Ada Tekanan Global, Tenang, Obligasi Pemerintah dan Emas Masih Aman! 

Dapat dijadikan sebagai pendorong pertumbuhan ekomomi

Jakarta IDN Times - Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, kondisi global yang diwarnai berbagai tekanan menjadi ancaman bagi banyak negara. Mulai dari ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok hingga risiko geopolitik, membuat banyak negara di dunia harus mengalami tekanan volume perdagangan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Dalam situasi seperti ini, Perry mengatakan aset yang masih relatif aman adalah obligasi pemerintah hingga emas.

"Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas," katanya di Gedung Bank Indonesia, Kamis (22/8).

Baca Juga: Menkeu: Gejolak Ekonomi Global Diperkirakan Berdampak Hingga 2019 

1. Penempatan dana ke aset sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi

Ada Tekanan Global, Tenang, Obligasi Pemerintah dan Emas Masih Aman! IDN Times/Auriga Agustina

Ia menambahkan, penempatan dana ke aset tersebut bisa dijadikan sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing.

"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal," tuturnya.

2. Perekonomian global tengah melambat

Ada Tekanan Global, Tenang, Obligasi Pemerintah dan Emas Masih Aman! IDN Times/Auriga Agustina

Perry melanjutkan, saat ini perekonomian AS tengah tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi nonresidensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan India juga melemah. Hal tersebut, dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik.

3. Harga komoditas dan harga minyak tertekan

Ada Tekanan Global, Tenang, Obligasi Pemerintah dan Emas Masih Aman! IDN Times / Auriga Agustina

Perry mengatakan pelemahan ekonomi global tersebut menyebabkan harga komoditas hingga harga minyak tertekan.

"Untuk merespons dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, berbagai negara melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya," ungkapnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Buka-Bukaan Soal Resesi yang Guncang Perekonomian Global

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya