Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup Gagal

Ia utarakan itu saat sesi Startup Weekend di Semintak

Badung, IDN Times - Startup Weekend kembali di gelar di Bali. Acara besutan dari Techstars ini digelar di K{E]MBALI Innovation Hub, Jalan Sunset Road Nomor 28, Seminyak, Kuta selama 54 jam! Acara yang diisi oleh kurikulum yang didesain untuk memberikan pengalaman teori dan praktik oleh bidang wirausahawan ini, pun sukses mendatangkan lebih dari 70 peserta pada pembukaannya, 10 Mei 2019 lalu.

1. Dibuka oleh motivational speaker dan picthing

Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup GagalIDN Times/Ayu Wulandari

Pada hari pertama, sekaligus pembukaan acara yang digelar Jumat (10/5) lalu, Startup Weekend mengundang beberapa pembicara yang berkaitan erat dengan dunia startup. Di antaranya Steve Saerang, Head of Education and Public Community Development; dan Made Artana, Founder STMIK Primakara Bali. Acara dilanjutkan oleh penyampaian ide (Picthing) dari masing-masing peserta, dan pemilihan pitch yang unggul dengan cara voting. Di akhir acara hari pertama, tim-tim sudah terbentuk berdasarkan ide unggul yang akan dimatangkan pada hari kedua.

2. Made Artana: 90 persen startup gagal masih mau?

Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup Gagalpixabay.com/StartUpStockPhotos

Founder STMIK Primakara Bali, Made Artana, membuka sesi bicaranya dengan statement "90 persen startup gagal! Masih mau?". Made Artana menjelaskan, untuk memulai dan menjaga keberlangsungan startup itu sangat tidak mudah dan menantang. Banyak startup yang tidak bisa bertahan hidup.

Faktor kegagalan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Seperti no market need (Tidak adanya kebutuhan pasar), ran out of cash (Kehabisan dana), not the right team (Pemilihan sumber daya manusia yang kurang tepat), dan lainnya.

Artana lalu menutup sesinya dengan statement "Mentality is the key!", yakni dibutuhkan kesiapan dan kekuatan mental yang tangguh untuk membangun sebuah startup.

3. Beragam topik datang dari berbagai kalangan pelajar hingga startup lokal

Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup GagalPexels.com/rawpixel.com

Para peserta Startup Weekend Bali kali ini diikuti oleh berbagai kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, wirausahawan, freelancers, komunitas, profesional, maupun startup lokal. Latar belakang dari peserta inipun terdiri dari 50 persen teknis (Developer, coder, desainer) dan 50 persen bisnis (Marketing, education, law, bisnis, dan lainnya).

Karena keberagaman ini, ide-ide yang muncul dari sesi pitching pun majemuk. Ada yang mengangkat tentang isu lingkungan, fashion, pendidikan, sosial, pariwisata, dan masih banyak lainnya.

4. Dimentori oleh para profesional dan praktisi terkemuka

Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup Gagalinstagram.com/kembalihub

Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 10-12 Mei ini, para peserta akan dimentori oleh beberapa profesional dan praktisi nasional maupun internasional di bidang startup. Seperti Leonard Papilaya (Software Developer Gringgo), Catra Darusman (Project Coordinator SecondMuse Indonesia), I Putu Wiraguna (Mentor Five Pillars Foundation), Donald Manoch (Founder of Foodcious.com), Maria Agustin (Partnership Manager of Hubud Coworking Space), Laszlo Schürg (Web Developer & Co-Founder Entrepreneurs Club Cologne), dan Retno Ika Safitri (CPO & Founder of Tanibox).

5. Diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan di Indonesia

Founder STMIK Primakara Bali: Hampir 90 Persen Startup Gagalpixabay.com/Yanns

Steve Saerang, Head of Education and Public Community Development, yang juga sebagai pembicara pada pembukaan Startup Weekend ini, berharap dengan adanya ide-ide baru dari ajang tersebut bisa membantu dalam penyelesaian masalah di Indonesia. Sehingga dapat mengangkat derajat banyak pihak, baik penggiat startup, maupun penerima manfaat.

Baca Juga: 7 Artis Indonesia yang Bahasa Inggrisnya Dikoreksi Englishbusters

AYU WULANDARI Photo Writer AYU WULANDARI

Ayputriw@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya