Pemerintah Masih Utang ke Hutama Karya Rp1,88 Triliun 

Jika dibayar utang akan digunakan untuk pembebasan lahan

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto menyebut pemerintah masih belum membayarkan dana talangan sebesar Rp1,88 triliun, yang merupakan pengeluaran sejak 2016. Dia mengatakan dana tersebut akan digunakan perseroan untuk pembebasan lahan pembangunan jalan tol.

"Masih ada sisa Rp1,88 triliun yang belum terbayar. Ini adalah pengeluaran dana talangan sejak 2016-2020, jadi sudah ulang tahun kelima," katanya di Gedung DPR, Rabu (1/7/2020).

1. Dari total utang Rp80, 1 trilliun sebanyak Rp6, 13 triliun sudah dibayar

Pemerintah Masih Utang ke Hutama Karya Rp1,88 Triliun Ilustrasi. IDN Times/Rahmat Arief

Dalam melakukan pembebasan lahan proyek jalan tol, kata Budi, Hutama Karya telah mengeluarkan dana hingga Rp8,01 triliun. Dari total dana tersebut, sebanyak Rp6,13 triliun telah dibayarkan pemerintah.

Lalu, dari Rp8,01 triliun itu, Hutama Karya juga harus menanggung cost of fund sebesar Rp959 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp466 miliar telah dibayar pemerintah.

"Kami hanya mendapatkan penggantian (dari pemerintah) sebesar Rp466 miliar, sehingga kita masih tekor jadi Rp493 miliar," ujarnya.

Baca Juga: Hutama Karya Dapat Suntikan Modal Rp11 Triliun, Buat Apa?

2. Berharap dapat segera mendapat pengganti dana talangan

Pemerintah Masih Utang ke Hutama Karya Rp1,88 Triliun Hutama Karya (Website/hutamakarya.com)

Budi berharap Perpres No. 22/2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi bisa segera efektif. Sehingga, perseroannya bisa mendapatkan penggantian dana talangan yang sudah lama dikeluarkan, agar tak mengganggu operasional mereka.

Sebelumnya Hutama Karya memprediksikan laba bersih perseroan akan anjlok 183,08 persen tahun ini menjadi Rp1,4 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 2,7 triliun. Hal ini lantaran pandemik COVID-19 telah memukul bisnis BUMN tersebut.

"Setelah pandemik 19 penjualan diproyeksikan turun 45,73 persen dari target," kata Budi di Komisi VI DPR, Rabu (24/6/2020).

3. Laba kotor juga akan terkontraksi

Pemerintah Masih Utang ke Hutama Karya Rp1,88 Triliun Ilustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Budi mengatakan, Ebitda alias laba kotor perseroan juga akan mengami kontraksi sebesar 51,6 persen menjadi Rp 6,3 triliun, pada tahun ini. "Sementara, arus kas operasi kami juga turun sebesar 349,43 persen," ucap dia.

Baca Juga: Proyeksi Laba Bersih Hutama Karya Anjlok 183 Persen Imbas COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya