Digitalisasi Kesehatan-Farmasi Berkembang Pesat Saat Pandemik COVID-19

Masyarakat semakin mudah untuk mengakses layanan kesehatan

Jakarta, IDN Times – Pandemik COVID-19 dengan segala pembatasan sosialnya menuntut teknologi berkembang signifikan. Salah satu sektor yang paling terasa kemajuannya adalah digitalisasi di bidang kesehatan dan farmasi.

Peran telemedicine sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri. Tanpa harus pergi ke luar rumah dan berpotensi menularkan penyakit kepada orang lain, penderita COVID-19 bisa konsultasi dengan dokter melalui aplikasi.

“Tujuan dari digitalisasi bidang kesehatan dan farmasi adalah menjaga aksesibel layanan dan biaya yang terjangkau oleh berbagai kalangan,” kata Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, dalam webinar bertajuk ‘Peran Digitalisasi Dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi’.

1. Sekilas tentang perkembangan digitalisasi kesehatan di Indonesia

Digitalisasi Kesehatan-Farmasi Berkembang Pesat Saat Pandemik COVID-19ilustrasi telemedicine (pexels.com/Anna Shvets)

Pada dasarnya, digitalisasi di industri kesehatan dan farmasi mulai berkembang sejak 2017, ketika uji coba telemedicine dilakukan dalam rangka konsultasi, diagnosis, dan tindakan medis yang dilakukan jarak jauh berbasis tele-radiologi, tele-ultrasonografi, dan tele-elektrokardiologi.

Pada 2019, pelayanan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi mulai diselenggarakan.

Kemudian, di awal 2020, teknologi makin berkembang dalam rangka pencegahan COVID-19. Hingga pada 2021 pelayanan telemedicine semakin banyak karena digunakan untuk kegiatan track and trace system di bidang kesehatan dan farmasi.

Indonesia juga sudah memiliki segudang regulasi yang mengatur pengembangan digitalisasi di bidang kesehatan, seperti PP No. 46 Tahun 2014, Permenkes No. 2052/Menkes/Per/X/2011, Permenkes No. 20 tahun 2019, Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/650/2017, SE Menkes RI HK.01.02/MENKES/303/2020 dan No. HK.01.07/MENKES/4829/2021.

Baca Juga: Ketua IDI: Dulu Telemedicine Dianggap Saingan Dokter Praktik 

2. Platform kesehatan semakin terpadu

Digitalisasi Kesehatan-Farmasi Berkembang Pesat Saat Pandemik COVID-19Hermawan Saputra di IDN Media HQ (IDN Times/Muhammad Athif Aiman)

Hari ini, sistem rujukan fasilitas kesehatan sudah semakin terpadu. Pelayanan kesehatan berbasis telemedicine sudah meliputi konsultasi komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi klinis, pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual, hingga pemberian anjuran atau nasihat berdasarkan hasil pemeriksaan.

Selain itu, melalui telemedicine, pasien juga bisa memperoleh resep sesuai hasil diagnosis dan surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Beberapa upaya dalam komoditi, sumber daya, pelayanan kefarmasian, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan agar terciptanya kemandirian dalam manajemen dan informasi kesehatan,” ujar Hermawan.

3. Market size digitalisasi kesehatan di Indonesia mencapai Rp60 triliun

Digitalisasi Kesehatan-Farmasi Berkembang Pesat Saat Pandemik COVID-19Aplikasi klikdokter. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Ada banyak platform yang berkontribusi dalam mengembangkan digitalisasi kesehatan, sebagainnya bahkan sudah menjadi mitra Kementerian Kesehatan, seperti AloDokter, Get Well, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, LinkSehat, Milfield Doktor, ProDehat, SehatQ, dan YesDok.

CEO KlikDokter, Hendra Heryanto Tjong, menjelaskan bahwa pasar di Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN. Per tahun 2020, populasi di Indonesia mencakup 25 persen Generasi Y dan 28 persen Generasi Z yang mengerti teknologi dan antusias terhadap kesehatan. Mereka membentuk market size senilai Rp60 triliun.

Perkembangan farmasi digital ditandai tiga hal, yakni perubahan ke digital di mana platform jual-beli daring telah banyak digunakan untuk membeli produk farmasi, perubahan perilaku konsumen yang membeli berbagai produk melalui omnichannel, dan komunikasi marketing kini langsung dilakukan oleh produk sendiri.

“KlikDokter sebagai penyedia aplikasi yang memungkinkan konsumen untuk membeli produk langsung dari kami melalui partner farmasi yang terpercaya dan sudah sesuai dengan ketentuan SIA/SIPA untuk menjamin kualitas produk,” tutur Heryanto.

“Melalui KlikDokter yang bekerja sama dengan lebih dari 1.000 farmasi di seluruh Indonesia, Kalbe telah bergerak menuju transformasi online,” ujar dia. 

Baca Juga: Ikut Sediakan Obat Gratis bagi Pasien COVID-19, Ini Profil KlikDokter

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya