Kebijakan Batas Harga Mulai Berlaku, Rusia Ogah Ekspor Migasnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kebijakan pembatasan harga minyak Rusia yang disetujui oleh negara anggota G7, Uni Eropa, dan Australia mulai efektif berlaku pada Senin (5/12/2022). Kebijakan tersebut memungkinkan pembelian minyak hanya dilakukan pada atau di bawah batas 60 dolar AS per barel.
Merespons hal tersebut, Moskow mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mematuhi kebijakan tersebut meskipun harus memangkas jumlah produksinya, dan hanya akan menjual minyaknya sesuai dengan harga pasar.
"Kami akan menjual produk minyak hanya ke negara-negara yang akan bekerja dengan kami di bawah kondisi pasar, bahkan jika kami harus sedikit mengurangi produksi," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Rusia Tuding Inggris yang Ledakkan Pipa Gas Nord Stream
1. Rusia menilai kebijakan tersebut akan merusak stabilisasi pasar energi global
Novak juga menyebut langkah yang dilakukan Barat sebagai bentuk campur tangan besar yang bertentangan dengan aturan perdagangan bebas dan akan menyebabkan destabilisasi pasar energi global.
"Kami sedang mengerjakan mekanisme untuk melarang penggunaan instrumen batasan harga, terlepas dari level apa yang ditetapkan, karena gangguan semacam itu dapat lebih jauh mendestabilisasi pasar,” katanya.
Baca Juga: Sempat Terhenti, Rusia Kembali Ekspor Gas ke Jerman via Nord Stream 1
2. Efektivitas kebijakan akan ditinjau kembali bulan depan
Dilansir Aljazeera, Komisi Eropa dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut akan ditinjau oleh Uni Eropa dan G7 setiap dua bulan sekali, termasuk tingkat batas harga yang telah ditetapkan. Tinjauan pertama dijadwalkan pada pertengahan Januari tahun depan.
"Tinjauan ini harus mempertimbangkan keefektifan tindakan, penerapannya, kepatuhan dan keselarasan internasional, dampak potensial terhadap anggota dan mitra koalisi, dan perkembangan pasar," katanya.
Baca Juga: Putin Tawarkan Ekspor Gas ke Eropa, Jerman Langsung Menolak!
3. Zelenskyy menyebut kebijakan tersebut lemah dan tidak serius
Dilansir Sky News, Presiden Volodymyr Zelenskyy menilai kebijakan yang ditetapkan Barat tidak serius. Menurutnya, batas harga yang telah ditetapkan masih memungkinkan Rusia untuk membiayai perangnya dan hanya akan sedikit mempengaruhi perekonomian negara tersebut.
Zelenskyy juga mendesak sekutu Baratnya untuk menetapkan batas harga menjadi 30 dolar AS per barel.
"Itu (kebijakan pembatasan harga) posisi yang lemah. Hanya masalah waktu ketika alat yang lebih kuat akan digunakan," katanya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.