Cegah Pelemahan IHSG di Tengah Virus Corona, Begini Strategi BEI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sejak awal tahun, hingga akhir Februari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 13,44 persen atau 5.452. Hal tersebut terjadi lantaran investor melakukan antisipasi terhadap dampak virus corona COVID-19 yang diperkirakan semakin meluas.
Direktur Utama BEi Inarno Djajadi mengatakan dalam rangka menjaga keberlangsungan pasar yang kondusif dan perdagangan efek yang wajar di tengah virus corona, Bursa Efek Indonesia (BEI) melarang transaksi short selling untuk sementara.
"Anggota Bursa Efek wajib memastikan bahwa transaksi yang dilakukan baik untuk kepentingan anggota Bursa Efek maupun untuk kepentingan nasabah, bukan merupakan transaksi short selling," katanya di Jakarra, Senin (2/3).
1. Kebijakan ini diklaim dapat menjaga pasar tetap kondusif
Selanjutnya, Inarno menjelaskan, BEI juga tidak akan memproses lebih lanjut anggota Bursa Efek yang mengajukan permohonan sebagai anggota yang dapat melakukan transaksi short selling sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian.
Kebijakan ini dinilai dapat menjaga pasar tetap kondusif di tengah ketidakpastian global. "Di tengah harga yang sedang turun dan tidak adanya transaksi short sell, kami harapkan keadaan pasar tetap relatif stabil," ujarnya.
Short selling merupakan suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di mana investor meminjam dana untuk menjual saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi. Ini dilakukan dengan harapan investor akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat harga saham turun.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Main di Zona Merah, Yuk! Lirik Daftar Saham Ini
2. Bursa telah berkoordinasi dengan pemerintah dan OJK
Lebih lanjut, Inarno menjelaskan kebijakan tersebut sudah melalui koordinasi dengan pemerintah dan OJK selaku regulator industri keuangan.
"Telah berkoordinasi dengan OJK dan pemerintah untuk merumuskan inisiatif dan insentif yang akan diberikan dalam rangka mengantisipasi dampak virus corona terhadap aktivitas di pasar modal Indonesia," ujarnya.
3. Bursa dunia juga mengalami penurunan
Dengan banyaknya sentimen negatif yang tengah menyelimuti, Inarno mengimbau agar investor tidak panik dan tetap berinvestasi dengan analisis yang mendalam.
Penurunan pasar saham dialami oleh seluruh bursa utama dunia yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari atau sama dengan US$ 100 miliar, termasuk bursa-bursa di ASEAN. Penurunan tertinggi dialami Thailand sebesar -15.03 persen, diikuti Indonesia -13.44 persen, Filipina -13.15 persen, Vietnam -8.2 persen, Malaysia -6.68 persen, dan Singapura -6.57 persen.
Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: Jokowi Umumkan Warga Depok Positif Virus Corona, Saham Langsung Anjlok