Cek 4 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Mengelola Uang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mengatur keuangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Karena masih banyak di antara kita yang tanpa sadar melakukan kesalahan saat mengelola keuangan.
Kesalahan dalam mengelola keuangan sejak dini tentu akan berdampak fatal di kehidupan jangka panjang, apalagi jika kamu nantinya sudah memiliki keluarga.
Lalu apa saja kesalahan yang sering kali dilakukan oleh saat mengelola keuangan?
1. Cash flow berantakan
Perencana Keuangan, Melvin Mumpuni, mengatakan salah satu kesalahan yang kerap kali dilakukan oleh millennial yakni cash flow alias arus kasnya berantakan.
"Jadi pemasukannya kurang banyak dari pengeluaran dia," katanya kepada IDN Times Minggu (21/6).
Menurut Melvin, masyarakat modern di era digital saat ini telah dibombardir oleh iklan, hal itu lah yang menjadi salah satu alasan generasi millennial lebih banyak melakukan pengeluaran alias boros.
2. Tidak memiliki dana darurat
Kesalahan lain yang sering dilakukan generasi millennial dalam mengelola keuangan adalah tidak memiliki dana darurat, sehingga menyebabkan orang tersebut sering kali berutang
Editor’s picks
"Biasanya ada tiga masalah orang DDU (Dikit-dikit utang), pengeluaran kegedean tapi income kekecilan, setelah itu tidak punya dana darurat," ujarnya.
Menurut Melvin dana darurat sangat penting, apalagi jika setiap bulan ada kebutuhan mendadak yang tak bisa dihindari.
3. Cicilan terlalu banyak
Kesalahan berikutnya adalah cicilan terlalu banyak. Misalnya, kata dia, pendapatan Rp5 juta tetapi cicilan Rp3 juta. Hal ini akan merusak cash flow.
Biasanya millennial banyak mengeluarkan uang untuk membayar cicilan kendaraan, gadget, barang di online shop dan membantu cicilan orang tua.
4. Tidak punya asuransi atau proteksi
Kesalahan terakhir yang banyak dilakukan oleh generasi millennial, tidak memiliki asuransi atau proteksi diri. Melvin menyarankan, seharusnya millennial memiliki asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis.
"Apalagi kita akan terpaksa hidup bersama corona," ujarnya.
Baca Juga: Tertunda 6 Tahun, Investasi Rp1,1 Triliun Malindo Akhirnya Dilanjutkan