kebetulan, dua dari mereka adalah pemain tenis dan dua dari mereka adalah pemain tenis yang duduk di kursi roda. Itu benar-benar kebetulan. Saya pikir satu memperkenalkan satu sama lain dan sebagainya.

Itu bukan 'raksasa', materi yang cocok di media sosial, tetapi karena kita memilih orang sesuai dengan nilai mereka dan apakah prinsip mereka sejalan dengan kita. Jadi itu sangat, sangat penting. Kami tidak mendesain pakaian untuk pemasaran. Tidak, kami tidak mendesain pakaian untuk hype. Tidak. Kami mendesain pakaian untuk kehidupan nyata orang sungguhan. Pakaian untuk pemasaran, mudah. Garis besar dan nama logo bintang besar, buat sesuatu yang besar dengan kemewahan. Instagram, blablabla.. Itu bukan pakaian asli, itu pemasaran.

Jadi jawabannya ya dan tidak. Apakah kami akan mendukung menggunakan selebritas? Tentu saja, jika orang itu benar. Roger Federer adalah contoh sempurna. Dan ketika saya meluncurkan merek tersebut pada 1998, saya sengaja tidak menggunakan selebritas. Saya menggunakan satu atau dua bintang yang sedang naik daun, tapi bukan selebritas. 

8. Uniqlo banyak menggandeng seniman. Menurut Anda siapa yang paling sukses dan kenapa?

Kaws tentu saja, dan waktu adalah segalanya. Kaws bukanlah hal baru. Tapi dia baru bagi banyak orang di dunia karena dia menantang status quo dunia seni. Jadi kami memiliki hal lain yang sangat terkenal di dalam perusahaan kami. Menantang membantu saya melalui ini. Menantang kebijaksanaan konvensional. Tantangan. Menantang kebijaksanaan konvensional. Nah, poin utamanya menantang kebijaksanaan konvensional. Jadi dia menantang kebijaksanaan konvensional.

Sudah pasti hubungan kami dengan MoMA sangat, sangat penting. The Archive, seniman yang bekerja sama dengan kami, tidak diragukan lagi bahwa Warhol of State dan John Michel Basquiat dan Keith Haring, semuanya sangat, sangat, sangat penting.

Dan kami terus mencari artis baru untuk bekerja dengan yang memiliki filosofi yang sama. Sekarang, kami memiliki banyak kategori di area UT. Kami memiliki media artis kontemporer, artinya Pixar, Disney, Marvel dan sebagainya. Media super global. Kami memiliki pop culture Jepang, maksudnya game, anime, manga. Dan kami juga memiliki kesenian tradisional Jepang. Tepat. Jadi kami memiliki saluran inspirasi yang berbeda ini. Tapi tugas saya adalah terus mencari lebih banyak, terus menemukan yang lebih menarik dan seterusnya.

9. Dalam berkolaborasi dengan desainer terkenal, bagaimana Anda menjaga konsepnya sesuai dengan filosofi Uniqlo?

[WANSUS] Cerita soal LifeWear, saat Brand Tak sekadar Urusan Desain LifeWear Day 2019: “The Art and Science of LifeWear: New Form Follows Function” (IDN Times/Anata)

Nah, itu pertanyaan besar. Begitulah cara kami memilih. Kami berdialog. Hanya karena mereka terkenal bukan berarti mereka cocok untuk kami. Hanya karena mereka sangat laris, bukan berarti mereka cocok untuk kami. Christophe Lemaire adalah mantan direktur kreatif Hermes, bukan? Pemikirannya sangat mirip dengan LifeWear bahkan tanpa kata. Pemikirannya tentang perangkat utilitarian dan fungsionalitas serta keindahan sangat mirip. Dia orang yang mudah untuk mengatakan, 'Kita harus bermitra'.

Tapi kemudian ada orang seperti Inez. Jadi di Paris, Inez adalah perempuan canggih yang sangat Prancis. Jadi, wow, untuk perusahaan Jepang, itu menarik. Bisakah Anda mengajari kami lebih banyak sehingga siapa yang dapat membawa sesuatu untuk membantu hidup kami? Menjadi lebih penuh, menjadi lebih kaya, menjadi lebih, menjadi lebih indah.

Lalu yang lainnya adalah Alexander Wang. Jadi Alexander Wang adalah bintang pop di dunia mode. Mengapa Anda ingin bekerja dengannya? Ada apa? Dia mencintai Arizona, jadi dia mengerjakan Arizona dan menjadikan Arizona indah. Jadi alasannya selalu fungsional, selalu energi yang besar di mana-mana. Tapi dia juga membuatnya begitu indah sehingga semua orang ingin memakainya di luar. Jadi, dia menambahkan sesuatu ke LifeWear. Jadi semua orang ini harus setuju untuk menambahkan sesuatu ke LifeWear. Jadi mereka harus membeli filosofi.

Desainer lain lagi, JW Anderson. Ketika Anda melihat JW di tempat kerja, dia selalu memakai Uniqlo dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jadi dia seperti duta berjalan untuk kita, tanpa pernah bertanya padanya. Dia suka yang unik, tapi lihat desainnya. Dia luar biasa dalam hal bakat dan sebagainya. Tapi ada bagian dari hidupnya di mana dia suka membuat fungsi dan keindahan menjadi satu. Sekarang dia membawa, tradisi Inggris, tradisi klasik, tapi twisted. Jadi bagaimana Anda menganggap universal itu sangat klasik. Ya, tapi saat JW mengambilnya, dia bisa memelintirnya hanya untuk membuatnya modern, agar menarik bagi orang-orang.

Jadi kolaborasi itu banyak hubungannya dengan filosofi mereka. Dan apakah filosofi mereka bisa bertemu dengan kami? Kami tidak pernah melihat berapa banyak followers yang Anda miliki atau, berapa banyak hit yang Anda dapatkan? Itu sama sekali bukan cara kita memandang orang. Itu selalu tentang filosofi mereka dan nilai-nilai mereka dan nilai-nilai mereka.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya