Aliran Modal Asing yang Masuk RI Sejak April Capai US$4,1 Miliar 

BI menilai ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengklaim aliran masuk modal asing kembali membaik mulai April 2020. Angkanya mencapai US$4,1 miliar.

Masuknya modal asing karena ketidakpastian pasar keuangan global dinilai telah mereda, sehingga membuat investor percaya untuk kembali masuk ke Indonesia.

"Investasi portofolio sejak April 2020 hingga 14 Mei 2020 mencatat net inflow US$4,1 miliar, setelah pada triwulan I 2020 mencatat net outflow US$5,7 miliar," katanya melalui video conference, Selasa (19/5).

1. Defisit transaksi berjalan kuartal I di bawah 1,5 persen dari PDB

Aliran Modal Asing yang Masuk RI Sejak April Capai US$4,1 Miliar IDN Times / Auriga Agustina

Baca Juga: Aliran Modal Asing Guyur RI, Bikin Rupiah Bertenaga Akhir Pekan

Dia memaparkan secara keseluruhan, ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia tetap baik. Defisit transaksi berjalan triwulan I-2020 menurun di bawah 1,5 persen PDB dari 2,8 persen PDB pada triwulan IV-2019.

'"Kondisi ini dipengaruhi menurunnya impor sejalan melambatnya permintaan domestik, sehingga meminimalkan dampak berkurangnya ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia," ujarnya.

2. Defisit transaksi berjalan diprediksi 2,0 persen dari PDB

Aliran Modal Asing yang Masuk RI Sejak April Capai US$4,1 Miliar IDN Times / Auriga Agustina

Adapun hingga akhir April 2020 posisi cadangan devisa meningkat menjadi US$127,9 miliar, setara pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai posisi cadangan devisa ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," paparnya. 

3. Rupiah juga mengalami penguatan

Aliran Modal Asing yang Masuk RI Sejak April Capai US$4,1 Miliar Ilustrasi rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Selain itu, meredanya ketidakpastian pasar keuangan global meneyebabkan rupiah pada bulan Mei 2020 kembali mengalami penguatan.

Perry menjelaskan hingga 18 Mei 2020, rupiah menguat 5,1 persen secara rerata dan 0,17 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir April 2020.

"Namun demikian, rupiah masih mencatat depresiasi sekitar 6,52 persen dibandingkan dengan level akhir 2019 akibat depresiasi yang dalam pada Maret 2020. Penguatan rupiah didorong oleh aliran masuk modal asing," ujarnya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Periode Terberat, Modal Asing Hilang Rp120 T selama Maret

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya