Mata Uang Garuda Terbang Tinggi, Usai The Fed dan BI Tahan Suku Bunga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rupiah berhasil ditutup menguat 0,61 persen di pasar spot ke level Rp14.183 per dolar As pada hari ini, Kamis (20/6).
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan wajar saja jika hari ini rupiah kembali menguat. Pasalnya kondisi ekonomi global semakin memburuk, hal ini menjadi angin segar untuk mata uang garuda.
Bahkan ia memprediksi, penguatan rupiah akan terjadi hingga pekan depan.
"Rupiah luar biasa, sampai pekan besok," katanya, Kamis (20/6)
1. Rupiah bisa mendekati level Rp14.000 pekan depan
Ibrahim memprediksi rupiah bisa mendakati level Rp 14.000 pada pekan depan, karena hampir seluruh bank sentral cenderung dovish untuk mengantisipasi perang dagang.
Dovish sendiri merupakan sinyal ketika bank sentral memberikan pernyataan tidak akan menaikkan suku bunga.
"Semua bank sentral dengan kondisi ekonomi global yang kian memburuk akibat perang dagang dan brexit, mereka semua dovish kemungkinan akan menurunkan suku bunga, terutama Eropa, dan The Fed kembali dovish juga," ujarnya.
2. Kebijakan dovish yang dipilih Bank Indonesia langkah yang tepat
Editor’s picks
Ia mengatakan prilaku dovish yang diikuti oleh Bank Indonesia untuk menahan suku bunga setelah The Fed memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga, akan membuat pergerakan rupiah cukup signifikan.
"Indeks dolar melemah cukup tajam, kemungkinan besar rupiah akan mengalami pergerakan yang cukup tajam," tuturnya.
3. Bank Indonesia umumkan tetap menahan suku bunga
Memang hari in Bank Indonesia baru saja mengumumkan bahwa tidak akan menurunkan atau menaikkan suku bunga.
Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
4. The Fed pertahankan suku bunga di level 2,25 persen - 2,5 persen
Mengutip Antara, pada 19 Juni kemarin The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dilevel 2,25 persen-2,5 persen, karena para pejabat mempertimbangkan sinyal beragam pada kesehatan ekonomi AS dan dampak dari ketegangan perdagangan.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat Pasca-Lebaran, Ini Penyebabnya