Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,5 Persen 

BI melihat ruang penurunan suku bunga acuan masih terbuka

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur yang digelar Senin 18 Mei - Selasa 19 Mei 2020. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,5 persen.

Sejalan dengan itu, BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility dan lending facility, masing-masing dipatok tetap pada 3,75 persen dan 5,25 persen. 

Baca Juga: Bank Indonesia Tolak Mentah-mentah Usulan Cetak Uang Rp600 Triliun

1. Alasan BI menurunkan suku bunga acuan

Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,5 Persen Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kondisi Ekonomi terkini (Tangkapan Layar Bank Indonesia)

Perry mengatakan, keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

"Meskipun BI melihat adanya ruang penurunan suku bunga, seiring dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama pada tahun 2020 ini," tuturnya. 

2. Inflasi diprediksi akan stabil hingga akhir tahun

Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,5 Persen Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kondisi Ekonomi terkini (Tangkapan Layar Bank Indonesia)

Dalam kesempatan itu, Perry juga menyampaikan, inflasi tetap rendah dan terjaga. Inflasi pada April 0,08 persen (mtm) lebih rendah dari Maret 2020 sebesar 0,1 persen. Hal ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan dan memadainya rantai distribusi.

Hingga akhir tahun, inflasi diprediksi akan tetap stabil di bawah kisaran 3 persen, masih di dalam target sasaran BI 3±1 persen.

3. April hingga 14 Mei terjadi net inflow pada portofolio investasi

Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,5 Persen Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Youtube/Bank Indonesia)

Sementara itu, terjadi aliran modal asing yang masuk ke RI. Pada April 2020 hingga 14 Mei 2020, terjadi net inflow pada portofolio investasi sebesar US$4,1 miliar setelah mencatat outflow US$5,7 miliar pada kuartal I 2020.

Baca Juga: Bank Indonesia Proyeksikan Inflasi April Rendah, Hanya 0,2 Persen

Topik:

  • Sunariyah
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya