Pengamat: Mal Dibuka 5 Juni, Pemulihan Ekonomi Bisa Molor Hingga 2022

Mal bakal dibuka 5 Juni jika PSBB berakhir 4 Juni

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 60 mal di Jakarta akan buka kembali pada 5 Juni mendatang, kemudian pada 8 Juni menyusul 4 mal rencananya juga akan beroperasi kembali jika PSBB berakhir pada 4 Juni.

Menanggapi hal ini, ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai, pembukaan mal terlalu terburu-buru, sebab kasus positif virus corona COVID-19 masih terlalu tinggi.

Dia mengatakan, tak menutup kemungkinan nantinya gelombang kedua pandemik virus corona muncul dan justru akan menurunkan minat orang untuk berbelanja, karena khawatir akan keselamatannya.

Hal ini dinilainya malah akan merugikan perekonomian. "Imbasnya nanti kemana-mana, termasuk industri tidak optimal dan pemulihan ekonomi justru berjalan lebih lambat," katanya kepada IDN Times, Selasa (26/5).

Baca Juga: Siap-siap! Mal di Jakarta Mulai Buka Lagi 5 Juni

1. Dikhawatirkan bila mal dibuka pemulihan ekonomi bisa molor hingga 2022

Pengamat: Mal Dibuka 5 Juni, Pemulihan Ekonomi Bisa Molor Hingga 2022Bigmall Samarinda menjadi salah satu tujuan warga memenuhi kebutuhan jelang lebaran. (IDN Times/Zulkifli Nurdin)

Bhima melanjutkan, akibat hal itu bisa saja proyeksi yang telah dibuat pemerintah bahwa perekonomian bisa kembali pulih di tahun 2021 malah melesat.

"Baru 2022 malah recovery-nya karena harusnya pandemik selesai 2020 dan 2021 recovery (ekonomi). Ini jadi berubah total proyeksi," ucapnya.

Bhima mengatakan, seharusnya Indonesia bisa mencontoh Vietnam dan Taiwan, di mana pelonggaran dilakukan ketika kurva sudah mengalami penurunan.

2. Penerapan protokol new normal di mal dinilai tidak akan efektif

Pengamat: Mal Dibuka 5 Juni, Pemulihan Ekonomi Bisa Molor Hingga 2022Salah satu toko pakaian di Bigmall Samarinda yang menyajikan barang diskon dan menjadi daya tarik pengunjung menjelang lebaran. (IDN Times/Zulkifli Nurdin)

Dihubungi terpisah, Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah mengatakan, kebijakan membuka mal dapat memicu munculnya klaster baru COVID-19, apalagi saat ini banyak masyarakat yang akan kembali lagi ke Jakarta setelah mudik.

"Kita masih menghadapi mereka yang arus balik, meski ditutup jalannya sampai ke sini kan jalan tikus banyak, saya mengkhawatirkan terjadi gelombang kedua dari mereka-mereka yang mungkin kategorinya OTG (Orang tanpa gejala),"ucap dia.

Dia melanjutkan, meski nantinya mal-mal akan menerapkan Protokol New Normal namun hal itu dinilainya tidak akan efektif.

"Kalau new normal, dari dulu kita udah new normal semenjak ada COVID. Pakai masker, cuci tangan. Tapi kan yang bahaya orang-orang tanpa gejala," ujarnya.

3. Pengelola mal dan tenant diminta gencar sosialisasi

Pengamat: Mal Dibuka 5 Juni, Pemulihan Ekonomi Bisa Molor Hingga 2022Diskon pakaian rupanya tak melulu jadi incaran utama para pengunjung mall. (IDN Times/Zulkifli Nurdin)

Lebih lanjut, kata Trubus, pengelola mal dan tenant harus benar-benar siap jika memang mal akan kembali dibuka. Dia meminta agar pengelola dan tenant gencar melakukan sosialisasi terkait wacana pembukaan mal tersebut, agar pengunjung bisa lebih waspada.

"Kalau untuk tenant yang kecil-kecil mungkin bisa jaga jarak, kecuali besar kaya restoran. Mungkin bisalah, tapi dari pada makan di restoran mending di rumah bisa sambil ngobrol," ujarnya.

Baca Juga: Ini Panduan Lengkap dari Kemenkes tentang New Normal di Tempat Kerja 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya