[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 

Sunat BUMN hingga menggabungkan bank syariah

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milim Negara atau BUMN, Erick Thohir menjadi salah satu menteri yang paling disoroti oleh masyarakat lantaran dia doyan membuat gebrakan di awal menjabat. Sepanjang tahun 2020 ini, namanya masih menjadi sorotan.

Bongkar-pasang jajaran di direksi dan komisaris BUMN yang dimulai sejak awal menjabat tahun lalu, masih juga dilanjutkan Erick tahun ini. Selain itu, dia juga merealisasikan pembentukan holding dan subholding di berbagai sektor BUMN tahun ini. Salah satu gebrakannya yang terbaru menggabungkan bank-bank BUMN syariah melalui merger.

Apa saja kebijakan Erick Thohir sepanjang 2020 ini? Yuk simak deretannya.

1. Membentuk holding dan subholding

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 Menteri BUMN Erick Thohir (Dok. IDN Times)

Pada akhir Maret 2020, Kementerian BUMN akhirnya mengumumkan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau BPUI resmi menjadi induk holding asuransi dan penjaminan BUMN. Holding yang dirancang sejak Februari ini beranggotakan PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Kredit Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Askrindo dan PT Jaminan Kredit Indonesia atau dikenal sebagai Jamkrindo.

Selain itu, seluruh anak usaha masing-masing perusahaan akan otomatis tergabung dalam holding termasuk anak usaha BPUI seperti Bahana Sekuritas, Bahana TCW, Bahana Artha Ventura, Grahaniaga Tatautama dan Bahana Kapital Investa.

Tak hanya merampungkan holding asuransi, Kementerian BUMN meresmikan berdirinya holding farmasi pada Februari 2020. Holding ini terdiri dari Bio Farma sebagai induk holding, bersama PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk. Pada Oktober, Erick menambahkan PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) ke dalam holding ini.

Di bulan yang sama, Erick juga mengonsolidasikan rumah sakit BUMN ke holding rumah sakit, PT Pertamina Bina Medika IHC secara resmi mengambil alih saham tujuh Rumah Sakit BUMN. Adapun, ketujuh rumah sakit itu ialah Krakatau Medika (milik Krakatau Steel), Rumah Sakit Pelabuhan (milik Pelindo II), Pelindo Husada Citra (milik Pelindo III), Nusantara Medika Utama (milik PTPN X), Nusantara Sebelas Medika (milik PTPN XI), Rolas Nusantara Medika (milik PTPN XII) dan Rumah Sakit Bakti Timah (milik Timah).

Pada Oktober, subholding Indonesia Battery dibentuk, terdiri dari Mining Industri Indonesia (MIND ID) termasuk PT Antam, Pertamina, dan PLN. Holding ini akan mengelola industri baterai electronic vehicle (EV) di Indonesia secara terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

PT Indonesia Battery akan dipimpin oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahjana Wirakusuma. PT Aneka Tambang atau Antam akan mengerjakan pasokan baterai bagian hulu atau pertambangan nikel. Sedangkan PT PLN dan PT Pertamina akan menggarap di sektor hilir.

Lalu pada November, Erick mengumumkan  holding pangan sudah terbentuk dan akan dipimpin oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai induk. Erick juga memastikan RNI sudah punya bos baru yakni eks Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo.

PT RNI nantinya akan membawahi sembilan perusahaan BUMN yang akan bergerak di bidang pangan. Perusahaan-perusahaan pelat merah yang tergabung itu adalah Sang Hyang Seri, Berdikari, Perikanan Nusantara (Perinus), Pertani, Perikanan Indonesia (Perindo), PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Garam.

Baca Juga: Genap Setahun Erick Thohir Jadi Menteri BUMN, Banyak Kejutannya!

2. Menutup anak usaha yang tidak sesuai core bisnis

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 Tauberes.co id

April 2020 Erick Thohir memangkas 51 anak-cucu usaha BUMN, satu di antaranya adalah PT Garuda Tauberes Indonesia, yang ramai di kalangan publik. Sejak awal menjabat, dia memang sudah menggaungkan bakal menutup anak usaha yang tidak sesusi core bisnis.

Dia menyebut ini sebagai rasionalisasi dan konsolidasi pada perusahaan pelat merah agar mereka bisa fokus pada core bisnisnya masing-masing. Pemangkasan 51 anak cucu usaha BUMN ini rencananya akan menggunakan skema merger, likuidasi, atau pun divestasi.

BUMN yang akan dipangkas klaster bisnisnya yakni PT Garuda Indonesia Tbk, PT Pertamina, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Rinciannya, Pertamina memiliki 25 perusahaan yang non-aktif dan siap untuk dirasionalisasi. Kemudian, Garuda Indonesia memiliki 6 cucu usaha yang akan dirasionalisasi, dan Telkom akan melakukan konsolidasi 20 anak usaha hingga cucu usaha yang memiliki kesamaan portfolio.

3. Ambil peran dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 Para Menteri Meninjau RS Darurat Penanganan COVID-19 (Dok. BUMN)

Pada 4 April 2020 Kementerian BUMN mendatangkan alat PCR dari salah satu laboratorium yang ada di Swiss. Kecepatan, PCR dapat digunakan sampai 10 ribu pengujian per hari. Kementerian BUMN juga bekerja sama dengan pemerintah untuk menyulap Wisma Atlet menjadi rumah sakit corona. Kemudian menyulap Rumah Sakit Pertamina Jaya jadi rumah sakit virus corona.

Pada Agustus, Erick Thohir diberikan kepercayaan untuk menjadi Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Jabatan ini ada dalam struktur besar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang dipimpin Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dalam hal ini, Erick juga diberi peran dalam pengadaan vaksin COVID-19, di mana BUMN Bio Farma menjadi leading dalam proses kerja sama dengan perusahaan Sinovac dari Tiongkok. Selain Bio Farma, Erick juga melibatkan PT Telekomunikasi Indonesia untuk mendata warga yang akan divaksin menggunakan sistem teknologi informasi mereka.

Erick juga sekian kali berangkat ke luar negeri untuk lobi-lobi pemesanan vaksin COVID-19, di antaranya ke Korea Selatan, dan bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Inggris, Swiss, dan Tiongkok.

Baca Juga: Satu Tahun Menjabat, Erick Thohir Dinilai Hanya Fokus ke BUMN Besar

4. Menyusun klasterisasi dan merampingkan BUMN menjadi 107

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pada Juni 2020, dia menyusun klasterisasi BUMN dari 27 menjadi 12 klaster, di mana masing-masing wakil menteri BUMN menaungi enam klaster. Wamen BUMN I yang waktu itu dijabat Budi Gunadi Sadikin membina enam klaster yaitu:

  • Klaster Industri Migas dan Energi, yang di dalamnya termasuk beberapa BUMN, di antaranya PLN, Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara (PGN).
  • Kemudian, Klaster Industri Minerba, yang di dalamnya terdapat Krakatau Steel (KS) dan Inalum.
  • Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, yang di dalamnya antara lain ada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Inhutani.
  • Klaster Industri Pupuk dan Pangan yang terdiri misalnya PT Berdikari dan Perikanan Nusantara (Perinus).
  • Klaster Industri Farmasi dan Kesehatan, di mana di dalamnya terdapat Bio Farma, Kimia Farma, dan Indo Farma, serta Petra Medika.
  • Klaster Industri Pertahanan, Manufaktur, dan Industri lainnya, di mana terdapat BUMN yang menaungi sektor pertahanan.

Setelah Budi Gunadi dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan, posisi Wamen I dijabat oleh Pahala Nugraha Mansury. 

Sementara Wamen II BUMN Kartika Wiroatmojo membawahi enam klaster lainnya yaitu:

  • Klaster Jasa Keuangan, yang di dalamnya terdapat Permodalan Nasional Madani (PMN), Danareksa, hingga Pegadaian.
  • Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, yang terdiri dari Asuransi Jiwasraya, Asuransi ABRI (Asabri), Taspen, Jasindo, Jasa Raharja, Askrindo, dan Jamkrindo.
  • Klaster Telekomunikasi dan Media, misalnya Telkom, dan Antara.
  • Klaster Pembangunan Infrastruktur, Erick menggabungkan BUMN karya dengan BUMN semen, dengan alasan keduanya saling membutuhkan dan dapat bersinergi, di mana di dalamnya terdapat Semen Gresik dan Semen Baturaja.
  • Klaster Pariwisata, Logistik, dan Lainnya, yang terdiri dari di antaranya Hotel Indonesia, Taman Wisata Candi, dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
  • Klaster Sarana dan Prasarana Perhubungan, yakni seperti Angkasa Pura (AP), Kereta Api Indonesia (KAI), dan Damri.

Lalu, pada 9 Juni 2020, Erick memangkas perusahaan BUMN Menjadi 107 dari 142 perusahaan. Erick Thohir bahkan bercita-cita merampingkan perusahaan BUMN menjadi 80-70 perusahaan. Dia mengatakan, hal itu menjadi salah satu bentuk restrukturisasi yang dilakukan kepada perusahaan BUMN. Dan telah mendapat restu dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Baca Juga: Jadi Holding BUMN Asuransi, Aset IFG Tembus Rp72,5 Triliun

5. Merombak jajaran Direksi BUMN Karya

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 (Pekerja Adhi Karya di Proyek Stasiun LRT Jabodebek) IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pada Juli 2020, Kementerian BUMN merombak jajaran direksi di BUMN Karya, di antaranya dengan melengserkan Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana, posisinya digantikan oleh Agung Budi Waskito yang sebelumnya menjabat sebagai direktur.

Erick Thohir juga merombak jajaran direksi dari BUMN Karya lainnya, PT Waskita Karya. Pemegang saham memutuskan untuk menggantikan I Gusti Ngurah Putra dengan Destiawan Soewardjono sebagai Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk. Sebelumnya, Destiawan ada di posisi direktur. Selain itu, Direktur Keuangan Waskita yang sebelumya diisi oleh Haris Gunawan juga digantikan oleh sosok baru Taufik Hendra Kusuma.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Bintang Perbowo juga harus lengser dari jabatannyadan digantikan oleh Budi Harto yang dulunya menjabat sebagi Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. Sementara posisi Direktur Utama Adhi Karya diisi oleh Entus Asnawi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan.

6. Menggabungkan 22 hotel dan mengonsolidasikan dengan 5 BUMN, langkah awal holding pariwisata

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman rencana konsolidasi bisnis hotel oleh lima BUMN yang dilakukan pada Senin, 14 September 2020. Adapun lima BUMN yang melakukan penandatangan antara lain PT Garuda Indonesia Tbk,  PT Hotel Indonesia Natour, PT Pertamina, PT Wijaya Karya dan PT Pegadaian.

Kelima BUMN berkomitmen mengonsolidasikan bisnis hotel, tidak terbatas pada aset dan liabilitas yang mencakup 22 unit hotel dan dua operator managemen milik Hotel Indonesia Natour, Pegadaian, Garuda Indonesia dan Pertamina. Ini adalah langkah awal untuk membentuk holding pariwisata yang sempat ditargetkan selesai akhir tahun ini.

Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiputra mengatakan holding pariwisata tidak jadi rampung tahun ini. Hal ini lantaran peraturan pemerintah (PP) mengenai holding tersebut masih terganjal.

7. Memerintahkan merger bank syariah BUMN

[KALEIDOSKOP] Kebijakan di BUMN Era Erick Thohir Sepanjang 2020 

Pada Juli lalu, Erick sudah menginisiasi merger bank-bank syariah milik negara. Tga bank syariah yang masuk dalam daftar tersebut yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah. Desember ini, kemajuan rencana ini sudah terlihat, dengan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang sudah ditetapkan sebagai nama bank baru hasil merger.

Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk, selaku bank yang menerima penggabungan. Kode saham yang akan digunakan adalah BRIS seperti kode Bank BRI Syariah. Merger ini rencananya akan diresmikan pada Februari 2021. 

Selain nama, hal yang sudah disepakati lainnya adalah PT Bank Mandiri Tbk menjadi pemegang saham terbesar atas merger tiga ini. Secara rinci komposisi pemegang saham pada hasil merger tersebut ialah Bank Mandiri Tbk sebesar 51,2 persen, Bank Negara Indonesia Tbk 25,0 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 17,4 persen.

Baca Juga: 15 Gebrakan Erick Thohir yang Hebohkan Publik sejak Awal Jadi Menteri

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya