Usai Libur Panjang, IHSG Senin Pagi 3 Agustus Langsung Loyo

Pekan ini IHSG diramal lesu

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah 2,39 poin, atau 0,05 persen ke level 5.147,235, pada perdagangan Senin (3/8/2020).

Sebanyak 101 saham menguat, 63 saham melemah, dan 116 saham tidak mengalami perubahan. Adapun pada pagi hari ini volume saham tercatat 83,712 juta lembar saham, dengan frekuensi 6,258 kali. Investor membukukan transaksi sebesar Rp6,770 miliar.

1. IHSG pekan ini akan melemah karena sentimen negatif

Usai Libur Panjang,  IHSG Senin Pagi 3 Agustus Langsung LoyoIlustrasi Harga Saham Turun (Bearish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pekan depan laju pasar saham akan dibayangi sentimen negatif. Utamanya dari faktor eksternal.

Hans mengatakan ekonomi AS yang mengalami resesi dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II minus 32,9 persen, membuat pelaku pasar khawatir, meski angka ini cukup baik dari ekspektasi pelaku pasar sebesar 34,7 persen.

"Memang ini negatif bagi pelaku pasar," kata dia, kepada IDN Times, Minggu 2 Agustus 2020.

Baca Juga: Riset Lifepal: IHSG Naik Kalau Dow Jones Naik, Bagaimana Faktanya? 

2. Pasar Eropa yang negatif juga turut mewarnai laju negatif IHSG

Usai Libur Panjang,  IHSG Senin Pagi 3 Agustus Langsung LoyoIlustrasi Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Hans menuturkan, selain itu perekonomian pasar Eropa yang menyusut 11,9 persen pada kuartal II tahun ini, membawa arus IHSG ke jurang negatif pada pekan depan.

"Eropa menunjukkan sentimen negatif, ini lebih jelek dari perkiraan pasar,'' tutur dia.

Perlu diketahui, setelah mengalami pertumbuhan yang minus pada kuartal I, Spanyol mencatat penurunan ekonomi paling dalam di kuartal II - 2020, yaitu minus 18,5 persen. Kemudian, Prancis pada kuartal II mencatatkan penurunan ekonomi sebesar 13 persen.

3. Naiknya harga emas menjadi cerminan investor masih khawatir akan kondisi resesi dan COVID-19

Usai Libur Panjang,  IHSG Senin Pagi 3 Agustus Langsung LoyoIlustrasi Penurunan Harga Saham/Bearish (IDN Times/Arief Rahmat)

Selanjutnya, menurut Hans, naiknya harga emas terus menerus menjadi cerminan bahwa investor masih takut dengan adanya tekanan yang disebabkan resesi.

Perlu diketahui, pelaku pasar cenderung memilih berinvestasi di safe haven seperti emas jika kondisi perekonomian sedang tidak baik. Harga emas Antam pun sudah menyentuh level tertinggi sejak Selasa 27 Juli 2020, atau Rp1.022.000 per gram.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, IHSG Kamis 30 Juli Bergerak Labil Nih

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya