Megaproyek Kilang Efektif 2026, Produksi BBM Ditarget 1,7 Juta Barel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina Persero terus menggenjot pembangunan megaproyek kilang minyak ramah lingkungan. Pertamina akan melakukan pembangunan sejumlah infrastruktur kilang baru serta proyek pengembangan kilang.
Menurut Direktur Megaproyek Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan megaproyek kilang secara keseluruhan diproyeksikan rampung dan efektif pada 2026.
Pertamina akan melakukan pembangunan infrastruktur baru (Grass Root Refinery/GRR) di Tuban, Jawa Timur dan Bontang, Kalimantan Timur. Selain itu Pertamina juga akan melakukan sejumlah proyek pengembangan kilang (Refinery Development Master Plant/RDMP) di antaranya di Cilacap, Balongan, dan Balikpapan.
1. Megaproyek kilang minyak dapat tingkatkan kapasitas produksi secara keseluruhan pada 2026
Jika berjalan mulus, kapasitas produksi bahan bakar minyak akan meningkat 600.000 per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.
"Peningkatan produksi bahan bakar tersebut selain mengurangi volume impor dan berdampak positif pada devisa negara," katanya di Jakarta, Rabu (24/4).
2. Kilang ramah lingkungan di Cilacap hampir rampung
Tallu mengeklaim proyek kilang ramah lingkungan yang sudah hampir selesai adalah proyek kilang yang berlokasi di Cilacap, yaitu pengembangan Green Refinery RU III Plaju (PLBC)
Editor’s picks
Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 33% dari nilai keseluruhan investasi proyek PLBC sekitar Rp992 miliar.
3. Standar kualitas ramah lingkungan hasil produksi kilang baru akan ditingkatkan menjadi Euro 5
Tallulembang mengatakan, saat ini kualitas produksi kilang Indonesia masih jauh dengan standar ramah lingkungan yang ditetapkan secara international yakni Uni Eropa. Mereka memiliki aturan khusus dalam standar bahan bakar dan secara bertahap mulai menerapkan pelarangan bahan bakar yang dinilai tidak ramah lingkungan.
"Kualitas kita masih kelompok level Euro dua. Sementara ada standar international. Kita akan upgrade memenuhi standar Euro lima," katanya.
Menurut Tallu, tidak susah untuk meraih Euro 6 jika Indonesia sudah berada di Euro 5. "Euro lima ini juga akan menjadi iconic proyek ini," tambahnya.
4. Indonesia diproyeksikan mampu memproduksi 6,6 juta ton petrokimia.
Bukan hanya kapisitas bahan bakar saja yang bertambah. Nantinya kilang hasil proyek ini akan memproduksi 6,6 juta ton petrokimia per tahun.
"Kita akan masuk ke dalam bisnis petrokimia, memang gepnya cukup lebar tapi masih besar peluangnya untuk rakyat dan negara kita," katanya
Baca Juga: Pertamina Pacu Percepatan Proyek Kilang