Gak Kompak Nih, IHSG Bertenaga Rupiah Malah Loyo

IHSG menguat 0,15 persen

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat 8,8 poin atau 0,15 persen ke level 5.822 pada perdagangan Kamis (3/12/2020). Sebanyak 232 saham menguat, 227 saham melemah, dan 168 saham tidak mengalami perubahan.

Secara total volume perdagangan tercatat 33,52 miliar lembar saham dengan frekuensi tercatat sebanyak 1,279,624 kali, sementara secara keseluruhan nilai transaksi saham tercatat Rp19,665 triliun.

1. Asing lakukan aksi beli

Gak Kompak Nih, IHSG Bertenaga Rupiah Malah LoyoIlustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Investor asing melakukan aksi beli Rp254,22 miliar. Dengan saham-saham yang paling banyak di borong ialah:

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BBRI

PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA

PT Merdeka Copper Gold Tbk atau MDKA

PT Vale Indonesia Tbk atau VALE

Baca Juga: IHSG Tetap Melaju di Zona Hijau Gara-gara Sektor Pertambangan

2. Rupiah ditutup melemah

Gak Kompak Nih, IHSG Bertenaga Rupiah Malah LoyoIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen pada level Rp 14.140 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.177 per dolar AS atau melemah tipis dibandingkan posisi hari sebelumnya, yakni Rp14.164 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan rupiah dari dalam negeri disebabkan angka COVID-19 masih tinggi. Hal ini diprediksi menghambat pemulihan ekonomi yang mulai terlihat sejak kuartal III 2020.

3. Penyebab menguatnya dolar

Gak Kompak Nih, IHSG Bertenaga Rupiah Malah LoyoANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sementara, menguatnya dolar didorong oleh optimistis pelaku pasar yang meningkat setelah anggota parlemen AS mendukung peluncuran paket fiskal untuk mendukung ekonomi.

Ibrahim mengatakan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer mengaku mendukung kesepakatan stimulus bipartisan senilai 908 miliar dolar AS yang mencakup dukungan untuk usaha kecil dan pengangguran Amerika.

"Kabar positif terkait stimulus itu menyusul berita mengenai persetujuan Inggris atas penggunaan darurat sementara untuk vaksin Pfizer dan mitra pengembangan BioNTech," ujarnya.

Baca Juga: Menanti Sentimen Stimulus AS, Rupiah Melemah di Kamis Pagi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya