Duh, Butuh Waktu Lama Pulihkan Bioskop yang Rugi Miliaran Rupiah

Meski nantinya dibuka

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera membuka kembali bioskop dalam waktu dekat setelah ditutup sejak April 2020 lalu.

Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Sjafruddin mengatakan, meski begitu Bioskop yang kini merugi hingga miliar rupiah tidak pulih secara spontan.

"Lama (recovery), pertama belajar dulu. Mungkin di 6 bulan baru bisa, setelah itu satu tahun," kata dia kepada IDN Times, Kamis (27/8/2020).

1. Keuntungan tidak banyak

Duh, Butuh Waktu Lama Pulihkan Bioskop yang Rugi Miliaran RupiahIlustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: 5 Fakta Wacana Pembukaan Bioskop di Jakarta, Millennial Setuju Gak?

Setidaknya, kata dia, dalam waktu enam bulan bioskop bisa kembali membukukan laba atau untung, meski dalam perhitungannya, keuntungan yang didapat tidak besar.

"Ya lebih dan kurang lah (untung) asal jangan rugi aja," ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini pengusaha bioskop benar-benar terpuruk karena tidak boleh beroperasi, bahkan kerugian yang ditanggung tak main-main.

2. Pemprov DKI Jakarta diharapkan merealisasikan wacana pembukaan bioskop

Duh, Butuh Waktu Lama Pulihkan Bioskop yang Rugi Miliaran RupiahIlustrasi bioskop (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Untuk itu, dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merealisasikan wacana pembukaan bioskop. Selain itu dia berharap, pandemik COVID-19 juga segera berlalu, agar bioskop bisa kembali memulihkan nasib bisnis mereka. "Iya nanti akan kita evaluasi lagi seperti apa," ujarnya.

Dia menyambut baik wacana Pemprov DKI untuk membuka bioskop, dia juga mengaku telah menyiapkan protokol kesehatan untuk bioskop sejak jauh hari.

"Kita dua bulan lalu, tiga bulan lalu uda siap (protokol kesehatan), masalahnya tinggal diperiksa Pemda," ujarnya.

 

3. Kerugian pengusaha bioskop sentuh miliaran rupiah

Duh, Butuh Waktu Lama Pulihkan Bioskop yang Rugi Miliaran RupiahIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya Djonny mengatakan, sejak penerapan PSBB sudah sekitar lima bulan bioskop di Ibu Kota tutup. Tentunya, hal ini menjadi pukulan bagi para pengusaha dan menimbulkan kerugian.

"Kerugian sudah sangat banyak, cuma setiap manajemen (bioskop) tidak tahu berapa detil kerugiannya. Tentu banyak lah, kira-kira sudah ratusan miliar kerugiannya," ujarnya. (21/8/2020).

Dia mengatakan, penutupan bioskop menghilangkan pendapatan, tapi di sisi lain pengusaha harus tetap membayar biaya operasional. Seperti gaji karyawan untuk merawat bioskop hingga biaya sewa kepada pemilik gedung.

Djonny mengungkapkan, secara Jabodetabek lebih 50 persen dari total bioskop di Indonesia ada di wilayah ini. Di mana Jakarta memiliki pangsa pasar yang paling besar dalam industri kreatif tersebut. Sehingga penutupan bioskop di Ibu Kota dan sekitarnya saat masa PSBB, diakuinya, sangat berdampak pada bisnis bioskop secara nasional.

Baca Juga: Satgas COVID-19 Klaim Nonton Bioskop Bisa Tingkatkan Imunitas

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya