Ini Alasan Garuda Indonesia Bantah Soal Kebangkrutan

Garuda klaim kondisi keuangan masih aman

Tanggerang, IDN Times - PT Garuda Indonesia Tbk membantah perusahaan akan bangkrut karena sempat merugi pada 2018. Sebab, menurut mereka kondisi keuangan perusahaan saat ini masih dalam keadaan baik meski tahun lalu sempat merugi.

“Berita yang sebelumnya terdengar menakutkan Garuda akan bangkrut, tidak benar," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal di Kantor Pusat Garuda Indonesia Cengkareng, Jumat (26/7).

Baca Juga: Garuda Indonesia Batalkan Kontrak Rp2,98 Triliun dengan Mahata

1. Garuda masih mendapat kepercayaan investor dan perbankan

Ini Alasan Garuda Indonesia Bantah Soal KebangkrutanIDN Times / Auriga Agustina

Ia mengatakan Garuda Indonesia masih mendapat kepercayaan dari perbankan dan investor karena tidak pernah terlambat membayar pinjaman kepada kreditur. "Artinya keuangan perseroan masih dalam kondisi aman. Perbankan masih support dan investor, semua pembayaran kepada kreditur kita lakukan selalu tepat waktu," ucapnya.

2. Kuartal I Garuda Indonesia laba US$19,73 juta

Ini Alasan Garuda Indonesia Bantah Soal KebangkrutanIDN Times/Holy Kartika

Pada kuartal I tahun ini, Garuda Indonesia memang mencatatkan keuntungan atau laba sebesar US$19,73 juta atau setara dengan Rp274 miliar. Kinerja Garuda Indonesia sepanjang kuartal I 2019 tersebut ditopang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar US$924,93 juta.

Pendapatan itu tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di kuartal I 2018 sebesar US$828.49 juta. Garuda juga mencatatkan pertumbuhan pada kinerja pendapatan usaha lainnya sebesar 27,5 persen dengan pendapatan mencapai US$171,8 juta.

"Sejalan dengan membaiknya kinerja triwulan I 2019 tersebut, kami juga optimis hal tersebut berlanjut hingga triwulan 2 dan triwulan 3 mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik," ujar Fuad.

3. Tahun ini Garuda targetkan laba US$70 juta

Ini Alasan Garuda Indonesia Bantah Soal KebangkrutanIDN Times/Holy Kartika

Emiten pelat merah ini, optimistis tahun ini dapat mencetak laba sebesar US$70 juta. Salah satu alasan mereka optimistis itu lantaran musim haji akan berefek positif terhadap kinerja mereka dalam pendapatan di kuartal III.

Apalagi, kata Fuad, pada kuartal I tahun ini Garuda telah mencatatkan laba bersih sebesar US$19,73 juta. Padahal, menurutnya, periode tersebut diklaim sebagai masa rendah atau low season bagi industri penerbangan.

"Di akhir tahun bisa mencapai net profit US$ 70 juta, kuartal III lebih baik lagi, karena di kuartal III pendapatan dari haji sudah masuk menjadi total pendapatan, sehingga lebih baik, jadi lebih meningkat lah secara Q on Q (Quartal on Quartal," kata dia.

Baca Juga: Yakin Cetak Laba US$70 juta, Apa Strategi Garuda Indonesia Tahun Ini?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya