Dear Pemerintah, Ekonomi Indonesia Tetap Bisa Tumbuh Meski Lockdown

Lockdown dinilai tak selamanya negatif

Jakarta, IDN Times - Pemerintah akan segera membahas opsi lockdown atau karantina wilayah, akibat virus corona jenis baru atau COVID-19 atau yang semakin meningkat. Berbagai pihak khawatir lockdown akan membuat pertumbuhan ekonomi mandek sepenuhnya.

Namun, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengungkapkan, opsi tersebut tak selamanya membuat perekonomian Indonesia menjadi negatif. Bahkan, dia menilai apabila pemerintah melakukan lockdown dapat membantu memulihkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi virus corona.

"Memang dalam jangka pendek, ekonomi sebagian besar akan shut down akan off dulu, tetapi ketika sudah pulih ekonomi bisa normal," katanya saat dihubungi IDN Times, Senin (30/3).

1. Pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa bangkit 3 hingga 3,8 persen

Dear Pemerintah, Ekonomi Indonesia Tetap Bisa Tumbuh Meski LockdownIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia mengatakan jika pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown maka pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa bangkit di kisaran 3 hingga 3,8 persen, di tahun 2020. Angka itu lebih baik dibandingkan skenario terburuk yang pernah disampaikan oleh Sri Mulyani bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa hanya 0 persen, alias tidak tumbuh.

"Masih beruntung kita, masih bisa tumbuh karena lockdown, diharapkan dalam waktu satu bulan, Lebaran-lah hingga Agustus bisa selesai, ekonomi bisa recovery lagi," tuturnya.

Baca Juga: Menengok Stimulus Ekonomi Sejumlah Negara di Tengah Dampak COVID-19

2. Jika lockdown investor akan kembali berinvestasi di Indonesia

Dear Pemerintah, Ekonomi Indonesia Tetap Bisa Tumbuh Meski LockdownIlustrasi stimulus ekonomi. (IDN Times/Mia Amalia)

Menurutnya, jika pemerintah segera melalukan lockdown, kondisi dalam negeri akan cepat stabil sehingga seluruh sektor seperti manufaktur, rill, dapat kembali beroperasi secara normal. "Kemudian investor mulai berani kembali berinvestasi di Indonesia."

Jika tidak menerapkan lockdown, kata dia, justru Indonesia bisa kehilangan investor. Mereka cenderung akan mengamankan dananya ke negara-negara yang terlebih dahulu telah melakukan karantina wilayah, sebab perekonomiannya akan lebih cepat recovery.

"Kalau kita gak lakukan segera negara lain mulai puli, Malaysia, Vietnam, China, kita masih berkutat gini-gini aja, nanti investor bakal beralih ke negara-negara yang sudah pulih tadi," katanya.

3. Sri Mulyani sebut pertumbuhan ekonomi bisa stagnan

Dear Pemerintah, Ekonomi Indonesia Tetap Bisa Tumbuh Meski LockdownIDN Times / Auriga Agustina

Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mengalami stagnansi. Dalam bayang-bayang virus corona, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa saja jatuh hingga 0 persen. Potensi itu, menurut Srimul, bisa semakin kuat apabila pemerintah menutup akses keluar-masuk (lockdown).

"Apabila masalahnya menjadi lebih berat, wabah COVID-19 bisa lebih dari 6 bulan, dan juga perdagangan internasional di bawah 30 persen, sampai dengan penerbangan shock 75 persen, maka skenario bisa jadi lebih dalam. Pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai ke 0 persen," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Jumat (20/3).

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com

Baca Juga: IMF Sebut Ekonomi Global Sudah Resesi, Begini Kondisi Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya