PNM Minta Disuntik Modal Rp1,5 T agar Rasio Utang Tidak Bengkak

Penyertaan modal diharapkan bisa pertahankan setoran dividen

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi membeberkan alasan perseroan meminta penyertaan modal negara (PMN) atau suntikan modal ke sebesar Rp1,5 triliun di tahun 2020.

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menekan rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) perusahaan. Sebab, DER berpotensi membengkak ke angka 12,3 kali.

“DER kami yang salah satu paling utama melatarbelakangi usulan kami mendapatkan PMN dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN),” katanya, saat melakukan rapat dengan pendapat dengan Komisi VI, Rabu (24/6).

1. Per Mei 2020 DER perseroan sudah mencapai 7,8 kali

PNM Minta Disuntik Modal Rp1,5 T agar Rasio Utang Tidak BengkakIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Arief memaparkan DER perseroan sudah mencapai 7,8 kali per Mei 2020. Hal itu menyebabkan PNM tidak mungkin mendapatkan pendanaan dari kreditur maupun investor. Sehingga, mau tidak mau, pihaknya meminta bantuan pemerintah untuk memberikan PMN.

“Kalau sekarang di posisi sekitar 7,8 kali, masih tetap kurang sebetulnya,” ujarnya.

Baca Juga: Disuntik PMN, Laba HK Diproyeksikan Tetap Tergerus Tahun Depan 

2. Dibutuhkan untuk penyaluran modal ke Mekaar

PNM Minta Disuntik Modal Rp1,5 T agar Rasio Utang Tidak BengkakIDN Times/Arief Rahmat

Kemudian, PMN ini dibutuhkan untuk meningkatkan penyaluran modal ke nasabah Mekaar. Lanjut dia, dengan adanya PMN maka penyaluran modal ke nasabah di tahun 2020 bisa mencapai Rp 14,7 triliun, dan di tahun 2024 mencapai Rp 48 triliun.

“Walaupun ini sangat kecil kemampuan pencapaiannya karena kami tidak bisa melakukan fundraising lagi dengan meningkatnya DER. Paling tidak kami di 2020 kalau tidak mendapat tambahan PMN Rp 1 triliun, hanya Rp 12 triliun pembiayaan khusus Mekaar yang bisa kami salurkan, dan hanya Rp 27,8 triliun di 2024,” ucap dia.

3. Diproyeskikan dapat mempertahankan setoran dividen ke negara

PNM Minta Disuntik Modal Rp1,5 T agar Rasio Utang Tidak BengkakIlustrasi ekonomi dampak pandemik (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Arief mengatakan, PMN ini diproyeksikan dapat mempertahankan setoran dividen ke negara serta menjaga pemasukan perusahaan agar tidak minus.

“Kalau boleh kami usulkan kami bisa mendapat tambahan PNM yang Rp 1,5 triliun ini di bulan Desember. Karena dalam bulan September ini cashflow kami sudah minus kalau tetap harus menyalurkan dan tetap harus memenuhi kewajiban kami kepada investor dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga: Anggaran PEN Bengkak Jadi Rp677,2 T untuk Penanganan Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya