Pasar Uang Mulai Stabil, BI Tetap Minta Waspadai Gejolak Pasar Global

Kondisi internal membaik, hati-hati terhadap faktor eksternal

Jakarta, IDN Times - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebut rupiah relatif stabil, Senin (27/5). Rupiah menguat 0,7 persen secara year to date Rp14.375-Rp14.385.

"Jadi spread antara DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward) juga dibilang tipis, sekitar mungkin 415-475. Overnight sudah kembali di bawah 6 persen, 5,73 persen," kata dia di Gedung Bank Indonesia, Senin (27/5).

Selanjutnya, yield surat berharga negara (SBN) bertenor 10 tahun juga telah kembali di bawah 8 persen, yakni 7,9 persen.

2. CDS mengalami perbaikan

Pasar Uang Mulai Stabil, BI Tetap Minta Waspadai Gejolak Pasar GlobalIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Credit Default Swap (CDS) mengalami perbaikan meski sempat memburuk 5-7 basis point beberapa waktu lalu. CDS merupakan suatu perjanjian jual beli dengan jaminan asuransi dari penjual kepada pembeli.

"CDS itu sekadang 103, Year to Date masih mengalami perbaikan 32 basis poin. Memang beberapa hari, kemarin sempat agak memburuk tapi hanya 5-7 basis point, bisa dibilang tidak terjadi lonjakan signifikan," katanya.

3. Pasar mengalami kejutan negatif saat Donald Trump akan menaikkan bea masuk Tiongkok

Pasar Uang Mulai Stabil, BI Tetap Minta Waspadai Gejolak Pasar GlobalANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

Menurutnya, sentimen utama yang mempengaruhi pasar keuangan Indonesia didominasi oleh faktor eksternal. Menurut Mirza, pasar masih memperhatikan negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Hal ini terbukti saat Presiden AS Donald Trump mencuit pada akun Twitter-nya bahwa AS akan menaikkan bea masuk produk Tiongkok, pasar mengalami kejutan yang negatif. Akhirnya, pasar keuangan dunia turun dan kurs negara berkembang yang memiliki defisit transaksi berjalan alias Current Account Deficit (CAD).

3. Negara berkembang lain terkena dampak gejolak pasar global

Pasar Uang Mulai Stabil, BI Tetap Minta Waspadai Gejolak Pasar GlobalIDN Times / Auriga Agustina

Menurutnya, masih banyak negara berkembang lain yang CDS-nya tinggi, karena diterpa gejolak pasar global. Salah satunya, Turki mengalami pemburukan (CDS) 128 bps. Kemudian, di negara Eropa Italia mengalami pemburukan 5 basis poin (bos). "Italia ini negara Barat namun CDS-nya lebih jelek dari Indonesia," Kata Mirza.

Sementara, Brasil mengalami perbaikan 23 basis poin (bps) dan Meksiko mengalami pembaikan dari posisi CDS. Sementara Filipina, Malaysia, dan Thailand diakuinya lebih baik dari Indonesia. 

4. Waspada faktor eksternal

Pasar Uang Mulai Stabil, BI Tetap Minta Waspadai Gejolak Pasar GlobalIDN Times/Auriga Agustina

Terlepas dari gejolak pasar global, menurut Mirza, situasi kondisi internal masih cukup baik. Hal ini dibuktikan dari semakin membaiknya pasar uang sejak tanggal 21 Mei hingga 27 Mei. Dia mengatakan karena kondisi dalam negeri kembali normal, investor harus waspada terhadap faktor eksternal. 

"Tanggal 21 - 22 memang ada sedikit gejolak, tapi sedikit terkendali di pasar uang, sekarang sudah back to normal," ucapnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya