Erick Thohir: Hanya 15 Perusahaan BUMN yang Berkontribusi Besar ke RI

Padahal ada 142 BUMN

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir membeberkan hanya 15 perusahaan BUMN yang memeberikan sumbangan besar kepada negara. Padahal Indonesia memiliki 142 BUMN.

"Kalau kita lihat dari pendapatan, yang bisa dihasilkan BUMN kurang lebih Rp 210 triliun. Tapi 76 persen lebih banyak diraih dari 15 perusahaan saja," kata Erick Thohir saat melakukan rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (2/12).

Ini adalah rapat pertama Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR sejak era mantan Menteri BUMN Rini Soemarno. Komisi VI menolak Rini untuk rapat bersama DPR pada 2015 lalu.

1. Sektor perbankan hingga migas penyumbang terbesar

Erick Thohir: Hanya 15 Perusahaan BUMN yang Berkontribusi Besar ke RIMenteri BUMN Erick Thohir rapat perdana di Komisi VI DPR RI didampingi Wamen BUMN Kartiko Wirjoatdmodjo. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Menurut Erick dari15 perusahaan yang untung besar tersebut salah satunya berasal dari sektor perbankan. "Karena memang ke-15 perusahaan ini lebih banyak fokus di bidang perbankan, Telkom, komunikasi, dan oil and gas," ucapnya.

2. Menteri BUMN tetap antisipasi sektor yang menjadi penyumbang terbesar

Erick Thohir: Hanya 15 Perusahaan BUMN yang Berkontribusi Besar ke RIIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Kendati begitu, pihaknya tetap akan melakukan antisipasi sebab dalam jangka panjang sektor-sektor tersebut dinilai tidak bisa diandalkan. Erick memberi contoh sektor perbankan yang saat ini sudah mulai tergerus zaman.

"Di mana ketika bicara era distrupsi seperti ini, yang namanya industri perbankan sendiri 10 tahun ke depan juga kita tidak tahu gimana nasibnya, dengan yang namanya e-paymen dan lain-lain," ucapnya.

3. Ini adalah rapat perdana Kementerian BUMN dengan DPR setelah 4 tahun

Erick Thohir: Hanya 15 Perusahaan BUMN yang Berkontribusi Besar ke RI(Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Istana Negara) IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Hari ini merupakan rapat pertama Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR setelah Komisi VI melarang Rini Soemarno untuk hadir rapat bersama DPR pada 2015 lalu. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga sempat mengatakan Erick Thohir ingin memperbaiki hubungan kementeriannya dengan Komisi VI DPR, yang sempat renggang di masa era Rini Soemarno.

"Pasti kami akan datang kalau diundang DPR. Saat ini belum ada (undangan pertemuan dari Komisi VI)," kata Arya Rabu (20/11) lalu.

Baca Juga: [BREAKING] Erick Thohir Rapat Perdana di DPR

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya