Pasokan Beras Diprediksi Jeblok, Titik Kritis pada Oktober

Pemerintah diprediksi kembali lakukan impor

Jakarta, IDN Times - Ekonom Indef, Bustamul Arifin, mengungkapkan produksi beras diprediksi akan mengalami penurunan tahun ini. Menrutunya titik kritis pasokan beras akan terjadi pada bulan Oktober hingga Januari 2021 mendatang. Apalagi pandemik virus corona di Indonesia belum bisa diprediksi kapan berakhirnya.

“Itupun kalau COVID-19-nya selesai Agustus 2020. Produksi beras itu turun 7,7 persen dari 2018-2019 kemungkinan 2020 turun lagi,” ujarnya dalan acara Webinar ketahanan pangan selama dan pasca-COVID-19, Kamis (14/5).

1. Pemerintah diperkirakan impor 2 juta ton beras

Pasokan Beras Diprediksi Jeblok, Titik Kritis pada OktoberIlustrasi beras di pasar (IDN Times/Shemi)

Dia memprediksi, pemerintah diperkirakan akan mengimpor 2 juta ton beras. Hal itu lantaran kurangnya pasokan beras di lapangan.

"Saya kira 2020 akan ada impor lagi antara 1,5 juta ton hingga 2 juta ton, kalau tidak jangan main-main di situ,” ujarnya.

Baca Juga: Terjadi Deflasi Bahan Pangan, Jokowi: Daya Beli Masyarakat Menurun 

2. Rendahnya harga pasokan akan berdampak pada harga

Pasokan Beras Diprediksi Jeblok, Titik Kritis pada OktoberIlustrasi beras di gudang bulog (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Rendahnya, pasokan beras disebutnya akan berdampak pada harga. Dia memprediksi, harga beras khususnya di tingkat pedagang akan mengalami kenaikan.

"Marginnya antara harga gabah dan beras itu Rp6.000 karena ada yang sedikit turun ini beras kualitas rendah turun. Beras not so bad yang masih di Rp12 ribu," ucapnya.

Pada April lalu saja, harga beras medium di tingkat pedagang mengalami kenaikan 1,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp11.750 per kilogram.

3. Perkembangan impor beras berdasarkan data BPS

Pasokan Beras Diprediksi Jeblok, Titik Kritis pada OktoberANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perpafi Sutarto Alimoeso memaparkan berdasarkan data BPS pada tahun 2015 pemerintah melakukan impor 861,6 ribu ton, tahun 2016 meningkat menjadi 1,2 juta ton, lalu 2017 turun menjadi 305,2 ribu ton, tahun 2018 kembali meningkat menjadi 2,2 juta ton dan tahun 2019 sebesar 444,5 ribu ton. 

Baca Juga: Mantan Wamendag Ingatkan Pemerintah PSBB Picu Krisis Pangan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya