Menkominfo Sebut Lebih Banyak Startup yang Gagal di Indonesia

Pemerintah gencar mendukung perkembangan startup

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, tingkat kesuksesan mendirikan usaha rintisan (startup) skala internasional masih rendah. Apalagi, jika dibandingkan dengan potensi pasar di Indonesia.

"Secara internasional hanya 5 persen. Jadi memang lebih banyak yang gagal daripada berhasil karena banyak startup di Indonesia yang cuman startup-startup-an saja," katanya di Jakarta, Selasa (8/10).

1. Startup masih banyak yang mengabaikan market-nya

Menkominfo Sebut Lebih Banyak Startup yang Gagal di IndonesiaIDN Times / Auriga Agustina

Ia mengatakan banyak di antara startup yang masih mengabaikan pangsa pasar bisnis yang mereka tawarkan. "Selain itu, kebanyakan di Indonesia banyak yang techie (techno savy) tapi mereka lupa terhadap market. Ada gak pasarnya? We need to validate the market," ucapnya.

Baca Juga: Sasar Millennial dan Gen-Z, Startup Base Raih Pendanaan Awal

2. Pemerintah dukung startup yang ada jadi unicorn dan startup baru

Menkominfo Sebut Lebih Banyak Startup yang Gagal di IndonesiaIDN Times / Auriga Agustina

Oleh karena itu, pemerintah gencar mendukung agar banyak unicorn baru lahir dari startup yang ada. Tak hanya itu, menurutnya, pemerintah juga mendukung lahirnya startup baru dan bagaimana agar mereka berhasil. Salah satunya, lewat program 1000 Startup Digital.

"Pemerintah create program seribu startup baru, yakni agar mereka melewati fase-fase yang harus dilakukan oleh startup pada umumnya seperti akselerasi, inkubasi hingga ke tahap 'capital'. Gimana caranya ngasih success rate ini harus di atas 75 persen," tuturnya.

3. 50 persen startup gagal di empat tahun pertama

Menkominfo Sebut Lebih Banyak Startup yang Gagal di IndonesiaIDN Times / Auriga Agustina

Berdasarkan laporan Bureau of Labor Statistic (BLS), sekitar 50 persen perusahaan rintisan alias startup gagal pada empat tahun pertamanya mendirikan bisnis. Sementara 19 persen startup gagal karena ketatnya persaingan bisnis dan sisanya 18 persen gagal disebabkan persoalan 'pricing' atau cost issues.

Baca Juga: Startup Kini Merambah Warung Tradisional

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya