Harga Cabai Tak Lagi Pedas, BPS Catat Terjadi Deflasi 0,27 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan deflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,37. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, deflasi tersebut didorong oleh kelompok bahan pangan, utamanya karena penurunan harga cabai merah.
"Komoditas dominan yang memberikan andil pada deflasi, yang pertama cabai merah harga cabai merah turun tajam andilnya 0,19 persen," katanya di Gedung BPS, Selasa (1/10).
Baca Juga: Prediksi Bank Indonesia, September akan Deflasi Sebesar 0,19 Persen!
1. Selain komoditas kelompok pengeluaran bahan makanan juga menyumbang deflasi
Selanjutnya ia menjelaskan, harga bawang merah, daging ayam ras , cabai rawit dan telur ayam ras juga menjadi pendorong terjadinya deflasi pada September. Harga bawang merah memberi andil 0,07 persen, daging ayam ras memberi andil 0,05 persen, cabai rawit memberi andil 0,03 persen dan telur ayam ras memberi andil 0,02 persen.
Kelompok pengeluaran bahan makanan juga mengalami deflasi 1,7 persen dan memberi andil deflasi September 0,44 persen.
2. Inflasi tahun kalender mencapai 2,2 persen hingga September
Realisasi deflasi tersebut menjadikan inflasi tahun kalender mencapai 2,2 persen hingga September. Kemudian, deflasi ini tersebut lebih dalam dibanding dari September tahun lalu yang tercatat sebesar 0,18 persen.
3. Deflasi terjadi di 70 kota dan inflasi di 12 kota
Suhariyanto menjelaskan, deflasi tersebut terjadi di 70 kita di Indonesia sedangkan 12 kota lainnya mengalami inflasi. Kota penyumbang deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen dan terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen.
Sementara inflasi terbesar terjadi di kota Meulaboh, 0,91 persen. "Inflasi di Meulaboh karena kenaikan berbagai harga komoditas ikan," ujarnya.
Baca Juga: Cabai Rawit-Tarif Sekolah Jadi Penyumbang Inflasi Utama Kota Malang