Kompak dengan Bursa Global, IHSG 23 September Dibuka Bertenaga 

IHSG menguat 0,52 persen

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat 25.879 poin atau 0,52 persen ke level 4.959.962 pada perdagangan hari ini, Rabu (23/9/2020). 

Adapun volume transaksi saham sebanyak 170.473 juta lembar saham, dengan frekuensi sebanyak 7,622 kali. Investor mencatatkan transaksi Rp83.140 miliar.

Berdasarkan data RTI hari ini 148 saham menguat, sebanyak 20 saham melemah dan 122 saham tidak mengalami perubahan.

1. Bursa AS ditutup menguat

Kompak dengan Bursa Global, IHSG 23 September Dibuka Bertenaga Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup Menguat. Dow Jones ditutup 27,288.18 atau menguat 0.52 persen, NASDAQ ditutup 10,963.64 atau menguat 1.71 persen, S&P 500 ditutup 3,315.57 atau menguat 1.05 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jorsan menyebur, Bursa Amerika Serikat ditutup menguat didorong Sentimen positif dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Ia menegaskan kembali bank sentral AS akan mendukung ekonomi selama dibutuhkan.

Saham Amazon menjadi salah satu yang berkinerja paling baik di perdagangan Selasa, melonjak 5.7 persen.

Baca Juga: Banjir Sentimen untuk Pasar Saham Pekan Depan, Lirik Saham-saham Ini! 

2. Kemarin IHSG ditutup melemah

Kompak dengan Bursa Global, IHSG 23 September Dibuka Bertenaga Ilustrasi Penurunan Harga Saham (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Selasa (22/9/2020) Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup melemah 65,26 poin atau 1,31 persen ke level 4.934,093, pada perdagangan Selasa (22/9/2020).

Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, saham-saham di sektor pertanian yang melemah 2.50 persen dan Keuangan yang melemah 1.97 persen menjadi pemimpin pelemahan kemarin.

3. Ini penyebab investor asing kabur

Kompak dengan Bursa Global, IHSG 23 September Dibuka Bertenaga Ilustrasi Harga Saham Turun (Bearish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Lanjar menyebut, sentimen menjenuhnya harga CPO yang telah naik lebih dari 3000 ringgit per ton menjadi faktor utama aksi profit taking saham-saham produsen CPO pada perdagangan hari selasa.

"Investor mengalami keresahan melihat ketidakpastian sentimen global yakni potensi lockdown kembali di sejumlah negara, stimulus lanjutan the Fed hingga geopolitik AS dan Tiongkok yang kian memanas," ucapnya.

Baca Juga: Erick Thohir Segera Terbang ke Korea Selatan Rayu Investor Asing

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya