Ada Ekonomi Kreatif dalam Kemenpar, Ini PR untuk Wishnutama

Pasar ekonomi digital diprediksi US$ 100 miliar

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan kementerian baru bernama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamis (23/10). Tak seperti dugaan para pakar sebelumnya yang memprediksi dibentuknya Kementerian Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif, pemerintah melebur ekonomi kreatif dengan Kementerian Pariwisata.

Mantan CEO NET Mediatama Televisi Wishnutama Kusbandio didapuk menjadi menterinya. Apa saja yang penting dikembangkan oleh kementerian baru ini selama lima tahun ke depan? Berikut catatan pesan dari ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF),

Baca Juga: Kementerian Baru di Kabinet Jokowi Bakal Fokus di Startup?

1. Pemerintah harus serius mengelolah kementerian tersebut

Ada Ekonomi Kreatif dalam Kemenpar, Ini PR untuk WishnutamaIDN Times/Margith Juita Damanik

Menurut ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara, jika pemerintah serius mengolah kementerian baru tersebut, Bhima memprediksi, target ekonomi digital pemerintah dapat terealisasi. 

"Ke depan kalau serius dan fokus, saya kira ramalan potensi nilai ekonomi digital Indonesia menembus US$100 miliar pada tahun 2025 bisa terwujud," jelasnya.

2. Diyakini dapat membawa dampak positif

Ada Ekonomi Kreatif dalam Kemenpar, Ini PR untuk WishnutamaIDN Times/Panji Galih

Ia menilai, adanya Kementerian Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif,
akan memberikan dampak yang cukup positif. Sebab, pemerintah akan lebih fokus utamanya terhadap perusahaan-perusahaan rintisan.

"Thailand sudah lebih dulu membuat ministry of digital economy tahun 2016, menyatukan beberapa lembaga yang mengurus ekonomi digital sehingga lebih fokus," tuturnya saat dihubungi oleh IDN Times, Selasa (22/10).

3. Ini harapan terhadap kementerian baru

Ada Ekonomi Kreatif dalam Kemenpar, Ini PR untuk WishnutamaIDN Times / Auriga Agustina

Ia berharap, dengan adanya Kementerian Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif nantinya masyarakat akan terpadu di satu pintu, kemudian insentif buat startup juga menjadi lebih jelas. "Saya berharap pengawasan ke unicorn lebih ketat, mencegah bubble teknologi," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Akan Bentuk Dua Kementerian Baru di Periode Kedua

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya