Dikabarkan Bakal Geser Posisi Erick Thohir, Ini Kata Ahok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengancam untuk melakukan reshuffle para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan dalam sidang paripurna kabinet pada 18 Juni lalu.
"Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi saat itu.
Pemicu kemarahannya adalah kinerja para menteri dan kepala lembaga negara yang dinilai tidak memuaskan dalam penanganan COVID-19. Semenjak Jokowi mengeluarkan pernyataan tersebut, isu reshuffle hangat diperbincangkan.
Terkait reshuffle itu, beredar kabar bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menggantikan posisi Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Kabar yang berembus menyebutkan, Erick bakal dipindahkan menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
Apa tanggapan Ahok atas kabar itu?
1. Berikut tanggapan Ahok
Saat dikonfirmasi terkait kabar tersebut, Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok tersebut, mengaku tidak pernah mendengar kabar tersebut sebelumnya.
"Saya gak tahu soal isu-isu seperti itu. Tugas saya di Pertamina," ujar pria yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Pertamina itu kepada IDN Times, Kamis (2/7/2020).
Baca Juga: Ancaman Reshuffle Kabinet Jokowi, Keseriusan atau Gimmick Politik?
2. Tanggapan Kementerian BUMN
Saat dihubungi terpisah, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga enggan berkomentar banyak. Arya mengatakan apa pun yang terjadi terkait reshuffle bukanlah kewenagan pihaknya.
"Semua keputusan reshuflle di tangan Presiden. Cukup itu saja tanggapannya," kata dia kepada IDN Times, Kamis (2/7/2020).
Editor’s picks
3. Jokowi ingin para menteri sadar Indonesia sedang dalam masa krisis
Diberitakan sebelumnya, saat menyinggung wacana reshuffle itu, Jokowi juga mengatakan dia ingin para menteri memahami krisis yang melanda Indonesia akibat pandemik COVID-19 selama tiga bulan terakhir ini.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta agar menterinya bisa bekerja di luar kondisi normal seperti biasa. Ia ingin semuanya kerja serba cepat.
"Kita juga mestinya juga semuanya yang hadir di sini sebagai pimpinan, sebagai penanggung jawab, kita yang berada di sini ini bertanggung jawab kepada 267 juta penduduk Indonesia," ujar Jokowi.
"Ini tolong digarisbawahi, dan perasaan itu tolong kita sama. Ada sense of crisis yang sama."
Baca Juga: Pengamat: Kalau Gak Ada Reshuffle, Marahnya Jokowi Cuma Gimmick!
4. Jokowi: Kalau masih kerja biasa saja, berbahaya sekali
Jokowi juga menyoroti krisis ekonomi yang tengah dihadapi dunia dan Indonesia akibat pandemik. Ia meminta agar ke depannya kinerja para menteri tak seperti biasa.
"Lha kalau saya lihat Bapak, Ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extraordinary," ucapnya.
Lebih lanjut, Jokowi meminta menterinya untuk mengambil kebijakan yang tak biasa. Mengingat kondisi krisis yang tengah dialami Indonesia akibat pandemik.
"Tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?" tuturnya dengan nada tinggi.
"Kalau perlu kebijakan Perppu, ya Perppu saya keluarkan. Kalau perlu Perpres, ya Perpres saya keluarkan. Kalau sudah ada PMK, keluarkan. Untuk menangani negara tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita," kata Jokowi.
Baca Juga: Daftar Menteri Jokowi Bidang Ekonomi yang Berpotensi Kena Reshuffle