Rupiah Kembali Tertekan, Karena Apa? 

Banyak sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah

Jakarta, IDN Times - Setelah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memanas beberapa hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar terus mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah hari ini kembali melemah 0,2 persen atau bertengger di posisi Rp 14.463 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (15/5).

1. Trump melunak, rupiah melemah

Rupiah Kembali Tertekan, Karena Apa? IDN Times/Aan Pranata

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan melemahnya rupiah antara lain karena perkembangan yang positif terkait perang dagang antara AS dan China, hal ini membuat dolar semakin perkasa dan menjadi incaran para Investor.

Menurutnya, setelah sering kali mengeluarkan pernyataan yang keras terhadap negara tirai bambu, belakangan justru Donald Trump semakin melunak.

Ini bisa dilihat dari ucapan Donald Trump yang menyebutkan bahwa perang dagang dengan China hanya pertengkaran kecil sembari bersikeras bahwa negosiasi antar dua negara belum putus. 

2. Trump meminta The Fed menyesuaikan suku bunga

Rupiah Kembali Tertekan, Karena Apa? IDN Times/Auriga Agustina

Disisi lain Trump meminta The Fed menyesuaikan setiap stimulus yang dilakukan oleh China, untuk mengimbangi ekonomi dan tarif barunya.

Presiden Fed Kansas City Esther George memperingatkan dalam sebuah pidato bahwa "suku bunga yang lebih rendah dapat memicu gelembung harga aset, menciptakan ketidak seimbangan keuangan, dan akhirnya menyebabkan resesi, "

Sebagaimana diketahui jika The Fed menyesuaikan suku bunga, ini akan mempengaruhi pergerakan nilai Rupiah, ataupun mata uang Asia lainnya.

3. Neraca dagang turut mempengaruhi pelemahan rupiah

Rupiah Kembali Tertekan, Karena Apa? IDN Times/Auriga Agustina

Sementara dari domestik, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan neraca dagang yang defisit sebesar US$2,5 miliar.

Melihat data ini, pelaku khawatir dengan posisi defisit transaksi berjalan Indonesia.
Sebagai informasi, pada kuartal I lalu, defisit transaksi berjalan tercatat 2,6 persen dari PDB atau memburuk dibanding periode sama tahun lalu 2,01 persen.

4. Faktor eksternal banyak mempengaruhi pergerakan Rupiah kedepan

Rupiah Kembali Tertekan, Karena Apa? IDN Times/Auriga Agustina

Ibrahim memprediksi rupiah besok akan berada di level Rp14.400 per dolar AS - Rp14.480 per dollar AS. Dia menambahkan pelaku pasar harus waspada,  sebab hingga hari Jumat depan akan banyak data ekonomi yang dirilis.

"Data ekonomi rabu sampai jumat akan dirilis, di Eropa tentang masalah pengangguran ekspektasi cukup bagus, " tuturnya

Dia bilang hal ini berpotensi membuat dolar kembali menguat, "penguatan dolar akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan penjualan hingga rupiah masih mengalami pelemahan, " ucapnya

Selain itu, faktor lain yang akan menghantui rupiah adalah sentimen brexit yang belum ada ujungnya hingga bulan Juni.

"Ingat masalah Inggris masalah brexit,  Parlemen belum mendapat hasil sehingga tidak ada kepastian, " Jelasnya.

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya