Dukung Pemerintah Olah Sampah, PRAISE Gandeng MCKinsey.org 

Desa Kedas, Bali jadi percontohannya

Jakarta, IDN Times - Melihat dampak lingkungan dan sosial yang terjadi akibat sampah, pemerintah menargetkan untuk melakukan 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen penanganan sampah pada 2025. Namun, saat ini kebijakan pengelolaan sampah TPS3R yang dicanangkan oleh pemerintah masih mengalami kendala.

Persoalannya, mekanisme pemilihan sampah sejak dari sumbernya yang harusnya melibatkan semua pihak, belum dijalankan. Untuk itu, sektor swasta melalui packaging and recycling association for Indonesia (PRAISE) mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan sistem penanganan sampah yang efektif dengan melibatkan extended stakeholder responsibility (ESR).

"(Caranya) Dengan menggunakan sistem ekonomi silkular yang meningkatkan keterlibatan komunitas untuk pemilahan sampah, serta memanfaatkan sampah kemasan yang bisa digunakan oleh industri," kata perwakilan PRAISE Sinta Kaniawati, di Jakarta, Kamis (12/9).

Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Bangun 16 Titik Pengolahan Sampah Senilai Rp265 M

1. Berkerja sama dengan MCKinsey.org

Dukung Pemerintah Olah Sampah, PRAISE Gandeng MCKinsey.org IDN Times / Auriga Agustina

Untuk menanganani masalah sampah, PRAISE mengajak masyarakat untuk melakukan daur ulang dengan pemilahan sampah yang benar. PRAISE pun bekerja sama dengan MCKinsey.org untuk menginiasikan program Desa Kedas di Bali sebagai proyek percontohan Bali bersih.

PRAISE merupakan gabungan dari enam perusahaan di Indonesia seperti Coca cola, Danone, Indofood,Nestle, Tetre Park dan Unilever diklaim telah menggerakan program Bali bersih. Program itu bertujuan untuk membangun program komunitas yang berkelanjutan dalam membantu lingkungan dan perkotaan mengatasi permasalahan sampah kemasan yang mereka hadapi malalui ekonomi sirkular.

2. Sistem pengangkutan dan daur ulang itu penting

Dukung Pemerintah Olah Sampah, PRAISE Gandeng MCKinsey.org IDN Times / Auriga Agustina

Global Executive Director Sustainable Communities at McKinsey.org, Shannon Bauton, mengatakan solusi bagi persoalan sampah di Indonesia dapat dimulai dari perbaikan sistem pengangkutan sampah dan pengembangan pasar daur ulang.

"Bahan daur ulang yang sudah dikumpulkan perlu sebanyak mungkin kembali digunakan untuk tujuan produktif, plastik, sampah organik. Itulah sebabnya kami membentuk Desa Kedas," ucapnya.

3. Desa Kedas diharapkan menjadi solusi yang tepat

Dukung Pemerintah Olah Sampah, PRAISE Gandeng MCKinsey.org IDN Times / Auriga Agustina

Ia berharap, Desa Kedas ini dapat menjadi solusi yang tepat untuk masyarakat Indonesia untuk memperbaiki lingkungan, utamanya yang disebabkan oleh sampah,. Dengan begitu, kualitas hidup akan meningkat.

"Dan membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih makmur untuk masyarakat Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Khofifah "Kepincut" Pengolahan Sampah Plastik Malaysia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya