Neraca Dagang Mei Surplus, BPS: Sinyal Positif

Neraca dagang surplus tipis pada bulan mei

Jakarta, IDN Times - Setelah menyampaikan ekspor mencapai US$ 14,74 miliar dan impor sebesar US$ 14,53 miliar. Badan Pusat Statistik mencatatkan, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 0,21 miliar.

Hal ini karena sektor non migas mengalami surplus sebesar US$ 1,18 miliar, meski neraca dagang migas masih mengalami defisit, sebesar US$ 977 juta.

1. Surplus belum ideal

Neraca Dagang Mei Surplus, BPS: Sinyal PositifIDN Times/Auriga Agustina

Kepala BPS Suhariyanto mengakui, surplus tersebut memang belum ideal akan tetapi kondisi tersebut menjadi sinyal positif bagi perekonomian domestik Indonesia.

"Alhamdulillah kita surplus meski hanya 0,21 miliar, setidaknya ini menjadi sinyal positif, " Katanya.

2. Januari - Mei masih defisit

Neraca Dagang Mei Surplus, BPS: Sinyal PositifIDN Times/Auriga Agustina

Kendati mengalami surplus pada bulan Mei, secara kumulatif dari Januari - Mei 2019, neraca perdagangan masih mengalami defisit sebesar US$ 2,14 miliar dengan total ekspor US$ 68,4 miliar dan total impor US$ 70,6 miliar.

Menurut Suhariyanto, penyebab terjadinya defisit, karena migas masih mengalami defisit sebesar US$ 3,7 miliar. Padahal, neraca dagang non migas sudah mengalami surplus US$ 1,60 miliar.

3. Pemerintah masih banyak PR

Neraca Dagang Mei Surplus, BPS: Sinyal PositifIDN Times/Auriga Agustina

Dengan demikian Ia mengatakan, masih banyak tugas yang harus dilakukan oleh pemerintah, dalam memperbaiki neraca perdagangan, di antaranya harus menggenjot ekspor dan mengendalikan impor.

“Kita masih punya PR, kita harus berupaya menunjang ekspor dengan berbagai cara, melalui diversifikasi pasar, diversifikasi produk, dan bagaimana caranya agar ekspor kita lebih kompetitif dengan memberikan insentif,” tuturnya.

4. April lalu neraca dagang defisit

Neraca Dagang Mei Surplus, BPS: Sinyal PositifIDN Times/Auriga Agustina

Berdasarkan catatan IDN Times sebelumnya, pada April lalu BPS mencatatkan neraca dagang defisit US$ 2,5 miliar.

Defisit tersebut merupakan yang terbesar sejak neraca dagang pernah mengalami defisit terbesarnya pada Juli 2013, dengan nilai US$2,32 miliar.

Baca Juga: DPD RI Apresiasi Kinerja Kementan dalam Giatkan Ekspor Pertanian

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya