Tips Menyiapkan Dana Pensiun untuk Kamu yang Berpenghasilan Pas-pasan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dana pensiun merupakan hal yang sangat penting, lantaran biaya hidup di masa tua tidak murah. Orang di usia 40 tahunan sudah wajib aktif mengumpulkan dana pensiun.
Tapi sejak kamu di usia 30 tahunan, sebaiknya kamu sudah menyiapkan diri agar tidak kesulitan di kemudian hari. Lantas, bagaimana jika kamu belum mengumpulkan dana pensiun di usia tersebut dan memiliki penghasilan pas-pasan?
Simak tips berikut ini untuk langkah-langkah yang perlu kamu lakukan agar siap mengumpulkan dana pensiun.
Baca Juga: Cara Siapkan Dana Pensiun agar Masa Tua Kamu Sejahtera
1. Cari tahu pengeluaran di masa pensiun dengan mencoba hitungan seperti ini
This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media.
Coba hitung pengeluaran tahunan kamu di masa tua dengan menggunakan asumsi inflasi dan penurunan standar biaya hidup.
Mengutip riset Lifepal, berikut perhitungan asumsi pengeluaran di hari tua jika standar hidup orang yang bersangkutan diturunkan 30 persen, dan asumsi inflasi di Indonesia 5 persen per tahun:
Usia saat ini: 40 tahun
Usia pensiun: 58 tahun
Jangka waktu mengumpulkan dana pensiun: 58-40 = 18 tahun
Asumsi harapan hidup: 74 tahun
Biaya hidup per bulan: Rp4 juta
Biaya hidup satu tahun: Rp4 juta X 12 = Rp48 juta
Pengeluaran di masa pensiun (diturunkan standarnya): Rp48 juta x 70 persen = Rp33,6 juta.
Penurunan biaya hidup di masa tua bisa dilakukan sesuai dengan yang kamu kehendaki. Adapun alasan penurunan estimasi biaya hidup disebabkan karena:
- Pengeluaran kamu bisa jadi berkurang karena anak-anak kamu mungkin sudah lulus atau karena perubahan gaya hidup
- Kemampuan mengumpulkan dana pensiun saat ini kurang baik
Baca Juga: Waspada! Ini 5 Ciri Investasi Syariah Bodong
2. Berinvestasi dengan metode cost averaging untuk dana pensiun
Untuk bisa mengumpulkan dana sebesar Rp1,29 miliar selama 18 tahun, berinvestasi dengan cara lump sum (sekali bayar) tentu cukup berisiko. Kamu bisa saja kekurangan aset likuid dalam jumlah besar, yang bisa berdampak serius dalam kesehatan finansial kamu.
Lakukanlah investasi berkala (cost averaging) setiap bulan untuk mengumpulkan dana pensiun kamu.
Dengan menyisihkan dana sebesar Rp1,95 juta per bulan ke instrumen investasi yang bisa menghasilkan imbal hasil 10 persen per tahun, maka kamu membutuhkan waktu 225 bulan untuk bisa mendapatkan uang Rp1,29 miliar.
3. Jangan tarik dana Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan sejatinya bisa diklaim ketika kita sudah tidak lagi bekerja karena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengunduran diri.
Besaran dana JHT tentu cukup menggiurkan untuk ditarik, apalagi bagi mereka yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun.
Namun perlu diketahui, mencairkan dana tersebut bukanlah keputusan yang tepat. Sebaiknya, jadikan dana JHT BPJS sebagai tambahan dana pensiun di hari tua nanti.
4. Investasi setelah utang kamu terkendali dan memiliki dana darurat
Jangan berinvestasi ketika kamu masih memiliki utang demi memiliki dana pensiun. Ketika utang tidak dibayar, maka akan muncul biaya denda atau penalti yang dikeluarkan pihak pemberi kredit. Alhasil pengeluaran per bulan menjadi bengkak.
Selain itu, pastikan kamu memiliki dana darurat yang bisa mencukupi kebutuhan kamu selama minimal 6 bulan, di saat kamu kehilangan pendapatan.
Baca Juga: 6 Tips Menabung Dana Darurat, Penting untuk Kebutuhan Mendesak!